Epilog

48.4K 3.7K 322
                                    

Lama yah updatenya? Wkwkwk iya memang, perlu semedi dulu biar dpet ini untuk part ini.

Orait, hepi riding part terakhir ini. Typo bertebaran!

***

Ijab qobul di laksanakan di kediaman keluarga Harungga. Hanya ada beberapa saksi yang hadir, dan keluarga inti dari pihak laki-laki, juga wali hakim untuk Nami sebab wanita itu sudah tidak memiliki ayah ataupun saudara lelaki dari pihak ayahnya.

Kedua orangtua Rey sudah mengetahui asal-usul Namira. Mereka sungguh tidak tahu dan tak menyangka jika Namira ada hubungan dengan mantan calon besannya, nama terakhir yang di pakai Nami tentu membuat siapapun tidak akan ada yang menduganya.

Meski bu Andrea marah mendengar pengakuan anaknya yang sudah menghamili wanita lain ketika status Rey sudah bertunangan, dan meradang karena wanita yang Rey hamili ternyata masih ada sangkut pautnya dengan keluarga calon besannya.

Tapi tetap mendukung keputusan anaknya yang lebih memilih bertanggung jawab. Bu Andrea mendesak Rey agar segera membawa wanita yang mengandung cucunya ke rumah, namun belum juga terlaksana, ia mendapat kabar jika wanita itu pergi dan kembali setelah cucunya lahir.

Bagaimanapun drama yang terlewat pada akhirnya dia lega, ketika Rey berhasil membawa cucu beserta ibunya kembali, dan kini sudah sah menjadi sepasang suami isteri.

"Jona akan tidur dengan Mom." Kata wanita bule setengah baya yang matanya menyerupai mata Rey.

"Kenapa begitu?"

"Karena Mom mau. Dan Rey, bukannya kamu sendiri yang bilang agar memberi space untuk kalian berdua?" Nami yang mengamati anak dan ibu itu segera melihat suaminya.

"Sudahlah, lebih baik kalian masuk kamar." Dagu wanita bule itu mengarah ke pintu kamar yang tertutup, "Mira, asi untuk Jona sudah ada kan?" Nami mengangguk keheranan, kemudian meringis ketika sebuah pemahanan masuk ke dalam kepalanya. Jadi untuk alasan ini, ibu mertuanya meminta dirinya menyimpan Asi cadangan, ternyata anaknya akan di bajak.

Untuk sementara, setelah mereka menjadi suami istri pagi tadi, Rey menyetujui ibunya untuk tinggal sementara di rumah orangtuanya.

Nami masuk ke dalam kamar yang ia tempati bersama Jona sebelum menikah dengan Rey. Di kamar sudah ada Rey yang kelihatannya sudah mandi, sebelumnya Nami menidurkan Jona terlebih dahulu yang langsung di bawa mertuanya begitu sang cucu tertidur.

"Mandi?" Tanya Rey pada istrinya yang langsung mengangguk. Rey memberikan handuk yang sepertinya sudah di siapkan lelaki itu.

Nami berjalan tak semangat ke arah kamar mandi. Dia kelelahan, maunya langsung tidur, meski bisa di bilang ijab tadi sederhana, namun tetap saja menguras tenaganya. Wanita itu mengernyit, memikirkan bagaimana luar biasa lelahnya kalau keluarga Harungga mengadakan resepsi yang rencananya akan di selenggarakan dua bulan lagi di Hotel milik keluarga itu. Mungkin gagasan langsung tidur tanpa mandi dulu setelah acara selesai, akan di lakukan jika hal itu terjadi.

Tidak mengambil waktu lama ketika mandi, mencuci muka dan gosok gigi lalu keluar lagi. Nami kebingungan ketika ia tak menemukan pakaian gantinya, dia kelupaan. Nami segera memakai handuk, membuka pintu kamar mandi dan hanya menjulurkan kepalanya keluar.

"Pak?"

"Ada apa?" Nami merasa tidak enak, namun lebih tidak nyaman lagi jika keluar hanya memakai handuk yang hanya menutupi sebagian tubuhnya.

"Saya lupa bawa baju ganti, bisa tolong ambilkan? Maaf."

"Oke." Jawab Rey yang segera berjalan ke lemari setelah meletakan ponselnya di ranjang, dan mengambil baju Nami yang di lihatnya.

Belahan Jiwa (Sudah Jadi Buku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang