bab 26

722 129 38
                                    

Myungsoo meneliti wajah jiyeon yang tertidur didadanya, penuh air mata. Setelah kisah pahit itu ia curahakan kepada kim Myungsoo, mungkinkah jiyeon masih layak ia cintai? Dengan kehidupan yang terbengkalai?

Jawabannya adalah, Ya!

Jiyeon bahkan lebih layak dari siapapun. Lebih berhak dari siapapun dan tak ada yang ingin Myungsoo cintai lebih dari jiyeon.

Perlahan, tangan Myungsoo berpindah kesisi punggung jiyeon dan sebelah nya lagi berada di belakang bagian lutut jiyeon, dan dia mengangkat jiyeon dengan ringan, dan perlahan-lahan, takut membangunkan jiyeon.

Membawanya kekamarnya dan membaringkannya di kasurnya. Lalu Myungsoo mematikan lampu kamar dan hanya menyisakan rampu pada nakasnya.

Jiyeon menggeliat saat itu dan Myungsoo cepat-cekat menenangkannya, dan tidur disamping jiyeon.

"Aku akan menjagamu, jiyeon."

Dan tanpa di cegah, dia ingat, dihari dimana pertama kali dia berani mengajak jiyeon berkenalan.  Saat itu....

***beberapa taun silam***

"Terimakasih Lian, kau selalu memukau. Ini upahmu untuk hari ini."

"terimakasih tuan Yoon, baiklah, aku pulang dulu."

Gadis berusia 14 tahun itu mengangguk hormat dan berlalu dengan senyum manisnya keluar dari cafe, tangannya di masukan kekantong jaket sekolah seragamnya.

Jiyeon hampir mencapai halte saat seseorang dari belakang nya menghentikannya.

Seorang anak laki-laki bertubuh jangkung dengan rambut super duper rapih dengan nafas terengah-engah, menyapa nya.

"Oh? Hallo juga?" jiyeon menjalankan rambutnya yang pendek, dan tersenyum membalas senyuman pria berlesung pipi itu.
"Tadi aku melihat kau menyanyi– uh, sebenarnya, aku selalu melihatmu menyanyi, setiap sore sehabis pulang sekolah." jawab nya polos. Dan mau tidak mau jiyeon di buat tertawa karenanya.

"jadi kau?"

"penggemar mu." jawab nya enteng, jiyeon tidak bisa mengalihkan pandangannya dari senyum pria itu dan jiyeon pun akhinya mengangguk.

"Sebenarnya. Rumah kita searah."

"benarkah? " tanya jiyeon, dan mau tak mau dia terbelalak karena senyuman cemerlang dari anak laki-laki itu.

"Yah, aku tinggal didepan rumahmu."

Senyum jiyeon menghilang seketika, dan di ganti dengan kesedihan, dia menunduk dan menggeleng. Lalu menatap pria itu lagi.

"Benarkah itu? Aku tidak ingat tetanggaku. Aku minta maaf." jiyeon mendapat gelengan pria itu.

"tidak perlu minta maaf, ibu selalu meminta kalian berkunjung, dan mengundang kalian, tapi ku rasa kalian sibuk."

Jiyeon memegang tengkuknya dan mengangguk. Lalu tiba-tiba pria itu mendekatinya lebih dekat.

"Kenalkan, aku Kim Myungsoo."

"Oh, Aku lian." Jiyeon memperkenalkan diri dengan nama baptis nya. Dan Myungsoo mengangguk senang.

"aku tahu namamu. Begini saja, bagaimana kalau hari ini kau berkunjung kerumah kami. Bersama ibu dan kakakmu."

"hmm, aku... Myungsoo, bagaimana jika nanti saja. Aku perlu pulang. Sebanarnya ibuku sedang tidak sehat."

"Tapi... Kalau kita pulang bersama, kau mau kan?"

Seducing Kim Myungsoo (a.k.a TEARS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang