Vote and...
HAPPY READING! ^.^Ps : di chapter 25 ada beberapa bagian yang diubah. Dikit aja sih untuk bikin ceritanya jadi nyambung. Hehe.
~~~
"Karena memang tidak ada awal dari kisah kita. Aku tidak masalah jika saat ini tiba. Inilah pilihan terbaikmu, bukan?"
Saat itu suasana padang bunga tempatnya tinggal sejuk seperti biasa. Angin bertiup lembut menggerakan anak rambut gadis kini tengah di dalam pelukan. Matahari tidak begitu menyengat saat itu ketika pukul 9 pagi.
Yang berbeda adalah senyum lirih gadis yang berada di pelukan itu. Tangannya terus mengusap lembut perut ratanya. Senyum lirih itu berganti miris.
Tidak akan ada yang bertahan disini.
Pria itu hanya terdiam. Tangannya mengeratkan pelukannya pada gadis itu. Tidak, gadis itu salah. Ini pilihan terburuk yang pernah diambilnya. Pilihan terbodoh seumur hidupnya. Dia bersumpah untuk tidak berhenti mengutuk dirinya sendiri karena ini.
Dia tidak mengampuni dirinya sendiri.
Kernyitan sakit dari gadisnya membuat pria itu waspada. Dia hampir saja terisak khawatir jika usapan lembut itu mengenai lengannya, seakan mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja.
"Maukah kau berjanji satu hal padaku?"
Pria itu mengecup lama puncak kepala gadisnya. "Ya," katanya dengan suara serak. Sekarang dia hanya mampu mengatakan satu kata itu. Karena dia bersumpah tidak dapat menahan diri jika dia lebih banyak bicara. Sekarang bukan haknya.
"Biarkan semua terjadi sebagaimana mestinya," Dia meraih tangan pria itu untuk menyentuh tubuhnya yang mulai mengigil. Padahal matahari sedang terik-teriknya.
Saat dia tidak mendapat balasan apapun dari pria itu, dia berbalik. Senyum tipis dari bibir yang pucat itu semakin menghantam hati. Kini kedua tangan dingin gadis itu menyentuh wajahnya, mengusap air mata yang entah kapan jatuhnya.
"Aku mencintaimu," Wajah gadis itu tetap bersemu bahagia seperti biasa saat dia menyatakan cinta yang sudah dilakukan beribu kali pada pria di depannya. Dia memeluk pria itu untuk menyembunyikan semburat bahagia di wajahnya. Kini dia tersenyum senang ketika merasakan usapan lembut dirambutnya, reaksi sama yang diberikan pria itu setelah dia menyatakan cinta.
"Aku mencintaimu," Gadis itu mengulang pernyataannya. Tapi pria itu tampak tidak bosan mendengarnya. Pelukan mereka semakin erat.
Tapi perlahan senyum bahagia gadis itu berubah sendu. Dia mengistirahatkan kepalanya di dada bidang pria itu. "Tapi aku bukan dari dunia dimana kau hidup. Aku juga bukan orang yang tergaris takdir bersamamu. Tapi, hati ini tetap mencintaimu."
Gadis itu memejamkan mata ketika dia merasakan usapan lembut diperutnya. Kali ini dia tidak bisa menahan dirinya. Dia ingin sekali menjadi egois, tapi dia tau dirinya tidak boleh. "Maaf membuatmu sedih. Aku membawa pergi cahaya harapanmu bersamaku...
Selamat tinggal dari kami. Kami mencintaimu..."
Tiba-tiba saja angin bertiup kencang saat itu, menerbangkan daun-daun kering yang baru saja dikumpulkan.
Tangan pria itu terhenti saat tidak merasa ada pergerakan dari gadis itu. Dia menggeleng, kemudian menlolong pedih. Dia berharap pelukannya dapat menghangatkan tubuh yang sudah mendingin perlahan itu. Tapi semuanya percuma.
"Aku juga mencintaimu."
~~~
Pintu yang terbanting keras membangunkan William dari lamunannya. Dia menatap Thomas yang kini terlihat panik. Ditangannya banyak kertas lusuh yang tulisannya sedikit hilang karena tetesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Alpha's Love
Manusia SerigalaAda yang tidak diketahui dari banyak hal yang dipahami. ~~~ Bertemu mate adalah impian terbesar semua werewolf. Lebih baik lagi werewolf dan mate bertemu dengan keadaan romantis meleleh hati. Setelah itu hidup bahagia selamanya. Terdengar naif, teta...