“Nailah” panggil Umi ketika aku sedang melamun di ruang tamu rumah ku.
“Iya mi” jawabku
“Kamu yakin akan keputusan mu ini nak?” tanya mertuanya.
“Apa yang harus Nay lakukan, selain ikhlas”
“Nay, tidak ada wanita yang mampu satu rumah dengan madunya dan tidak wanita yang rela membagi hati untuk wanita lain” ucap mertuanya itu.
“Umi, Nay memang tidak mungkin rela. Nay masih ingin jadi wanita utama bagi mas Ilham. Nay hanya manusia biasa yang memiliki rasa kasihan, Nay sungguh tak tega mi, bagaimana nasib anak lelaki mas Ilham nanti” Ucap Nailah menundukkan kepalanya.
“Lalu bagaimana kamu menjelaskan itu semua kepada sabrina?” tanya mertuanya itu.
“Biar itu jadi urusan Nay umi” ucap ku meyakinkan mertuaku.
Tok tok
“Assalamu’alaikum.”
Bersamaan dengan ketukanlembut di pintu.“Waalaikumsalam” jawab Nailah seraya membuka pintu. Detik selanjutnya terlihat wajah Ilham dan Aliya dan seorang anak laki laki yang Nailah kenali sebelumnya.
Nailah hanya diam lalu mengambil tangan suaminya dan mencium punggung tangannya
“Assalamu’alaikum mba” ucap wanita yang berada disamping Ilham.
“Waalaikumsalam warahmatullah”
“Mbak saya minta maaf sud…”
“Sudahlah, sekarang masuk dan beristirahatlah” intruksi Nailah ketika Aliya ingin mengatakan sesuatu. Nailah tak ingin mendengar penjelasan dari wanita itu. Nailah berusaha untuk tidak meneteskan air mata walau nyatanya ia ingin sangat ingin melakukannya.
___Sudah dua hari mereka tinggal bersama, ada perubahan didalam rumah itu.Setelah mengantar Sabrina kesekolah Nailah duduk dikursi panjang ditaman pesantren,
“Kini hal yang paling ku takutkan terjadi, aku bukan lagi jadi wanita utama baginya, bukan hanya aku yang akan menjadi tempat keluh kesahnya dan bukan hanya aku istrinya.
Kukira dengan aku pergi dia akan kembali dan menjadikan aku tetap wanita utamanya tapi kenyataan ini memang sulit untuk ku terima, inilah jalan takdir yang allah berikan kepadaku.
Apa yang membuat ku bertahan dengannya? ““Ustadzh” seseorang mengagetkan Nailah dari lamunannya.
“Ha, iya kenapa Fatimah?”
“Ustadzh kenapa? Dari tadi saya liat ustazdh melamun terus”
“Tidak papa”
“Ustadzh Fatimah boleh bertanya?”
“Silahkan”
“Perempuan dan anak lelaki yang dirumah ustadzh siapa?” tanya Fatimah pelan.
“Memang ada apa kamu bertanya masalah wanita yang ada dirumah saya?”
“para santri banyak yang bertanya dan membicarakan wanita itu, ketika Fatimah kepasar para pedagang membicarakannya juga. Fatimah mendengar dari pembicaraan para pedagang katanya itu istri kedua ustadz. “ ucap Fatimah dengan rasa takut dan menundukkan kepalanya
Nailah mengambil nafas panjang dan menghembuskannya kasar.
” Dia memang istri dan anak ustadz Ilham. Mereka sudah menikah saat satu tahun kami menikah” ucap Nailah sambil memejamkan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nailah
Teen Fiction" Aku ingin seperti Khadijah binti Khuwailid yang tak pernah di madu oleh Rasulullah, karena aku tak sekuat Saudah binti Zam'ah istri kedua Rasulullah yang rela dimadu dengan banyak wanita. Tidak ada wanita yang ingin dirinya dimadu, wanita mana yan...