bab 14

594 111 31
                                    

Myungsoo menekan dadanya saat ia kembali di hinggapi rasa aneh, saat ia memikirkan gadis itu lagi dengan kening berkerut, dia bisa dengan jelas melihat bayangan jiyeon di cermin kamar mandinya, tersenyum seindah mawar, dan tertawa dengan gembira seperti yang ia lihat saat di jeju.

Kya! gadis yang selama beberapa bulan ini menguasai imajinasi nya. Menguasai waktunya dan juga hasratnya.

Tapi ada satu yang mulai ia sadari, bahwa sekarang, tak hanya jiwanya yang mulai teralihkan, tapi juga raganya.

Dia hanya memikirkan gadis itu dan bahkan mungkin terobsesi.

Sejak Pertama kali ia melihat gadis itu di pesta ulang tahun adiknya, dia mulai menjadi gila oleh gadis itu.

Dari mulai memaksa ayahnya memberikan izin tinggal di mansion mereka yang jelas jelas jauh dari kantor, dan memberi alasan ingin mandiri.

Juga mulai merencanakan bersama gadis itu setiap saat. Yah dia sudah di tertawakan egonya Mati-matian. Tapi entah mengapa hatinya sangat terpuaskan.

Berada disekitar gadis keras kepala itu membuat sesuatu dalam dirinya berjingkrak bahagia

Dan yang paling tidak bisa ia bayang kan adalah, Bahkan meminta gadis itu sebagai... Istrinya!

Dan, bahkan saat dikapal pun dia mulai memikirkan masa depan dengan PARK JIYEON!

KONYOL!

Myungsoo terkekeh dengan lamunannya saat mengingat hal itu kembali. Dia menatap cermin didepannya, dan dengan satu genggaman, dia mengayunkan tinjunya kekaca itu, matanya menyala tajam.

Ini hanya obsesi, tidak mungkin dia mulai melibatkan perasaan, tak akan mungkin! Benarkan?

***

Jiyeon membereskan semua barangnya yang berada di Mobilnya, dari tas hingga map yang harus dia serahkan pada kim Myungsoo.

Saat dia melangkah masuk kedalam rumah, dia di kagetkan dengan keadaan rumah yang berantakan.

Fas bunga pecah berserakan, meja di obrak abrik dengan brutal bahkan beberapa foto keluaga itu pun jatuh ke lantai dengan kaca yang pecah dan bingkai yang patah.

Jiyeon berlari mencari si pemilik rumah saat ia menduga bahwa rumah itu kecurian, dengan tanpa fikir panjang, dia langsung menerobos kamar kim Myungsoo dibagian lantai atas.

Dan

Terkejut saat melihat kekacauan lebih parah disana. Jiyeon melihat kim Myungsoo terkulai lemah di lantai dekat sofa besar di kamarnya, dengan tangan berlumuran darah, hingga jiyeon memekik kaget dibuatnya.

Jiyeon datang menerjang kim Myungsoo dan langsung memangku kepala kim Myungsoo di pahanya, lalu memepuk pipi kim Myungsoo dengan panik.

Dia memanggil-manggil nama kim Myungsoo, tapi tidak mendapat respon, bahkan jiyeon khawatir bahwa boss nya itu kehilangan nyawanya. Jiyeon merasa dia menangis sekarang.

Tapi yang Myungsoo lihat saat ia perlahan membuka mata, adalah dia melihat jiyeon berteriak memanggil namanya.

Membuat kim Myungsoo mengerejap kaget, tapi ia juga tak bisa bergerak. Pandangannya masih buram dan kepalanya pening.

Hidungnya mencari banyak oksigen, dan berdehem sedikit, merasakan kekeringan di tenggorokan nya. "Hei jiyeon, mengapa kau ... meraung begitu?" panggil Myungsoo dengan suara begitu serak

Jiyeon berhenti memanggil-manggil Myungsoo, dan baru menyadari, bahwa ia memejamkan matanya.

Dan saat melihat mata Myungsoo yang memarah, dia merasa lega bahwa kim Myungsoo akhirnya sadar. "T-Tuan kim, apa yang terjadi padamu? Kau dirampok atau apa?"

Seducing Kim Myungsoo (a.k.a TEARS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang