Kisah Masa Lalu

8.7K 403 11
                                    


Hari ini Nailah merasa bahagia pasalnya hari ini suaminya akan pulang, walau mungkin akan sampai di rumah malam hari.
Nailah  melihat persedian bahan masakan mulai habis, ayam dan daging pun habis. Padahal ia ingin memasak ayam tepung kesukaan suaminya.

Naila menelfon Nabil untuk meminta pada adik iparnya itu untuk menemani dirinya belanja keperluan rumah, tetapi Nabil sedang menema ni umi menghadari walamah.
Akhirnya Nailah pergi sendiri mengunakan mobil merahnya, sebelum pergi ia mengirimkan pesan pada Ilham untuk meminta izin pergi sendiri.

Sesudah sampai di dalam mall Nailah menyegarakan belanjanya agar sepat selesai dan segera sampai kerumah. Tetapi saat ingin memasuki supermarket ada seseorang yang memanggilnya dan terpaksa ia menghentikan langkahnya.Wanita ini kaget ketika tau siapa yang memanggilnya.

“Mas Afraz” sapa Nailah ketika lelaki itu berada di depannya. Sedangkan laki-laki itu hanya tersenyum dan Nailah membalas senyuman dari Afraz.

“Ada yang ingin saya tanyakan sama kamu?” ujar Afraz

“Sasa.. sama Nay?” Tanya Nailah dengan gugup untuk memastikan, dan Afraz mengangguk

“Kalo gitu, kita ngomong disana aja. Gak enak kalo ngomong disini takut ganggu jalan orang” pinta Nailah dan menunjukkan sebelah restoran jepang disebarang supermarket. Afraz menyetujui ajakan Nailah, sesampainya di restoran itu mereka hanya memesan minuman saja.

Afraz berbasa basi dengan Nailah hingga minuman mereka datang, lalu Afraz mengerluarka sebuat amplop berwarna putih kusam dari kantong bajunya.

“Kamu masih ingat ini?” tanya Afraz sambil menyodorkan amplop itu kepada Nailah.

Di ujung pojok amplop itu tertulis “To: A. Lutfi Hasyim”, seketika ia teringat seseorang yang menghiasi masa putih abu-abunya. Ia mengingat beberapa kejadian yang masih terniang dikepalanya lalu ia senyum sendiri tanpa ia sadari bahwa ada orang lain tepat dihadapannya.

“Kamu masih ingatkan Nay?” suara Afraz menghamburkan kenangan SMAnya yang sedang asik bernostalgia di kepala wanita itu.

“Ingat apa mas?” dengan bingung
Afraz mendesis kesal pada wanita yang berada dihadapannya ini, ia tak menyangka kejadian ini menimpa padanya dan semudah itukah wanita ini melupakan semuanya.

“Coba kau buka isinya” titah Afraz, lalu Nailah mengikuti perintah Afraz. Sesuatu hal yang tak terduga yang berada di dalam surat itu, ia masih ingat tulisan dan kalimat yang tertulis di kertas itu.

To ka Lutfi,

Hampir temen sekelas aku tau tentang aku sama kaka, gimana dong?

Pulang sekolah aku tunggu kaka di tempat rahasia.

Salam,
Nay

“Mas Afraz kenal sama ka Lutfi? Sekarang dia dimana mas?” Nailah bertanya namun netra matanya tetap memadang surat itu.”Gimana ya sekarang ka Lutfi” lanjut Nailah dengan senyuman.

“Sungguh kamu tidak mengenali ka Lutfi mu Nay?” Afraz bertanya dengan raut wajah sangat kecewa, gadis yang ia nantikan selama bertahun-tahun tak mengenali dirinya.

“Maksudnya mas?” tanya Nailah dengan heran

“Afraz yang berada di depanmu sekarang ini adalah Lutfi yang selalu membawakan coklat dan memberikannya kepadamu setelah pulang sekolah” jelas Afraz dengan mata memanas

“Afraz yang kau anggap saudara suamimu ini adalah Lutfi yang selalu mengajakmu makan bakso di tempat mang Dadang”

“Afraz yang kau kenal saat ini adalah kaka Lutfimu Nailah Fakhirah Jalilah” Afraz memperjelas ketika menyebutkan nama lengkap Nailah, sedangkan Nailah terkejut dengan semua ucapan Afraz. Dirinya sangat tak menyangka jika Afraz yang ia kenal begitu menakutkan dengan tatapannya adalah seorang Lutfi yang sangat lembut pada dirinya.

NailahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang