32. Mereka Membutuhkanmu

4K 230 5
                                    

"Demi Moongoddes, Elly!"

Denyut jantung William melemah ketika melihat matenya bergelantungan tidak berdaya. Ada rasa panas kasat mata di bagian leher dan matanya memerah menahan tangis. Melihat pasangannya berada di titik terendah hingga kembali melakukan percobaan bunuh diri membuat dirinya merasa tidak berdaya.

Tanpa mengulur waktu, segera William menegakkan kembali kursi yang tergeletak dan mengeluarkan Elly dari lingkaran maut tali. Ia membaringkan Elly di lantai dan meraih tangan tangan itu. Ia menghela nafas penuh rasa syukur karena masih merasakan denyut nadi disana walaupun sangat lemah. Segera William membawa matenya itu menuju pack dan berharap dia tidak terlambat walau sedetik.

~~~

Mata Michael melirik William yang tampak tidak tenang. Sedari tadi Alphanya itu berjalan mondar-mandir sembari mengacak rambutnya kasar. Dalam hati ia sangat mengasihani pemimpin sekaligus teman akrabnya yang kini pasti tengah menyalahi diri sendiri atas apa yang menimpa luna.

Berita pencobaan bunuh diri Luna Elly membuat gempar seisi pack. Mereka khawatir dengan kondisi luna juga keadaan sang alpha. Termasuk Michael dan Thomas. Mereka hanya mampu menunggu alpha memberikan mereka titah untuk dikerjakan.

Tidak ada satu diantara mereka yang berani menganggu William saat ini. Pria itu bertampang acak-acakan namun tidak menurunkan pesona dan kewibawaan seorang pemimpin. Sedikit saja ada yang menggangunya akan terkena bentakan yang paling parah Thomas yang tadi dihantam bogeman mentah karena mencoba menawarkan makan siang.

Ia tidak butuh makan siang. Ia tidak butuh ditenangkan. Ia butuh akal sehatnya kembali. Ia butuh Elly.

Rasa bersalah meninggalkan Elly sendiri terus mendesak perasaannya yang tengah hampa. Seandainya waktu itu ia mendengar kata Michael untuk mengurung Elly di mansion. Seandainya ia mengetatkan penjagaan Elly. Seandainya ia tidak bodoh meninggalkan Elly sendiri. Seandainya ia memahami maksud kalimat Elly waktu itu. Dan banyak kalimat pengandaian yang berterbangan di otaknya.

Ia tidak bisa tanpa Elly. Wanita itu adalah dunianya, hidupnya. Dada William terasa sesak membayangkan jika dirinya terlambat sedetik saja. Nafasnya mulai tersengal membayangkan dirinya menemukan Elly dengan keadaan terbujur kaku dan menyedihkan.

Dia mate yang payah untuk Elly.

"Alpha..."

Suara sapaan itu berhasil mengalihkan pikiran William. Segera ia berdiri dan menatap dokter pack penuh harap.

"Bagaimana keadaan Elly?"

Pancaran cahaya dari mata sang dokter meredup. Ia menggeleng penuh simpati pada Alphanya.

Rasanya seperti semua pasokan udara seketika menghilang. William tidak mampu bernafas melihat gestur tubuh sang dokter. Tubuhnya mulai melemas tapi dia harus memastikan. Kedua tangannya menguncang bahu sang dokter dengan sisa tenaga yang dimiliki.

"Katakan padaku bagaimana keadaan mateku. Katakan. KATAKAN!"

"Alpha, tenanglah,"

"Aku tidak butuh kau tenangkan, sialan!" Maki William menahan sesak di dadanya yang semakin menjadi. "Beritau aku kabar istriku atau kubunuh kau dengan kedua tanganku."

Tubuh sang dokter gemetar mendengar ancaman alphanya. Alphanya yang biasanya terlihat tenang dan bersahaja kini tengah kehilangan arah. Namun, ia sama sekali dia tidak berniat main-main dengan sang pemimpin pack, "ampun Alpha. Mohon maafkan hamba. Tapi keadaan Luna sangat kritis. Saat dibawa kemari kakinya sudah mulai mendingin. Kita patut bersyukur karena Luna masih hidup dan tidak terlambat diselamatkan. Luna harus melewati beberapa tahap pengobatan dan juga ia mengalami tekanan yang sangat dalam hingga menggangu kejiwaannya."

Stupid Alpha's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang