Pacaran setelah menikah

9.5K 427 8
                                    


Setiap pagi setelah melaksanakan sholat subuh, Nailah menyiapkan baju kerja sang suami sebelum berkutik didapur bersama Ibu mertuanya. Sudah hampir satu minggu Nailah menyandang sebagai istri Ilham. Hari-harinya begitu menyenangkan, apalagi setiap kali dia harus membagi ilmu nya kepada anak anak kecil yang belajar di pondok sang mertua.

Namun, berbeda dengan hari ini Ilham tidak bekerja karena hari sabtu. Rencana hari ini Ilham akan mengajak Nailah pergi jalan-jalan karena setelah Ijab qobul mereka tak ada jalan berdua karena di sibukkan dengan kegiatan masing masing.

Tok Tok

Nailah yang sedang memakaikan jarum di jilbabnya menoleh ke arah pintu.

“Masih lama sayang?’ tanya Ilham dengan senyuman.

Nailah membalas senyuman dari suaminya. “Bentar lagi Mas, ini tinggal pakai liptint udah selesai ko”. usai memakai liptint dan mengambil tas kecilnya Ilham dan Nailah pergi keluar kamar menemui Uminya untuk meminta izin.

Usai mendapatkan izin dari sang Umi. Nailah dan Ilham lalu menuju mobil namun saat mereka ingin mausk kedalam mobil mereka di cegat olah Nabil.

“Mas sama mba Nailah mau kemana?” tanya Nabil

“Mau pacaran dulu, emang kenapa? Mau ikut? Tapi jangan deh nanti jadi nyamuk” ledek Ilham pada Nabil, sedangkan Nabil mendengar ucapan kakanya itu berdecak kesal.

“Mba Nayy.. beliin Nabil makanan ya nanti” Nabil menggoda kaka iparnya, dan tak menghiraukan keberadaan kakanya. Nailah mengiyakan permintaan dari adik ipar nya itu, lalu mereka segera berangkat dan pergi ke salah satu mall yang berada di Jogja.

Cukup 35 menit menuju mall, usai memarkirkan mobil. Ilham dan Nailah memasuki mall yang begitu ramai dikunjungi oleh beberapa orang, mulai dari remaja, hingga mahasiswa.

“Mas, mau makan dulu, ke toko buku dulu, atau nonton dulu?”tanya nailah bertubi-tubi.

“Terserah kamu aja sayang, mas ngikut aja” jawab Ilham sambil menoel hidung Nailah.

“Mas.. Malu ih, ini ditempat umum loh.” tegur Nay pada Ilham.

“Gak papa, kita kan halal” jawabnya santai.
Mereka pun melanjutkan pacaran halal mereka, dimulai dari ke toko buku, dilanjutkan dengan nonton film bergenre komedi, terus di akhiri dengan makan di salah satu restoran yang berada di salah satu mall tersebut.

Setelah memesan makanan, mereka menunggu di meja bernomor 07 semabri menunggu makan mereka datang sesekali mereka berbicara santai atau pun mendengarkan Ilham menggombali Nailah dengan gombalan yang lucu.

“Nay..” panggil Ilham.

“Iya Mas..”.

“Hari ini kita pindah kerumah Mas yah,, gak enak tinggal dirumah Abah sama Umi” ucap Ilham.

“Kalo Nay terserah Mas Ilham aja, Nay ikut imam Nay” ucap Nailah dengan tersenyum manis.

“Setelah pulang kita langsung pindah yah”

“Umi sama Abah udah tau?”

“Belum, pulang dari sini kita ngomong sama Umi dulu, nanti yang ngasih tau Abah biar Umi aja” katanya.

Nailah hanya mengangguk dan melnajutkan makannya.
“Assalamu’alaikum Ilham” ucap seseorang dari samping kanan Ilham.

“waalaikumsalam, Fajar. Masya Allah apa kabar” tanya Ilham pada orang itu.

“Alhamdulillah baik, udah punya anak berapa?” tanya Ilham pada Fajar.

“Alhamdulillah sudah 1, ini istri antum” ucapnya sambil menunjuk ke arah Nailah.

NailahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang