Semuanya menatap Jisoo. Lebih tepatnya menatap benda yang melingkar di leher sang eonni tertua. Jisoo bingung, apa yang di katakan adiknya itu. Ia ikut melirik ke lehernya dan memang ada benda yang melingkar disana, sedikit tertutupi oleh kerah t-shirt hitamnya. Ia menarik keluar benda itu dari kerah t-shirtnya.
"Sejak kapan eonni menggunakan Liontin?" Jennie mulai bertanya. Baru pertama kali ia melihat Jisoo menggunakan kalung.
Jisoo bahkan binggung sendiri, sejak kapan liontin itu ada di lehernya? Ia bahkan tak pernah melihat liontin dengan jenis seperti ini. Jisoo terus menatap benda yang melingkar di lehernya itu, bentuk nya aneh.
"Aku tidak tau sejak kapan aku menggunakan kalung ini, bukankah tadi di sekolah leher ku tidak ada apa apa?"
Semuanya mengangguk setuju.
Tapi sesuatu tiba tiba melintas di pikiran Jisoo. Ia seperti mengingat sesuatu, tapi apa?? Ia terus saja mengingat ingat benda apa itu. Dan....
Ah!!
"Kotak itu!" Jisoo kemudian berlari menaiki tangga meninggalkan meja makan dan menuju kamarnya. Ia membuka pintu kamar dan sekarang berdiri di depan lemari tiga pintu dengan design mewahnya. Belum sempat ia membuka lemari, terdengar Lisa yang berteriak keras dari bawah memanggilnya. Awalnya Jisoo ingin mengabaikan teriakan Lisa, namun Jennie kemudian juga ikut berteriak. Tidak bisakah mereka memanggil ku baik baik, pikirnya.
Tanpa babibu ia kemudian turun dengan perasaan agak kesal.
"Kenap-a" Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Jisoo langsung menutup hidungnya dengan tangan. Bau ini!!
"Dimana Rosé?!" Ia melihat sekeliling ruangan hanya ada Jennie dan Lisa yang juga menutup hidung mereka. Jisoo mulai panik, Rosé adalah vampire yang paling tidak bisa menahan bau darah segar apalagi ini bukan darah segar biasa, ini merupakan darah salah satu manusia Azblood.
Lisa nampak mulai berkeringat, ia melihat Rosé yang langsung hilang kendali dan matanya yang sudah menjadi warna hitam onyx saat bau ini datang dan Jennie yang berusaha menahan Rosé juga hampir hilang kendali. "Rosé eonni pergi" sekujur tubuhnya menggigil.
Jennie yang mencoba menahan Rosé pun hampir hilang kendali jika ia tadi tak langsung menutup hidung, sekarang ia sudah dalam setengah sadar. "Eonni kita harus pergi mengejar Rosé"
Jisoo yang semulanya agak kesal karena Lisa dan Jennie berteriak sekarang sudah berubah menjadi sangat khawatir dan panik.
"Jangan pernah lepaskan tangan kalian dan menghirup bau ini, mengerti!?" Jennie dan Lisa mengangguk patuh.
Mereka secepat mungkin melesat dan mencari keberadaan Rosé yang menghilang begitu saja. Kemudian mereka sampai di hutan yang hampir gelap jika tidak ada penerangan dari bulan. Jisoo menginterupsi agar mulai berpencar mencari ke seluruh penjuru hutan yang remang. Jisoo pergi ke arah utara dan terus melesat sambil memanggil nama adiknya yang menghilang itu, Jennie ke arah timur dengan tangan nya yang masih setia menutup hidungnya, Lisa ke arah barat dan menggunakan indera pendengarannya sebagai acuan.
Setelah beberapa menit berlalu Rosé masih tak kunjung ditemukan. Jisoo, Jennie, dan Lisa kembali bertemu di tengah hutan.
"Eonni bagaimana ini?? Rosé Eonni belum ditemukan juga bagaimana kalau ada sesuatu yang terjadi padanya??"
"Apa kita cari ulang Rosé di hutan ini lagi??" Jennie menambahkan.
"Aku juga khawatir tentang dia Lisa, kita belum mencari ke bagian barat. Sebaiknya kita ke sana"
Belum melesat, mereka mendengar ada suara seperti eraman dari arah barat. Ini jelas tidak mungkin serigala kan? Bulan bahkan belum menunjukan tanda tanda akan adanya kedatangan bangsa serigala bukan? Tapi kemudian akhirnya mereka tersadar bahwa malam ini merupakan malam dimana bulan di lapisi oleh awan merah yang menutupi sebagian dari bulan. Malam ini merupakan malam kedatangan bangsa serigala untuk memancing vampire keluar dengan membunuh manusia Azblood sebagai umpan.
Mereka bertiga sadar bahwa Rosé sudah terpancing akan hal ini.
"Tak akan ku beri ampun pada serigala beringas itu!" Jisoo melesat cepat ke arah barat dimana eraman tadi berasal, ia murka akan pancingan bangsa serigala yang telah di telan adiknya. Jennie dan Lisa pun menyadari akan hal itu, mereka langsung melesat mengikuti Jisoo yang sudah melesat terlebih dahulu.
Suara eraman pun semakin dekat terdengar, ada beberapa serigala di depan sana. Dengan menambah kecepatan lesatan kini sudah tampak tiga ekor serigala yang sepertinya memang sudah menunggu mereka dari tadi. Wajah beringas serigala ini sangat jelas, gigi tajam di aliri liur yang menjijikan, dan bulu lebat berwarna abu abu kecoklatan yang melapisi kulit mereka tampak kasar.
Ketiga vampire ini kemudian melepas tangan mereka yang sedari tadi menutupi hidung, mereka tidak akan bisa menyerang jika hanya menggunakan satu tangan. Untungnya, bau darah itu sudah tidak ada tersisa. Jisoo tiba tiba mencium bau Rosé yang sepertinya tidak jauh dari tempat ini, tapi masalah mereka sekarang ada di depan yaitu serigala buluk yang menghalangi mereka. Karena tidak mau kehilangan jejak Rosé, Jisoo, Jennie, dan Lisa pun langsung menyerang ketiga serigala ini. Mereka mendapat banyak perlawanan dan serangan berupa cakaran dan gigitan yang hampir saja mengoyak tubuh mereka apabila mereka tidak sempat menghindar.
Setelah melawan dengan menghabiskan cukup banyak tenaga, Jisoo, Jennie, dan Lisa pun berhasil menghabisi ketiga serigala itu. Serigala ini terkapar tak bernyawa di atas tanah hutan.
"Eonni aku dapat mencium bau Rosé di dekat sini! Dan di-a te-r-lu-ka" Wajah Jennie pucat setelah menyelesaikan kalimatnya dan mengetahui bahwa Rosé terluka lewat bau darah yang tercium dari adiknya itu.
"Rosé eonni terluka?!"
Jennie mengangguk lemah
"Kita harus temukan dia sebelum dibawa oleh serigala serigala sialan itu" Jisoo menginterupsi.
Mereka langsung menuju ke arah barat tempat dimana bau Rosé tercium. Lesatan cepat kembali digunakan. Ketika bau Rosé semakin mendekat, bau sesuatu yang lain muncul, arahnya bersamaan dengan bau Rosé.
Dan ketika sampai bertapa terkejutnya mereka melihat Rosé yang terbaring lemas di atas tanah dengan lumuran darah kecoklatan akibat luka di bagian lengan kirinya. Dan di samping Rosé terbaring, ada seorang laki laki yang berusaha untuk mengangkat tubuh nya.
Wajah ketiga gadis vampire ini merah padam melihat apa yang ada di hadapannya.
"BERANI NYA KAU MENYENTUH ADIK KU BEBEDAH!!"
.
.
.
.
.
-TBC-
Wahh udah lama gak update hehe...
Apakabar readers?? Adakah yang menunggu saya update? Hmm mungkin gak ada... ╥﹏╥
Yah kalian taulah ini musim musim orang stres termasuk saya karena ujian yang membuat pusying, jadi gak sempet mau nulis ini cerita yang gaje hoho
Dan untuk YG stan, IKONIC jangan pada stres ya karena babeh dan Bi Ai... Tetap semangat!! walaupun sakid ಥ_ಥ
-VOTE DAN COMMENT YAA-

KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Vampire
FanfictionJisoo, Jennie, Rosé, dan Lisa merupakan vampire yang tidak pernah tau siapa, dimana, dan seperti apa orang yang sudah memberikan kehidupan kepada mereka. Apakah orang tua mereka itu hidup atau mati, belum ada yang mengetahuinya..