Loha! Kembali bertemu dengan author yang demen ngaret tapi ngangenin >.<
Ini hadiah untuk semua readers yang udah setia sama cerita ini :) thanks banget atas dukungan kaliaan :') terharu aelaah 😭💘
Pekerjaan yang numpuk, masalah yang banyak, block writer yang sumpah ngeganggu banget bikin males'an -.-
Tapi comment kalian itu looh... Bikin author perlahan-lahan semangat lagi ^^
So, sorry for typo and happy reading :)
~~~
Elly menggerjap mata berkali-kali. Pandangannya sedikit berputar. Obor yang sebagai alat penerang kini tampak menari-nari.
Pesta pernikahan Vivi dirayakan dua hari dua malam. Hari ini adalah puncak acara sesungguhnya. Semua tamu undangan khusus menunjukkan kebolehan akan harta mereka. Berbagai pasangan memenuhi sudut ruang dansa.
Begitu juga dengan Meysi dan Swan. Mereka sudah mendapat pangeran masing-masing untuk di ajak berdansa. Sedangkan Elly? Wanita itu menolak secara halus -versinya- permintaan langsung para pangeran dari negeri seberang.
Pekerjaan yang menumpuk di New York membuat Elly tidak mau membuang waktu begitu saja hanya untuk berdansa. Lagipula ia datang atas rengekan Vivi.
Elly menggambil ponselnya, setidaknya sedikit lagi urusannya selesai. Ia tidak suka menyelesaikan masalah secara setengah.
"Senang bertemu dengan mu."
Elly mengangkat kepalanya, setelah sedari tadi ia asik berkutat dengan ponselnya. Ia meneliti pria yang percaya dirinya berdiri dan menyapa. Seringai kecil di bibir wanita itu melihat pakaian seragam yang sama di pakai oleh suami Vivi.
Setidaknya ia butuh sedikit hiburan.
"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Elly mengeluarkan senyum menggodanya. Ia bersorak dalam hati melihat mangsanya kali ini ikut tergoda. Terlihat dari usapan pria itu di tangannya.
Elly membalikkan tubuhnya, kemudian dengan sengaja menyenggol bokongnya kearah pria itu. Sesuai perkiraan Elly, pria itu menggeram tertahan, kemudian memeluk erat tubuh Elly dari belakang. Ia mengecup lembut tengkuk Elly.
Perayaan kedua yang berlokasi di istana membuat sedikit pasang mata yang melihat pergerakan sangat dekat mereka. Belum lagi hanya sedikit tamu yang di undang dan posisi mereka ada di remang-remang lorong bercahayakan api dari obor.
Posisi yang sangat strategis.
"Apa ini hukuman karena aku telah membohongimu?" Bisik pria itu serak. Kembali Elly menyenggol bokongnya dengan sengaja, kemudian membalikkan tubuhnya sehingga mata mereka bertemu.
Dress Elly yang tidak dapat menampung semua buah dadanya, membuat mata pria itu menggelap. Sekarang penglihatan pria begitu di batasi oleh gairah kabut.
"Tidak."
Detik itu juga Elly merasa dirinya di tarik dengan kuat. Dalam kedipan mata pria yang tadi ia goda sudah babak belum oleh seseorang. Elly tidak tau siapa orang itu karena ia membelakangi Elly. Yang ia tau pria itu dalam kondisi sangat marah.
"JANGAN PERNAH MENYENTUHNYA LAGI ATAU TANGANMU AKAN PATAH!!"
Suara teriakan itu begitu lantang dan tegas. Elly menutup mulutnya terkejut. Ia sedikit tersanjung dengan kalimat tegas pria asing itu, namun selebihnya ia meringis melihat keadaan pria yang tadi di godanya sangat parah.
Ketika melihat pria asing itu kembali ingin melayangkan bogeman, Elly langsung menahannya. Antara tidak tega dan tidak mau pria itu membuat masalah. Entahlah, itu hanya gerak refleks.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Alpha's Love
Hombres LoboAda yang tidak diketahui dari banyak hal yang dipahami. ~~~ Bertemu mate adalah impian terbesar semua werewolf. Lebih baik lagi werewolf dan mate bertemu dengan keadaan romantis meleleh hati. Setelah itu hidup bahagia selamanya. Terdengar naif, teta...