bab 15

582 123 49
                                    

Myungsoo dan Jiyeon terkaget seketika, jiyeon memandang Myungsoo dan begitu pula kim Myungsoo.

Tuan dan nyonya Kim pun melirik mereka dengan bingung, sedangkan Sejeong masih tersentum ceria.

"Kalian tidak usah menyembunyikan hubungan kalian, appa dan eomma tidak melarang kalian untuk berkasih." Tutur ibu Myungsoo dengan pengertian.  Tapi arti yang mereka tangkap dari hubungan Myungsoo dan Jiyeon itu salah.

"Bagus kalau begitu.  Jika eomma dan apa setuju, aku senang." jawab kim Myungsoo dengan bangga, dia mendapat teguran dari tatapan Park jiyeon.

"Tuan, Nyonya, kalian telah salah faham dengan hubungan kami. Tidak ada yang lebih dari sekedar teman–Euh maksud saya, sekretaris dan atasan– "

"tidak udah malu eonnie, kami dapat menerimamu. Bahkan kami senang!" kata Sejeong dengan di anguki bahkan tuan Kim sendiri.

"benar Nona park, aku senang jika bermenantukan wanita hebat sepertimu. Selain kompeten di pekerjaan mu. Aku yakin kau akan bisa mengatasi tabiat putra kami ini." tutur tuan kim dan di angguki istri dan putrinya.

"Tuan Kim–"

"Sudalah jiyeon... Jangan menyangkal lagi." Myungsoo menarik pinggang jiyeon mendekat dengannya, dan tersenyum manis pada gadis itu. Membuat jiyeon tak bisa berkutik.

Apalagi saat ketiga orang di depan mereka telah memperlihatkan kebahagiaan mereka. Jiyeon hanya mampu mengeluh dalam hati.

***

Jiyeon Memijat kepalanya di kafetaria Rumah sakit dimana Kim Myungsoo dirawat. Jiyeon merasa aneh mengapa dia di tempatkan di posisi sesulit ini sekarang!

Sekarang keluarga kim Myungsoo menyangka jiyeon adalah kekasih Myungsoo  dan bahkan pria itu seperti menikmatinya.

Dia mau tidak mau menerima dengan berat hati dugaan mereka semua, dan berusaha akan menjelaskan nanti. Tidak sekarang, karena dia merasa buntu

Jiyeon meneguk kopinya dan mengeluh lagi.

"kau kelelahan?" tanya seseorang, dan membuat jiyeon mendongak. Dia menemukan Choi Minho telah duduk dihadapannya.

"Mengapa kau disini?"

"Kau tidak lihat? Aku tengah makan." jawabnya dan menyuap makan siangnya lalu tersenyum senang.

"maksud ku, mengapa kau duduk disini?"

"Apa aku di larang duduk disini, kurasa ini tempat umum, dan aku bebas duduk disini "

"ku rasa, itu tidak berlaku saat jelas-jelas kau adalah dokter. Dan tidak seharusnya duduk dengan orang asing. Kurasa."

Minho menghentikan kunyahannya. Dan dia menumpukan kedua sikunya di meja lalu menatap jiyeon. "Kau tahu, kau bukan orang asing bagiku."

"Tapi kau asing bagiku." jawab jiyeon dan meninggalkan bangkunya dengan selembar uang dimeja.

Membuat Choi Minho menatap kepergiannya dengan muram. Dia melepas kacamata nya dan memijit tungkai hidungnya lelah. "Jiyeon!"

*×*

Jiyeon merengut di kursi tunggu, dengan mata menatap kim Myungsoo yang tengah tertidur, Dia terpakasa menemani Myungsoo.

Karena lagi-lagi Nyonya dan Tuan kim memintanya merawat Myungsoo  dengan alasan, jadilah kekasih terbaik putranya.

Dia bahkan tidak memberikan konfirmasi  tapi mengapa mereka mempubliskan Ekpektasi mereka itu!

Ah yah itu karena si putra katak itu memberikan konfirmasi palsu!

*×*

"kau dimana?"

Seducing Kim Myungsoo (a.k.a TEARS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang