18. Merah Muda

9.7K 514 19
                                    

Cover by : 7Luna7

V-O-T-E. Terima kasih :)

Ps : baca bagian note bawah untuk alasan kekacuan notif dari pipin. Xoxo.

Happy reading!

~~~

"Alexander Marcello Hill."

Rangkulan William dipundaknya membuat Elly tersadar. Ia membalas jabatan tangan itu seperti biasa, senyum formal dan berlaku sesopan mungkin.

Tidak ada yang berbeda dengan ini.

Elly tidak sepenuhnya mengerti percakapan diantara William dan pria bernama Alexander itu. Ia hanya memandang sekeliling, sebisa mungkin tidak menatap mata Alexander yang sedari tadi mencuri pandang kearahnya.

Ini mengherankan, tentu saja. William sama sekali tidak merasa kelakuan aneh dari sepupunya itu. Elly sendiri tidak memiliki keinginan untuk menghancurkan pembicaraan hangat itu.

"Kau harus berhenti membuat masalah, Xander. Aku lelah mendengar pengaduan dari Michael."

"Kurasa itu bukan hal aneh. Iyakan nona?"

Pertanyaan tiba-tiba dari Alexander membuat alis Elly menyatu. Ia tidak begitu suka ketika diseret kedalam pembicaraan. Terlebih ia tidak mengerti arah pembicaraan dua pria itu.

Pembicaraan pria bukanlah hal yang dapat segera kau pahami.

"Ia tidak akan setuju. Terlebih jika dia tau kau menatapnya intens sedari tadi. Wanita ini bisa menyeramkan di beberapa saat."

"Maaf tuan, apa kau tadi membicarakanku?"

Nada tidak suka Elly membuat William terkekeh. Dikecupnya cepat kening mengkerut Elly sebelum pamit undur diri dari Alexander.

Sedangkan pria itu hanya diam seribu bahasa melihat kedekatan mereka.

Ia terlambat ternyata.

~~~

Diamnya Elly membuat William benar-benar resah.

Sedari tadi Elly tidak membalas semua lelucon yang dilontarkan William. Ia hanya memandang keluar jendela yang berhias titik-titik hujan.

Tidak ada cara lain, batin William. Ia menarik Elly kedalam pangkuannya dan meletakkan kepala wanita itu ke dadanya.

Ia mengelus lembut rambut Elly. "Sudah kukatakan, sakit yang kau rasakan terasa pekat dijiwaku."

Elly hanya diam. Selain dia memang tidak mengerti maksud pria itu, ia memang hanya membutuhkan ruang sendiri. Kadang kala kau akan menemukan saat dimana kau tidak mau membagi apapun yang kau rasakan pada siapapun. Itulah yang Elly rasakan sekarang.

Helaan nafas lelah William menandakan pria itu tidak akan bertanya lagi. Untuk sekarang. Sementara mobil mengantarkan mereka kembali, mereka hanya terdiam dengan pikiran mereka masing-masing.

~~~

"Kau lihat kan? Dia ketakutan setiap melihatmu."

Hening.

Pria itu menghembuskan nafas lelah. Tidak mengerti lagi arah pikiran sahabatnya itu.

Tadi saat melihat Alexander hanya menatap dalam diam kepergian wanita itu, ingin sekali dia memberi bogeman pada muka bodoh sahabatnya. Ia sangat tau sahabatnya itu mengharapkan pertemuan seperti tadi -bertatap muka- sejak lama. Maka, dia sebagai sahabat membantu pria itu mewujudkan keinginannya.

Tapi apa yang dia lihat? Sahabat nya itu hanya mematung seperti orang idiot.

"Sudahlah Xander. Aku tidak ingin membantumu lagi."

Stupid Alpha's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang