bab 23

516 108 38
                                    

Tanpa di persilahkan, Myungsoo duduk di kursi kosong. Dia memberikan senyuman manis pada jiyeon lalu matanya berkeliling pada teman-teman jiyeon.

"Oh, dokter Choi?" kata Myungsoo terkejut saat melihat minho yang duduk disampingnya.

Dan Choi Minho hanya tersenyum hambar mendengar nada Myungsoo yang jelas-jelas tidak sinkron dengan ekpresi nya.

"Halo Tuan Kim, bagaimana keadaan anda."

Mereka berjabat tangan lalu Myungsoo mengangguk sedikit menjawab Minho, "seperti anda lihat, keadaan saya sudah sangat baik, dan well... Anda?" myungsoo melirik Krystal yang begitu rapat disamping Choi Minho.

dan Myungsoo mengenali Krystal, gadis itu dari bagian personalia. Dan alis Myungsoo melengkung ketika Krystal tersipu saat tahu dia diPerhatian Myungsoo.

Myungsoo memberi tatapan ingin tahu, dan minho langsung mengeleng, "Kita bukan date. Aku sebenarnya mewakili Adikku, dia tidak bisa datang."

"Adik?" gumam jiyeon tanpa sadar, dan Myungsoo mendengar itu. Tapi tak ada yang memberi reaksi. Kecuali Taemin dan jieun tentunya. Karena dia mereka menatap jiyeon gusar.

"Yeah, Choi sulli, adikku."

Sejurus kemudian, Jiyeon tersedak, dan dengan pelan, Myungsoo mengelus tengkuk jiyeon. "Pelan-pelan kalau makan." tuntut Myungsoo, dan jiyeon Segera mengangkat Tangan tanda dia tidak apa-apa.

"Dia bahkan tidak makan" sambur Minho. Dan membuat jiyeon mengerling pada pria itu. Dan di balas cengiran geli

Myungsoo menajamkan mata menatap minho, lalu beralih pada jiyeon, dan pria itu memberikan pandangan memperingati. Membuat jiyeon berdeham gugup.

"Ah, apa kalian menikmati pestanya?" kata Myungsoo penuh karisma, melupakan orang-orang disekelilingnya yang terkesima, dia menggengam tangan jiyeon di bawah meja, membuat jiyeon memandangnya ganas. Tapi di balas Myungsoo dengan tersenyum jahil.

"sangat brilian Tuan kim, ini adalah pesta terbaik!" jawab siwon antusias,  dan mulai lah mereka terhanyut dalam topik-topik perusahaan, dan perlakuan Myungsoo membuat jiyeon hangat.

Ternyata pria itu begitu sempurna, entah saat dia membawa diri pada keluarganya, atau pada teman-teman nya. Jiyeon yakin tak akan sulit jika kelak mereka berkeluarga.

Gah!! Jiyeon panik dengan fikirannya sendiri sampai dia meraih piring yang tadi ia abaikan, dan melahap makanan itu dengan kunyahan cepat.

Myungsoo melirik jiyeon saat dia mendengarkan Taemin menjelaskan tentang pekerjaannya dan apa saja yang ia Hadapi di pekerjaanya.

Myungsoo mengira gadis itu terlihat lapar. Hingga dalam waktu singkat,  piringnya telah separuh habis.

"Makanlah perlahan, walau kau lapar. Jika kau takut kehabisan, kita bisa pesan lagi." Jiyeon tersedak saat Myungsoo berbisik.  Dan mulai panik mencari minum.

Segera Myungoo mengangkat tangan dan memanggil seorang pelayan yang membawa minuman, dan segera menyerahkan pada jiyeon.

Jiyeon meneguknya dan bernafas lega.

"Terimakasih Tuan Kim."

Entah mengapa, dia terlihat begitu bodoh sekarang hanya karena perhatian kim Myungsoo ini

Well, dia tidak perlu memperlihatkan bahwa begitu besarnya pengaruh kim Myungsoo pada dirinya, kan?

Tapi jiyeon tidak bisa menahan dirinya menjadi kikuk saat ini.

Dia mulai mencari jalan agar dia tidak menjadi orang bodoh didepan kim Myungsoo. Dan sialnya tidak menemukan cara apapun!

Myungsoo benar-benar memiliki aura yang mengintimidasi. Well itu mungkin menurutnya saja. Karena teman-teman nya terlihat sangat santai bicara dengan boss mereka ini.

Seducing Kim Myungsoo (a.k.a TEARS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang