bab 3

1K 186 47
                                    

Jiyeon membuka sepatu bertumit tingginya dengan tergesa dan menaruhnya pada rak sepatu, dia berjalan telanjang kaki menuju kamarnya.

apartemen yang luas itu adalah fasilitas dari tempat kerjanya. Sengaja diberikan perusahaan untuk memudahkan beberapa pegawai teladan. dan lumayan dekat juga dari kantor.

Jiyeon menempatkan tasnya pada rak khusus tas, dan dokumen yang berada ditangannya pada meja kerjanya. Lalu segera masuk kekamar mandi.

Mandi dengan air hangan di -hampir- tengah malam adalah kenikmatan tersendiri. Setelah mandi dengan air hangat itu, dia merasa terlahir kembali, menggunakan handuk, jiyeon segera mencari Pakaian yang nyaman untuk ia kenakan saat tidur.

Jiyeon lebih suka menggunakan celana yoga dengan kaus dibanding piyama. Setelah selesai, dia menyempatkan diri untuk meminum susu.

Dia tadi bahkan lupa untuk makan malam.

Bagaimana dia bisa makan, saat jadwal Kim Myungsoo sangatlah padat. dia pun akan kena imbasnya. Jiyeon di tuntut untuk memastikan Kim Myungsoo makan malam. Jadi, dia bahkan tidak ingat pada perutnya sendiri.

Setelah meminum segelas besar susu hangat, dia menuju kamar nya lagi. Entah mengapa dia kembali ingin melihat tumpukan file yang membuatnya pening itu.

Jiyeon duduk dimeja kerja dan membuka Map berwarna biru yang berisi surat kontrak yang berada di tumpukan paling atas. Dirinya meratapi tanda tangan yang tertera disana, apa yang bisa dia lakukan?.

Segala pertimbangan, tekanan, dan penolakan hatinya berperang hebat tadi, dan pada akhirnya dia hanya mendapat satu jawaban, yaitu. Setuju!!!

Dia menutup kontrak itu dan menaruh file-file itu pada laci meja kerja, untuk kembali ketempat ke kasur, dan tidur disana.

Mantap langit-langit, dia bersenandung kecil, suaranya sangat amat menyayat hati, walau tak ada lirik sedih disana, tapi sebuah kekecewaan dalam hidupnya membuat dia bersenandung begitu sedihnya. Mengingat sang ayah, kakak lelakinya, ibunya, dan orang-orang yang telah mengecewakan nya, membuat dia tidak ingin tidur. Cukup takut saat tertidur, mimpi buruk itu kembali hadir. Takut mimpi itu akan menghantuinya lagi.

Hingga pada Akhirnya nada alunan yang ia senandung kan, melemah. Dan Jiyeon pun jatuh tertidur.

***

Runitinas di hari Sabtu Park Jiyeon, adalah memasak. Mengundang teman-temannya untuk makan, dan mengobrol.

Tapi itu "Biasanya"

Sedangkan sekarang, dia hanya tidur dikasurnya, dengan celana yoga pendek dan kaos hitam transparan.

Malas, yah dia hanya akan bermalas malasan hari ini, tanpa bekerja, dan tanpa melihat Myungsoo.

seminggu saja sudah membuatnya sangat lelah. Entah bagaimana kedepannya nanti.

Saat dia hanya berguling guling tak jelas di tempat tidurnya. Bel apartemen berbunyi keras, menggema membuatnya melompat karena kaget-maklum saja, tak ada bunyi-bunyian sedari tadi, hanya bunyi nafas nya saja yang menggema. Kebetulan jiyeon cukup suka keheningan. Dan sangat segan akan kebisingan-

Bukannya segera membuka pintu, dia malah memikirkan apakah dia memesan makanan cepat saji tadi. Tapi rasanya tidak. Atau mungkin teman-teman nya mencarinya, tapi itu juga tidak masuk akal, karena dia telah men-cancel semua acara nya dengan teman-teman nya.

Lalu siapa?

Dan saat bel kembali berbunyi, barulah ia sadar, bahwa dia harus membuka pintu.

Dengan tergesah, ia membuka pintu. Well...

Seducing Kim Myungsoo (a.k.a TEARS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang