Malam ini aku tidak sendiri. Aku sedang sibuk bercengkrama dengan malam, bersahutan dengan bulan dan bernostalgia dengan bangku taman. Sesekali aku tertawa apalagi saat bangku yang kududuki bertanya ke mana seseorang yang biasa duduk di sana bersamaku. Mereka menanyakan kehadiranmu yang sampai sekarang masih begitu jelas dan membekas dalam ingatanku.
Aku tak habis pikir, kau justru memilih bersama orang lain dan meninggalkan semua histori kita. Bukan lagi jarang tapi sudah keseringan aku berusaha untuk berdamai dan menerima, namun nahas, nampaknya aku justru terlihat seperti orang gila setelah tersadar kita tak lagi bersama.
Baiklah, pelan-pelan aku berusaha mengerti, barangkali kau memang bosan sekali dengan semua ini sehingga memilih mencari pengganti.Kalau nanti seseorang yang sekarang bisa menikmati senyum dan melahap perasaanmu menyakitimu, datanglah kepadaku, di sana selalu ada hati yang selalu terbuka untukmu, ada jiwa yang siap menerima segala kelu kesahmu, ada pundak yang bersedia menjadi tempatmu bersandar dan yang pasti ada aku yang akan mengemudikan hatimu agar kembali seperti sedia kala.
Bagaimana mungkin, kau menyakitiku saja aku tetap seperti ini. Barangkali cinta yang sudah berkarat telah menuntunku untuk memperlakukanmu dengan indah, seindah histori kita bagiku, tapi mungkin tidak bagimu.
- Maesyuroh
KAMU SEDANG MEMBACA
Sedetik Bersama Luka (SUDAH TERBIT)
PoetrySUDAH TERBIT DAN BISA DI PESAN! Judul : Sedetik Bersama Luka Penulis : Maesyuroh (IG @maesyuroh11) Penerbit : Azizah Publishing Harga : Rp70.000,- Halaman : 100+ hlm Cetakan : Juni 2020 Untuk order bisa langsung hubungi penerb...