bab 10

706 136 25
                                    

Tak sulit bagi jiyeon menjalani Hari-hari di jeju sekarang,  saat Myungsoo benar-benar melakukan keharusan sebagaimana posisi nya, jiyeon lebih di mudahkan.

Dengan Myungsoo yang hanya ingin berteman, itu berarti dia hanya akan berada di wilayah teman, tanpa rayuan, tanpa godaan.

Sekali waktu,  Myungsoo menjadi atasan yang baik, sangat disiplin, dan masih penuh semangat.

Bahkan tak terasa, hari inilah mereka harus kembali ke seoul, atau setidaknya Myungsoo saja.

***

"Jadi benar kau tidak ingin ikut denganku ke seoul? " saat di dermaga, membuat Myungsoo mengeluh kesal, mengapa ia harus memakai kapal air lagi!

"jangan khawatir, kau bersama staf-stafmu sekarang, kau tidak perlu takut hiu."

Kata-kata jiyeon membuat Myungsoo terkekeh,  "bagaimana kalau ku temani saja kau? "

"Temani apa maksudmu? "

"Bertemu kakek nenekmu."

Jiyeon memperhatikan Myungsoo wajah Apa-kau-bercanda nya, dan membuat Myungsoo mengeluh.

"Teman macam apa kau! Baiklah baiklah, kalau begitu, aku pulang dulu, hati-hati bertemu hiu." kata Myungsoo menyeret kopernya menjauh, dan itu membuat jiyeon merasa iba. Tapi dia juga tidak akan memberi Myungsoo peluang apapun untuk mempermainkanya. Walau mereka sepakat menjadi teman, tapi jiyeon masih harus tetap berjaga-jaga

"Hati-hati tuan Kim."

"Yah, terimakasih, sampai jumpa di seoul." dia melambai pada jiyeon, dan jiyeon mengangkuk.

Lalu jiyeon melihat punggu itu semakin menjauh, dan saat itu, jiyeon memutar badan, lalu pergi darisana.

***

"kakek kau sudah janji akan memasakan aku tiram!"

Kakek jiyeon mendengus saat jiyeon meratapi meja makan yang tak ada tiram kesukaannya.  Tadi pagi jiyeon datang, tanpa memberi tahunya, karena merasa ingin memberikan kejutan,

Tapi yang Jiyeon lakukan itu membuat dirinya sendiri tak kebagian tiram segar di laut. Karena para pengepul telah membawanya kekota.

"dengar cucuk ku yang bodoh, kau berfikir kejutan, jadi apa yang kau dapat dengan kejutan, kau membuatku tidak bisa membeli tiram." kata sang kakek, yang tengah membereskan peralatan jaringnya di halaman, karena besok Pagi-pagi sekali, dia akan berangkat mencari ikan

Jiyeon yang telah berpakaian santai, duduk diteras rumah kayu sang kakek dan menyila kan kaki.

"mana aku tahu, aku akan melewatkan tiram segar." katanya muram, dan dia menopang dagunya ditangan yang disandarkan pada kaki.

Sang kakek kembali mengeluh dan meninggalkan jaringnya untuk duduk di samping jiyeon, memperhatikan cucuk kesayangannya yang bermuram durja.

"Jiyeon, dengar, besok kita akan dapat tiram tersegar di pelelangan oke??

Jiyeon menatap kakeknya di balik bulu mata, dan ia masih menunduk. Lalu mengangguk sedih, "Aku telah memimpikam Tiram segar sedari malam. Ahhhh kakek aku kecewa... "

Kakek jiyeon menggeleng samar, dia tak tahu bahwa jiyeon yang hidup Mandiri ini malah berkelakuan manja sekarang, berbanding terbalik dengan dulu, dialah yang paling nakal di desanya

"Cuk, lihat nenek bawa apa?" sambut sang nenek saat tepat memasuki Pagar, dia tahu sang cucu akan menagih janji kakeknya jika sampai jeju,  neneknya membawa satu baki sedang kehadapanya dan sang kakek dengan wajah ceria.

Seducing Kim Myungsoo (a.k.a TEARS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang