bab 17

559 124 30
                                    


Apalagi, Melihat sebelah tangan Suzy menyisir rambut Kim Myungsoo, "kalau begitu aku pulang dulu. Kim Myungsoo." jawabnya di wajah Kim Myungsoo, jiyeon menggertak kan gigi. Dan sedikit menarik tangan Myungsoo agar wajah mereka berjauhan.

Suzy menatap jiyeon sekarang, dengan pandangan tidak suka. Lalu menegakkan kembali Punggungnya.

Dia menatap "Sejeong. Mau pulang denganku atau mau disini saja? "

Sejeong yang masih sulit mencerna kejadian yang ada di hadapannya, membuat ia Masih dalam keadaan blank hingga tak dapat memberi Respon Cepat Suzy. Tapi Akhinya ia sadar juga.

"Eoh, aku pulang saja. Aku kesini ingin mengantar Sunbae. Jadi aku pulang dengan sunbae Juga." dia tersenyum pada jiyeon Sekarang, "Eonnie tolong jaga oppa ku. yah. "

Jiyeon tersenyum dan mengangguk. Lalu dia melihat kepergian kedua gadis itu. Dan menghilang dibalik pintu. Mata jiyeon menajam seketika.

"sayang, aku lapar..." kata Myungsoo dengan senyum malaikatnya. Tapi jiyeon seperti melihat iblis dibalik senyuman itu. Penuh bahayaaaaa.

Jiyeon merasa bulu kuduknya meremang seketika mendengar sapaan Kim Myungsoo, "Eww... Kau ini!"

Seketika Myungsoo tertawa besar, "jiyeon, jiyeon. Kalau Kau itu cemburu, bilang saja! "

Jiyeon menatap myungsoo dengan datar, lalu duduk di ranjang kim Myungsoo, pria itu melipat kaki bersila. Melupakan rasa sakit di telapak kakinga, demi memberi ruang untuk mereka. Dan makanannya, lalu menatap jiyeon yang tengah membongkar bekal bawaannya, dengan wajah cemberut nya.

"Aku tidak suka jika kau memanggilku sayang lagi!"

Myungsoo merasa perutnya berbunyi saat dia mencium bau masakan jiyeon, dan saat jiyeon menyodorkan semangkok nasi pada Myungsoo, tapi Myungsoo menatap nya bingung, "aku tidak bisa makan dengan tangan ku ini, Nona."

Jiyeon menatap Kim Myungsoo dengan pandangan bosan. Lalu mengambil sumpit dan menyendokkan nasi untuk Kim Myungsoo, lalu menyuapikannya pada Myungsoo.

Myungsoo menerima dengan senang hati dan mengunyah dengan senangat, terlihat santai. Jiyeon menyuapkan ayam panggang dan itu membuat Myungsoo mengerang kegirangan.

"Hmmm... Lezat sekali!"  mata Myungsoo menatap. Jiyeon takjub, dan kembali membuka mulutnya, "Aku ingin potongan besar!"

Hati jiyeon mengembang melihat betapa Kim Myungsoo menikmati masakannya dan merasa tersanjung.

"Benar kata nenekmu. Kau ahli dalam memasak!"

Kening jiyeon berkerut, "Nenekku? "

"He-heum nenekmu bilang masakanmu sangat enak. Dan memang benar-benar enak. Katanya, hanya kemalasan mu saja yang menghalangi kau menunjukannya pada dunia."

"Cih itu berlebihan, aku hanya di tuntut bisa memasak karena sedari remaja aku hidup mandiri."

Myungsoo terkejut mendengar itu, dan menyadari, tak banyak yang ia tahu tentang Park jiyeon, "hidup mandiri?"

"yeah, Aku tinggal di asrama, dan ibu asramaku selalu memberiku tugas rumah sebagai hukuman karena kenakalan yang ku perbuat. Aku Awalanya sangat terbebani, apalagi saat aku di berikan tugas memasak. Tapi lama-kelamaan, memasak adalah hukuman yang paling ku suka." jiyeon tertawa seketika mengenang masalalu. Membuat Myungsoo tanpa sadar ikut tertawa.

Tapi Myungsoo memikirkan kata-kata jiyeon yang baru saja menambah pengetahuan nya tentang gadis itu. "kau tinggal diasrama?"

"yeah."

"Mengapa begitu?"

"hmm..." jiyeon menatap Myungsoo dengan pandangan bimbang dan mulai menyesal dengan keterbukaannya pada pria itu, tapi Myungsoo tidak akan membiarkan jiyeon lepas begitu saja.

Seducing Kim Myungsoo (a.k.a TEARS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang