Fourteen

317 19 2
                                    

"mengenai itu.."

Jisoo, Jennie, dan Lisa menatap penuh harap pada Rosé.

"aku hanya bercanda"

Apa??

"kau tau Lisa, Aku kira kau hanya sedang berkhayal seperti biasanya. Jadi aku hanya mengoda mu, ta-tapi aku tidak menyangka kalian akan bertanya tentang hal ini" Rosé menampilkan wajah polosnya.

Lisa tidak dapat menahan dirinya lagi, dianggap apa dirinya oleh Rosé. Sama halnya dengan Jisoo dan Jennie, jika tak mengingat adiknya ini baru sembuh mungkin Rosé sudah sendirian di ruang tengah ini.

"sepertinya aku tidak ada harga di depan mu eonni, apa aku semenyedihkan itu sampai kau selalu mengganggap omongan ku tidak pantas untuk dipercaya?" ucap Lisa dengan nada sendu.

Rosé merasa bersalah akan apa yang telah dikatakannya, memang benar seharusnya ia tak boleh selalu menyepelekan omongan adiknya itu. 

"maafkan aku Lisa, aku tidak bermaksud begitu. Sekarang ceritakan dengan detail apa yang kau katakan tadi, aku akan mendengar mu penuh perhatian, aku janji" ucap Rosé dengan nada serius.

Lisa memalingkan wajahnya, ia mulai berdiri untuk meninggalkan eonninya itu. Tapi itu tak akan Jennie biarkan. Jennie menarik salah satu tangan Lisa dengan kuat sehingga Lisa kembali terduduk di atas sofa ini. "EONNI" protesnya.

"kenapa kau pergi? marah?" ucap Jennie menahan tawanya.

"tidak mungkin aku bahagia apabila ia bilang begitu padaku" matanya menatap nyalang pada Jennie.

Jisoo tersenyum tipis melihat drama yang selalu ada di antara ketiga adiknya itu, menurutnya itu lucu. 

"dan kenapa kau tertawa Jisoo eonni? apa aku terlihat seperti lelucon??" 

"siapa yang tertawa? aku hanya tersenyum Lisa-ssi" goda Jisoo. "kenapa kau sensitif sekali hari ini? apa lemak mu bertambah?"

Wah,,, kepala Lisa seperti akan pecah hari ini, bagaimana tidak Jisoo dan Jennie menggodanya tanpa jeda, ia seperti mendapat combo duo. Tapi yang tidak bisa di tolerir adalah perkataan Jisoo, ia tau kalau Jisoo berniat menggodanya tapi jika masalah lemak bertambah itu sudah melewati garis. 

Seketika itu juga Lisa mengamuk, mengeluarkan segala macam kata kata yang sedari tadi ia tahan. Dan itu di nikmati oleh Jisoo. Setelah selasai mengeluarkan semuanya Lisa kemudian diam dan beralih menatap Rosé.

"Eonni, tadi di sekolah kami bertemu Bobby si mata pejam, ia menceritakan bahwa di dunia itu bukan hanya ada dunia manusia saja tapi juga ada Dunia Vampire. Dan yang dapat kami tangkap adalah kemungkinan besar kita dapat mengetahui informasi tentang orang tua kita melalui Dunia itu, Dunia Viothelice. Dia bilang dulu disana terjadi perebutan kekuasaan oleh keempat anak Raja Vampire dan yang kemudian menjadi 4 kerajaan terpisah yaitu Black kingdom, White kingdom, Red kingdom, dan Blue kindom. Kau akan terkejut saat tau bahwa liontin Jisoo eonni merupakan peninggalan milik Black kingdom. Ada cara untuk kesana tapi si mata pejam tidak menjelaskan dengan detail huh" Lisa tiba tiba menceritakan panjang lebar setelah tadi ia mengamuk. Rosé tertegun mendengar kalimat panjang Lisa itu, tapi setidaknya ia senang adiknya itu sudah tidak marah padanya lagi.

"Apa itu cerita itu nyata?"

"Kau masih tidak percaya padaku???" Lisa kembali dengan mode mengamuknya.

"Tidak bukan begitu maksudku,, kau bilang Bobby yang menceritakannya kan? Apa dia dapat dipercaya begitu saja?" Dengan cepat Rosé mengelak. 

Jisoo dan Jennie mengangguk setuju, tidak seharusnya mereka langsung percaya akan hal itu. Bahkan sebenarnya tadi Bobby juga berkata bahwa itu hanya dongeng.

Pretty VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang