Rasa Malu

10.7K 479 5
                                    

Ketika semua keluarga sudah pulang, lalu mereka segera beristirahat karena mereka sudah snagat kelelahan dengan acara tadi siang. Ilham dan Nailah pun memasuki kamar mereka, Nailah sudah sedikit tidak terlalu canggung di dalam kamar Ilham. Nailah duduk ditepi ranjang, ia masih berpikir tentang Afraz, mengapa sikap Afraz seperti itu kepadanyaa.

“Mas, aku boleh ngomong?” tanya Nailah pada Ilham yang sedang membuka baju kokohnya.

“Boleh dong, mau ngomong apa?” ucap Ilham lalu membalikkan badannya ke arah istrinya.

“Kayanya Afraz gak suka aku deh mas. Soalnya dari tadi pagi dia selalu natap aku dengan tatapan tajam dan sinis gitu, aku nyapa aja dia diam aja” jelas Nailah, awalnya Nailah tidak enak hati mengatakan ini perihal laki-laki lain yang menganggu pikirannya kepada suaminya.

“Afraz emang gitu orangnya, dia memang jutek sama orang baru. Dulu sih ,cuma jutek aja sikapnya tapi entah kenapa wakti kembali ke Indonesia sikap dinginya ada. Tapi Afraz baik ko orangnya” jelas Ilham sembari melepas kancing bajunya.

“Tapi, setiap berselisihan sama aku dia itu natap aku tajam banget, kaya gak suka gitu pokoknya sama aku” Nailah kembali mencari kesalahannya terhadap Afraz, mungkin ada sikap dari dirinya yang tak disukai Afraz.

“Udah, gak usah dipikirin. Husnudzon aja sayang”

“Hah..apa mas, mas ngomong apa tadi?” inilah Nailah, sikap yang tak bisa hilang darinya. Jika sudah memikirkan sesuatu saat berbicara dengan oreang. Nailah tak terlalu fokus mendengar ucaoan dari lawan biacaranya.

“Ngomong apa?”ujar Ilham berpura-pura bingung.

“Tadi mas ngomong apa, aku dengernya kaya agak-agak gitu”

“Agak-agak apa? Agak-agak budeg?” ucap Ilham sambil menahan tawanya

“iih mas, dosa tau ngatain istrinya budeg” protes Nailah.

“Enggak kok, bercanda doang ko sayang”
Tiba-tiba Nailah merasa jantungnya berdetak tidak karuan, ketika mendnegar kata-kata yang terdengar  biasa namun mampu menertamkan jiwanya.

“Aduhh mas, sakiiit mas sakit” nailah merasakan sesak nafas sambil memegang dadanya dengan kedua tangan.

“Apa yang sakiit, kita kedokter yah”ajak Ilham, ia sangat cemas ketika melihat istrinya kesakitan. Ilham mengambil kunci mobil di atas nakas namun ditahan Nailah.

“Gak usah mas, sakitnya tuh disini” ujar Nailah sembari memegang dada bagian kirinya sambil tertawa melihat kepanikan dari suaminya.

“Oo.. kamu ngerjain mas, dosa tau ngerjain suami” kata Ilham sambil menoel hidung istrinya.

“Maaf mas, sekali-kalikan ngerjain suami” kata Nailah sambil menampilkan jari telunjuk dan jari tenga seperi angka dua.

“Yaudah sekarang kamu ganti baju terus istirahat, pasti capekkan” titah Ilham pada Nailah lalu Nailah mengangguk setuju.

Nailah masuk kedalam kamar mandi, ia membersihkan diri walau hanya sekedar mencuci muka lalu mengambil air wudhu. Setelah selesai dilanjutkan oleh Ilham yang mengambil air wudhu lalu mereka sama sama istirahat karena badan mereka sangat lelah dengan kegiatan hari ini.

Ilham dan Nailah langsung tidur tak ada kegiatan seperti pengantin baru pada umumnya, munkin karena memang sudah sangat lelah setelah acara yang mereka lalu seharian, hingga sholat tahajud pun terlewat keran meraka berdua sama-sama terbangun saat azan subuh berkumandang.

Ilham keluar dari kamar mandi setelah mengambil air wudhu, setelah Ilham dilanjutkan oleh Nailah mengambil air wudhu dan meminta Ilham untuk menunggunya agar subuh berjamaah pertama bersama suaminya tak terlewatkan.

NailahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang