***
Anggi pov
Setelah beberapa hari aku menjalani hidup sebagai wanita cantik, aku mulai ber olahraga di sebuah gym di dekat komplek rumahku. Banyak sekali laki-laki cupu dan jelek yang memerhatikanku dan bahkan meminta nomor ponselku.
Aku hanya tersenyum mengabaikan mereka yang sama sekali bukan tipe ku! Sombong sedikit boleh lah...
Aku kan cantik!
"pak, saya pesan minumannya ya---" ucapan ku terpotong, saat aku melihat sosok lelaki tampan berada di sebelahku. Pandanganku benar-benar tidak bisa luput darinya! Ia sangat tampan, dan dia tipe ku.
Astaga, aku harus berkencan dengannya!!!!!
***
Keesokan paginya, aku kembali ke gym itu dan langsung menemukan lelaki tampan itu. Aku berniat memberinya minuman, agar aku bisa sekalian berkenalan. Ia terlihat begitu berkeringat! Tampannya!
"eum... Ini air mineral untukmu!" ucapku begitu lembut padanya.
Ia menyambut kedatanganku dengan wajah tampannya. Ia berhenti, dan mengambil minuman pemberianku. Kami mulai mengobrol, dan berencana akan kencan buta lusa malam.
Aku sangat senang! Ternyata begini ya enaknya punya wajah cantik! Bisa memilih manapun pria yang di inginkan dengan mudah.
***
Malam itu. Akhirnya aku benar-benar makan malam bersamanya di sebuah restoran mahal dan berkelas. Kami pun sesekali mengobrol, dan membicarakan mengenai hobi kami. Ia sangat menyenangkan!
Setelah makanan habis, aku berniat membayar pesananku tapi sang kasir bilang bahwa makananku sudah di bayarkan olehnya. Astaga dia sangat manis! Aku jadi tambah suka dengannya.
Kami pun pulang bersama.
"terimakasih untuk hari ini" ucapku pada Revan. Si lelaki pujaanku.
"iya, jangan lupa kabari aku jika kau ingin tidur. Aku ingin lebih dekat dengan mu!" jawab Revan begitu frontal padaku.
Sementara dalam lubuk hatiku aku merasakan sebuh getaran hebat. Aku hampir saja pingsan mendengar ucapan manisnya. Ini yang pertama kalinya aku di perlakukan sangat manis oleh seorang pria.
Tak selang beberapa hari pun, Revan menembakku. Menjadikanku pacarnya, dan jelas aku mau! Sangat mau! Aku sangat bahagia bisa berpacaran dengannya. Kami akhirnya memutuskan untuk tinggal bersama di sebuh apartement mahal, tentunya.
Malam itu aku sedang berbaring dengan piama tidurku. Sementara Revan sedang Tertidur pulas dengan tubuh telanjang, namun tertutupi oleh selimut. Kami baru saja melakukannya, bahkan sudah tiga kali kurasa.
Aku menoleh ke arah tong sampah di sebelah kasur kami. Tatapanku berfokus pada kondom yang tadi kami pakai. Aku merasa aneh dengan kondom itu. Kenapa isinya sangat bersih? Tidak ada cairan apapun di dalamnya.
Bahkan setelah tiga kali kami melakukan seks, kondom yang Revan pakai selalu bersih.
Akupun tak mau memikirkannya terus. Dengan segera aku tidur dan memeluk pacarku, Revan.
***
Keesokan Malamnya, aku terbangun dan merasakan ke anehan pada Revan. Ia terlihat sangat gelisah setelah beberapa menit menatap ponselnya. Aku takut ingin bertanya, karena beberapa hari ini Revan sangat mudah terpancing emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CREEPY PASTA
HorrorSelamat membaca dan di hantui! (beberapa cerita yang tidak di sertakan sumbernya, itu berarti karya saya. Jika ingin merepost ulang silahkan tag, dan sertakan cr) 051017- #89 dalam horror