Pemandu Jalan Sembilu

576 23 0
                                    

Walau kau sudah tidak dalam peluk, bayangan kita masih samar di pelupuk. Aku tak peduli kau masih ingat atau justru melupakanku, yang jelas sejurus doa selalu kulambungkan tuk kebahagiaanmu.

Acap kali aku mencemaskan, bagaimana kalau kau tak disatukan dengan orang baru yang tak punya kesabaran, karena aku mengerti bahwa kau adalah makhluk yang selalu ingin dituruti ke mana pun pergi.

Masih ingat jelas tempo itu, aku menurutimu, katanya akan diajak pergi ke tempat yang tidak ada di bumi. Aku pikir kau habis keracunan. Ternyata benar, kau keracunan orang baru dan memilih memanduku ke jalan penuh sembilu, menusuk dan haru. Sejak saat itu aku terpaksa menurutimu untuk pergi dan kamu tak lagi membersamai.

—Maesyuroh

Sedetik Bersama Luka (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang