bab 13

660 109 24
                                    

Jiyeon mengayuh sepeda nya dengan pelan menuju luar setelah melewati kebun belakang rumahnya, di ikuti Myungsoo

Sepeda jiyeon itu membuatnya begitu manis, di pandangan Myungsoo. jiyeon sangat berbeda dari apa yang ia tunjukkan di kantor. Atau yang pernah ia lihat sebelumnya?

Dan dia suka sisi Jiyeon seperti ini.

"Aku mau tahu, bagaimana desamu ini." kata Myungsoo mensejajarkan sepedahnya dengan jiyeon, mudah mengejar jiyeon, dan itu membuat jiyeon tak senang.

Jiyeon diam, tak bereaksi, sebenarnya dia agak enggan naik sepeda karena akan membuatnya mengalami keram perut, karena jujur saja, dia sudah jarang menaiki sepeda.

"Jiyeon, apa itu?" tunjuk Myungsoo pada sebuah bangunan tak jauh dari tempat mereka mengayuh sepeda.

"Itu tempat perternakan ayam."

"Wah, benarkah? Sepertinya aku pernah melihat perternakan, tapi tidak seperti itu,"

Jiyeon diam, dan masih berkonsentasi mengayuh sepeda, dia benar-benar kesal pada Myungsoo, sebanenya dia sudah mulai merasa keram di betisnya. Apalagi yang myungsoo berubah menjadi pria cerewet.

"Jiyeon, ini dekat dengan laut kah? Aku dapat mencium bau garam."

"benarkah kau tidak tahu? Lewat mana kau datang?"

Myungsoo menggaruk tengkuk, sebenarnya dia tidak sadar sekeliling dulu, bahkan dia hanya menutup mata saat sala satu pegawainya membawa ia pedesaan ini.

"kau takut?"

"tidak juga, aku tidak takut laut hanya tidak suka terapung. Kalau berdiri di pinggir saja. Aku dapat tahan. "

"oh begitu."

Saat tadi Myungsoo masih melihat beberapa Perkebunan, dan perternakan, sekarang ia sudah melihat laut di samping kirinya, cukup jauh karena dia berada diatas perbukitan dan desa-desa.

Mata Myungsoo menatap depan, melihat orang-orang berjalan dengan membawa pikulan mereka. Dan Myungsoo tidak menyangka akan menemukan desa dimana orang-orang nya masih sangat tertinggal, atau setidaknya, tak ada polusi udara.

Tiba-tiba kayuhannya berhenti saat melihat jiyeon berhenti didepan seorang pemuda. Jiyeon yang cukup jauh dari jangkauannya sekarang, membuat ia mengayuh sepeda kembali, mendekati jiyeon.

Saat sampai, dia mendengar tawa senang jiyeon, dan jiyeon menepuk tangan pemuda itu yang bersandar pada sepedanya.

Membuat Myungsoo geram.

"Tidak donghaee, tidak seperti itu. Kau jangan khawatir, kau pasti berhasil."

Pemuda bernama Donghaee itu tersipu, "Aku tidak yakin. Tapi saat di seoul nanti, maukah kau membantuku."

Apa?

Myungsoo mendesis dengan nada akrab itu, dan matanya membulat saat melihat jiyeon mengangguk. "Tentu saja! "

Yah, takut pria, konon! Kemana jiyeonnya yang dingin pada pria?

Jiyeonnya?

Pria itu beralih memandang kearah Myungsoo, dan disambut tatapan tajam Myungsoo.

Jiyeon sadar arah pandang Donghaee saat melihat Myungsoo duduk disepedanya, tepat di belakangnya.

"oh, donghaee, Kenalkan, ini bossku, Kim Myungsoo, dan Myungsoo, ini sepupuku, Lee Donghaee."

Oh sepupu.

Myungsoo tersenyum sinis, saat menerima uluran tangan lee Donghaee "Lee Donghaee."

"Kim Myungsoo."

Seducing Kim Myungsoo (a.k.a TEARS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang