Siang itu Yun Hee sedang membakar ubi di halaman belakang rumah mereka. Ya, makan siang hari itu hanya ada ubi. Mungkin sama juga dengan makan nanti malam. Hari itu Appa Son tidak ke pasar untuk menjual sayuran mereka karena sedang sakit jadi tidak ada uang untuk hari itu. Oleh karena itu Eomma Son mengorek tanaman ubi mereka dan meminta Yun Hee untuk membakarnya.
"Yun Hee-ya, Eomma-nya Minhyuk baru saja meminjamkan uang. Eomma sudah menolak tapi dia berkeras agar menggunakan uang itu untuk Appa berobat. Apa kau tidak keberatan uang ini Eomma gunakan untuk berobat Appa ke tabib Huang? Kau tidak keberatan makan ubi lagi, Nak?" tanya Eomma tiba-tiba melongokan kepalanya di pintu belakang.
"Tentu saja Eomma. Eomma pergilah ke tabib Huang. Aku tidak apa-apa makan ubi lagi. Toh nasi ataupun ubi semua sama saja." jawab Yun Hee sambil tersenyum.
"Baiklah, Nak. Eomma dan Appa pergi dulu. Eomma janji kalau nanti ada uang Eomma akan belikan daging untukmu."
"Iya Eomma, hati-hati di jalan ya."
Sepeninggal Eomma, Yun Hee meneruskan pekerjaannya, sesekali mengipas dan membolak-balik ubi itu agar tidak gosong.
Wussssss.....Braaaaaaakkk!!
Seperti meluncur dari langit, tiba-tiba ada kepulan asap putih meluncur cepat vertikal dari atas dan berdebum keras di tanah kosong depan rumah Yun Hee yang digunakan sebagai ladang.
Yun Hee yang mendengar suara debuman itu langsung mematikan bakaran ubinya dan bergegas lari ke depan untuk melihat apa yang terjadi. Dilihatnya debu masih berterbangan di sekitar lokasi dengan sedikit asap berpendar di sana.
"Apa itu?" gumamnya pelan.
Tak lama setelah debu dan asap itu hilang, Yun Hee berlari mendekat karena penasaran. Dan ketika sudah dekat, dengan jelas dilihatnya empat orang dalam keadaan pingsan dalam keadaan menelungkup memakai pakaian yang aneh, bukan seperti pakaiannya sehari-hari.
Siapa mereka? Pakaiannya bagus sekali. Apa mereka tidak panas memakai baju panjang seperti itu?
Yun Hee mundur masuk ke rumahnya. Dia takut mereka orang jahat. Tapi selangkah lagi masuk ke rumahnya, dia berbalik lagi menatap mereka.
Bagaimana kalau mereka ternyata orang baik? Atau mereka sedang butuh pertolongan? Aduh bagaimana ini....batinnya lagi.
Dia dilema antara mau menolong atau tidak. Setelah berpikir lama akhirnya dia memutuskan untuk mendekat lagi. Dan keempat orang itu masih pingsan, belum sadar.
"Aku tidak mungkin membawa mereka masuk ke rumah. Eomma dan Appa pasti tidak akan setuju." gumamnya sambil melirik gudang di samping rumahnya. Tempat itu digunakan Appa untuk menaruh benih tanaman dan perlengkapan ladang lainnya.
Maafkan aku, tapi kalian lebih baik aku taruh di situ daripada di dalam rumah.
"Yun Hee-yaaaa...." panggil Minhyuk tiba-tiba dan menepuknya dari belakang, "Astaga, siapa itu?! Mundur Yun Hee, siapa tahu mereka orang jahat!" Minhyuk segera menarik tangannya.
"Sssstttt Minhyukie, jangan berisik nanti di dengar orang..."
"Baiklah, tapi katakan siapa mereka? Mengapa bajunya aneh sekali? Mereka pasti bukan orang sini...."
Belum selesai kata-kata Minhyuk, tiba-tiba salah satu dari keempat orang itu sadar dari pingsannya.
"Aaargh...." tangannya memegang kepalanya yang pusing lalu melihat ke sekitar, "Dimana aku?"
Ketika dilihatnya Minhyuk dan Yun Hee tengah berdiri memandangnya bingung, dia segera bangun dan bersikap waspada.
"Siapa kalian!" teriaknya, "Kalian pasti anak buah Vernon!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Retrouvailles
FantasyRetrouvailles bisa dikatakan sebagai rasa bahagia saat bertemu lagi setelah berpisah untuk waktu yang cukup lama. ** Dunia dibagi dalam dua kategori, Dunia Atas dan Dunia Bawah (Earth). Dunia Atas dunia yang dihuni oleh makhluk imortal seperti Elf...