BAGIAN 2

5.2K 525 69
                                    

BAGIAN 2


"Terima kasih ya, Mas. Semoga Allah membalas kebaikan Mas Abi." Lelaki itu tersenyum, lalu tangannya kembali terulur, Alma mengerutkan keningnya namun tak urung menyambut uluran tangannya.

"Sebagai bentuk terima kasih, bagaimana kalau mulai hari ini kita berteman?"

Alma tersenyum lalu mengangguk. "Menambah tali silahturahmi tidak ada salahnya."

"Mbak mau kemana?"

Alma yang sibuk mengambil dompetnya mendongak, "Saya mau ke sekolah, Mas." Abi melihat gerak gerik Alma yang hendak membayar ongkos tambal ban langsung mencegah.

"Nggak usah, Al. Biar aku aja yang bayar." Alma terkejut, selain terkejut karena Abi kembali membayar ongkos tambal ban, lelaki itu juga memanggilnya dengan nama dan panggilan resmi menjadi panggilan lebih santai.

Menyadari keterdiaman Alma, Abi mengusap rambutnya yang berantakan karena tertiup angin. Sembari tersenyum salah tingkah, Abi menjelaskan. "Bukankah kita udah berteman? Jadi wajar dong panggilannya nggak seformal tadi?"

 "Bukankah kita udah berteman? Jadi wajar dong panggilannya nggak seformal tadi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alma pulih dari diamnya, dan tertawa canggung. "Iya, Mas Abi. Nggak apa-apa. Tapi untuk sekarang biar Alma yang bayar ya? Soalnya ini motornya Alma." Alma memohon. Mau tak mau Abi mengangguk dan kembali memasukkan dompetnya yang sudah ia keluarkan dari saku belakang celananya.

"Omong-omong sekolahnya di mana?"

Alma menolehkan kepalanya pada Abi, ia masih menunggu kembalian ongkos tambal ban. "Di SLB Cinta Mutiara."

Abi mengangguk, lalu dengan berdehem ia kembali menimpali. "Gimana kalau motormu dititipkan di sini aja? Soalnya aku juga mau ke sekolah itu."

Kembali wajah terkejut Alma terlihat. "Aku juga nggak yakin tanganmu udah baikan setelah kambuh tadi. Dari pada bahaya di jalan." Abi masih mencoba merayu Alma agar ikut dengannya.

"Tapi ngapain Mas ke sekolah Alma? Urusan apa ya? Soalnya hari ini acaranya Cuma pisah kenal aja." Mata Alma melebar.

"Mas mau promosi ya? Duh, sebaiknya hari lainnya aja, Mas."

Abi tercengang dengan tanggapan Alma yang beranggapan bahwa ia sales. Astaga! Apakah wajahnya mirip sales? Menggaruk alisnya sembari tertawa kecil, Abi menjawab.

"Pokoknya motormu ditinggal di sini aja. Kamu ikut aku ya? Kita sama-sama ke SLB."

Alma ingin membantah namun ia terdiam saat tatapan menuntut Abi. Duh, laki-laki ini baru sehari bertemu juga sudah jadi pemaksa. Namun, Alma membenarkan dalam hati. Tangannya masih sakit, jika ia memaksakan untuk naik motor jangan-jangan terjadi sesuatu padanya.

***

Alma mendesah lega saat tiba di area sekolah. Melihat jajaran mobil yang biasanya tidak terlalu banyak, kali ini halaman sekolahnya sampai penuh. Tidak heran, karena hari ini ada acara pisah kenal. Alma menolehkan kepalanya ke samping, dan ternyata Abi sudah tersenyum menatapnya. "Terima kasih ya, Mas."

Cinta untuk Alma [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang