26. Ucapan Terimakasih yang Tersimpan

4.4K 257 5
                                    

Baca dulu baru amukin author karena baru muncul XD

Jangan lupa vote and..
HAPPY READING!

~~~

Sebuah tas bergerak karena dorongan seseorang di atas meja.

Gadis itu menatap kakaknya bingung. Diambilnya tas cokelat tua yang berbahan kulit. Dia tersenyum. Kakaknya selalu tau seleranya.

"Tapi untuk apa ini?" Gadis itu bertanya sambil mengangkat-angkat tas barunya itu. Dia sedikit bingung dengan maksud kakaknya memberikannya ini. Ulang tahunnya masih lama. Lagipula dia tidak mengharapkan apapun.

Kakaknya tersenyum. Tangannya memegang erat mug berisi teh hijau yang masih hangat. "Itu dari Alexander."

Tangan gadis itu berhenti mengelus-elus tas tersebut. Dia menatap kakaknya, kemudian tas yang berada kini di dekapannya. Dengan sedih dia meletakkan tas tersebut di depan kakaknya, sedangkan si kakak hanya menaikan alis heran.

"Aku tidak bisa menerimanya. Ini pasti berharga bagimu."

Kakaknya itu menggeleng.

~~~

Mansion megah itu sepi. Aura pekat sangat terasa disana. Hanya ada pria-pria berbadan besar yang menjaga penuh bangunan itu dan seluruh isi di dalamnya.

Elly menerjang kuat badan yang menghadang jalannya. Kemarahannya sudah dipuncak. Dia tidak takut jika akhirnya nasib dia berakhir disana, di kandang.

"KELUAR KAU MAHLUK HINA!"

Persetanan dengan kesopanan. Dada Elly naik turun menahan amarah. Dengan kemampuan bela dirinya, para pria berbadan besar yang tadi menghadang jalannya kini terbanting dengan cara memalukan.

Walaupun bangunan itu megah dengan segala interior mewah, bangunan itu terlalu sepi. Disana hanya ada gema dari teriakan Elly.

Elly mulai kewalahan dengan jumlah pengawal yang semakin banyak. Amarah yang membuncah di dadanya membuat kekuatannya perlahan melemah. Tapi tidak berarti hal itu membuat dia menyerah. Dia harus berhasil menemui pria brengsek itu walaupun di detik berikutnya dia mati. Itu lebih baik daripada menjadi pengecut yang dilakukannya selama ini.

"KAU INGIN TERUS BERSEMBUNYI TERUS RUPANYA, BAJINGAN!" Elly berteriak dan berusaha melepas cekalan tangan para pengawal yang menahan pergerakannya. Dia tidak akan menyerah.

"KELUAR KAU-"

"Lepaskan dia."

Mereka melepas cekalan tangan mereka dari lengan Elly. Wanita itu sedikit terhuyung, sebelum menapak kaki mantap. Dia mengadah, bersiap dengan segala makian yang ada dikepalanya. Namun apa yang dilihatnya sekarang bukan apa yang dia inginkan.

"Apa yang kau lakukan disini, Yoas."

Pria itu tidak menjawab. Dia mendekati Elly, melipat tangan di dada dengan angkuh, seakan menertawakan kebingungan Elly.

"Akhirnya kau menyebut namaku, little girl."

"Setelah aku berhasil membunuh pria bajingan itu, kau boleh memotong lidahku."

"Tidak," Suara itu penuh peringatan. Tangannya menyentuh pipi Elly dengan lembut. Senyum pria itu penuh dengan ancaman "Tidak ada satu dari bagian tubuhmu yang boleh rusak."

Elly menyingkirkan tangan Yoas dari wajahnya. Dia menatap pria itu. Dimatanya hanya ada amarah yang terpancar. "Aku tidak peduli dengan omong kosong mu."

Yoas hanya terkekeh. Elly tetap bersikap dingin padanya seperti tempo waktu lalu. Oh ayolah, dirinya hanya perantara, yang sialnya terpaksa ikut campur karena terseret arus.

Stupid Alpha's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang