22.With My Own Way

7.9K 415 7
                                    

Hello! Selamat datang kembali :)

Yang kemaren comment, makaasih banget karena sudah perhatian sama cerita abal ini♥ cerita ini didedikasikan untuk kamu TruthSeeker1234

Ps : scene romance William&Elly? Hmm....

Sorry for typo(s) and happy reading!

~~~

Pagi ini cahaya matahari lebih terik dari biasanya. Semua tampak berusaha sesegera mungkin sampai ditempat tujuan.

Keadaan lalu lintas New York juga ramai lancar hari ini. Tidak ada suara berisik klakson buru-buru dari pengendara. Semua menaati rambu lalu lintas dengan baik agar selamat.

Sebuah mobil keluaran terbaru meluncur diantar yang lain. Di dalamnya terdapat seorang wanita yang tengah berusaha untuk tidak tersenyum konyol. Tangannya meremas gemas ponsel berwarna gold yang layarnya masih menyala. Ada hal yang terus membuatnya merasa aneh.

Ponsel itu bergetar pelan, menyadarkan Elly bahwa ada pesan masuk. Dari orang yang sama! Senyum geli itu mau tak mau tercetak sempurna di wajah cantiknya.

Kau tidak ingin aku mengantarmu. Baiklah. Aku pastikan Michael tidak pergi dari sisimu barang sejengkal saja. Jangan membantah.

-William


Mata wanita itu melirik supirnya yang kini ikut meliriknya, kemudian melempar senyum dan mengangguk seakan mengiyakan pesan singkat dari William. Elly menghembuskan nafas lelah, kemudian menggeleng kecil. William benar-benar memperlakukan dirinya seperti anak kecil.

Tapi ia tidak menampik bahwa ia menyukai semua hal itu. Ia mencintai hal kecil  yang orang berikan.

Dan kini ponsel itu bergetar panjang menyadarkan lamunan Elly. Ia memutar mata jengkel melihat id caller nya. Dengan jengkel dilemparnya ponsel itu di sisi kosong disebelahnya.

Michael yang tenang menyetir tiba-tiba mendengar teriakan panik William di kepalanya. Matanya melirik ke arah Elly yang menatap datar keluar jendela melalui kaca. Tidak ada ponsel, gumam pria itu. Tapi sedetik kemudian matanya menangkap sebuah benda yang terus berkedip. Namun sepertinya benda kotak itu tidak mendapat perhatian Elly.

Sekarang ia mengerti masalah Alphanya.

"Nona," Michael memecah keheningan. Matanya menatap lurus ke arah jalan namun sesekali melirik ke arah kaca yang memantulkan bayangan Elly. Setelah tadi perdebatan kecil dirinya dengan wanita yang tidak ingin dipanggil 'Luna' karena merasa itu bukan namanya, akhirnya William mengangguk terpaksa memperbolehkan dirinya memanggil mate alphanya itu dengan embel-embel 'Nona'. "Tolong anda memperhatikan ponsel anda."

Dengusan tidak peduli Elly membuat Michael diam-diam merasa prihatin pada alphanya. Terutama pada dirinya. Pasti Alpha sebentar lagi mengamuk, batinnya.

"Jangan terima itu demi dia," Kali ini Michael mencoba negoisasi dengan lunanya. Dan sepertinya dia mendapat perhatian dari wanita itu. Mata Michael melirik wajah ingin tau Elly melalui kaca. "Terima panggilan itu demi saya. Saya tidak ingin kekasih anda memukul saya."

Awalnya Elly memilih untuk tidak memperdulikan nada penuh permohonan dari supir dadakannya itu. Namun ketika tatapan itu benar-benar memohon padanya, wanita itu tidak mempunyai pilihan lain. Rasa iba merasuk dirinya. Apalagi ketika mengingat William yang kemarin lepas kendali dan memukul pria brengsek itu seperti kesetanan. Dia berdigik ngeri.

Stupid Alpha's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang