Sixteen

302 20 2
                                    

Jisoo, Jennie, Rosé, dan Lisa terpaku menatap mayat pucat didepan mata mereka. Siapa yang melakukannya, melempar mayat seenak nya didepan mobil mewah keempat gadis vampire? 

Keadaannya sedikit tidak wajar. Tidak hanya pucat seperti mayat pada umumnya, tapi terdapat bekas cabikan terbuka pada lehernya seperti habis diterkam binatang buas. Bukan. Mereka tentu tahu, ini bukan sekedar binatang buas, tapi vampire gila yang haus darah. Jennie tidak dapat menahan mimik wajahnya, ia tampak sangat terkejut, seperti mengalami de javu.

"U-ulah siapa ini??" 

Jisoo, Rosé, dan Lisa tidak bisa menjawab.

Lisa meneliti wajah pucat itu, sangat tidak asing baginya. "eonni bukankah dia yang pernah kau ancam ketika menggoda Rosé eonni?" Lisa sedikit melirik Jisoo. Ia baru sadar laki laki ini yang pernah berbisik dengan temannya saat berkata gadis berambut merah akan jatuh kepelukannya. Mengingatnya membuat Lisa jijik, karena ia juga pernah menggodanya walau sedikit.

"Kalian tunggu di mobil, biar ku urus mayat ini" tanpa menjawab pertanyaan Lisa, Jisoo langsung melesat hilang membawa mayat itu.

Mereka bertiga hanya menurut baru kemudian masuk ke dalam mobil tanpa bersuara lagi. Beberapa menit setelah itu, Jisoo datang kembali dan menjalankan mobil. Mereka pulang. 

Dibalik semak-semak liar yang tinggi, sosok yang sedari tadi mengamati menampakkan taring runcingnya, ia tersenyum.

"Semoga kau tersanjung, sayang..." ucapnya sebelum lenyap bagai ditiup angin.

---

Di sebuah ruangan remang berarsitektur kuno yang hanya diterangi lilin-lilin yang melekat pada bata dinding, seorang laki laki menatap lekat langit-langit kamarnya. Banyak hal yang sedang mengisi otaknya. Bayangan kejadian-kejadian masa lalu terus menghantui pikirannya sejak tadi.

Seorang bocah laki laki berjalan sendirian mengitari taman yang sepi. Mulai dari bermain ayunan, menaiki prosotan, menaiki jungkat-jungkit, berlari, merangkak, hingga akhirnya lelah dan berakhir terbaring di atas rerumputan hijau. Semua ia lakukan sendiri. Napas nya tersenggal-senggal sehabis menyelesaikan semua permainan yang ada di taman ini. 

"Are you okay?" terdengar suara seseorang. Suara yang polos.

Bocah laki laki ini langsung berdiri dan melihat ke arah sumber suara, ada seorang bocah perempuan sedang menatapnya bingung. Bocah perempuan ini mungkin seumuran dengannya tapi sepertinya lebih tinggi dari bocah laki laki ini.

Apa yang dilakukannya sendirian di sini, dimalam hari?

"What are you doing here?"  tanya bocah laki laki.

"Oh, i think i'm bothering you. I'm sorry." Ia merogoh saku celananya.

"This is for you," sang bocah perempuan memberikan sesuatu dan tersenyum manis.

Sebuah permen rasa jeruk. Itu yang diberikan padanya sebelum sang bocah perempuan pergi menjauh.

Keadaan menyedihkan setelah orang tuanya meninggal seminggu yang lalu telah membuat nya merasakan kesedihan, kemarahan, dan kehampaan. Semua itu dapat dirasakannya sekaligus. Menanggung beban perasaan yang berat membuatnya mencoba mengalihkan pikiran dan perasaannya dengan kegiatan yang setiap malam hari ia lakukan di taman itu sendirian. Bermain ayunan, menaiki prosotan, menaiki jungkat-jungkit, berlari, merangkak, hingga akhirnya lelah dan berakhir terbaring diatas rerumputan hijau. Itu ia lakukan tanpa henti setiap malam. Tapi keadaan itu tak berjalan lama, kejadian singkat pertemuan itu untuk pertama kali lambat laun telah mengubah semuanya.

Pretty VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang