#18

31 3 0
                                    

Dalam diam, Endymion membopong jasad Yun Hee dengan Selene yang berjalan di sampingnya. Angin berhembus kencang, cahaya bulan yang biasanya bersinar cerah malam ini tidak nampak tertutupi awan yang menggantung gelap di atas sana. Seakan ikut berduka oleh kematian sang Tuan Putri kerajaan yang baru saja pergi karena kekejaman penguasa Revenant. Di belakang mereka Alfar, Aiser dan anak-anak mereka ikut berjalan dalam diam. Tidak ada yang berani berkata apalagi bercanda bahkan untuk orang seaktif Minhyuk. Matthew bahkan harus memapahnya karena Minhyuk hampir pingsan tadi melihat kematian Yun Hee yang tidak diduga itu.

Daniel yang berada di paling belakang terus menundukan kepalanya, hatinya nyeri, perasaannya hancur. Bayangan ketika Yun Hee melindunginya dari terjangan Vernon terus berputar di kepalanya bagaikan proyektor, menghakiminya tanpa henti.

Seharusnya aku tidak semudah itu jatuh dalam tipu muslihat Vernon. Seharusnya aku bisa menilai mana yang benar dan tidak dari cerita pemuda bernama Choi Minki itu. Seharusnya aku tidak menyerahkan Yun Hee pada Hyungwon. Seharusnya aku tidak berlagak seperti pahlawan kesiangan bagi keluargaku, mencoba melindungi mereka dari Yun Hee yang jelas-jelas tidak melakukan apa pun. Seharusnya aku tidak berbuat kasar pada Yun Hee, ah..dia hanya ingin berteman denganku, tapi kenapa aku memperlakukannya begitu buruk? Seandainya...

"Daniel.." sapaan Shine mengaburkan lamunan Daniel. Tanpa sadar mereka sudah sampai di depan rumah.

Shine mencoba tersenyum hangat walau Daniel tahu mata berduka kakaknya itu tidak bisa ditutupi oleh senyuman semanis apa pun. Sedangkan Shine sendiri tidak ingin egois, dia tahu adik bungsunya itu dalam keadaan hancur. Bukan tindakan yang tepat menyalahkan siapa pun atas kematian Yun Hee.

"Ayo masuk. Sampai kapan kau mau berdiri di luar seperti ini? Ayah dan Ibu mencarimu dari tadi."

Daniel menggeleng lemah, "Aku di sini saja, Kak."

"Yakin tidak ingin masuk? Melihat Yun Hee untuk terakhir kali? Kemungkinan besar Raja Endymion akan menguburnya hari ini juga."

Dahi Daniel berkerut, "Mereka tidak membawa pulang jasad Yun Hee?"

Shine menggeleng, "Mereka sadar jika mereka melakukan hal itu Yun Hee akan sedih karena berada di tempat yang asing baginya. Yun Hee akan lebih senang berada di sini, Eomma dan Appa Son juga bisa mengunjunginya sesering yang mereka bisa."

Daniel mengangguk paham, "Eomma dan Appa Son, siapa yang akan memberitahu mereka?"

"Minhyuk dan Taehyung yang akan mengatakan pada mereka. Mereka akan mengarang cerita kenapa Yun Hee bisa meninggal. Aku tidak bisa membayangkan kesedihan yang akan mereka rasakan. Yun Hee anak mereka satu-satunya..."

Tidak ada yang bisa Daniel lakukan selain mengangguk lagi. Pikirannya benar-benar kosong. 

"Aku minta maaf, Kak." ucapnya pelan, "Semua gara-gara aku. Istriku, keluarganya, dan sekarang Yun Hee. Apa aku memang selemah itu sampai Vernon dengan mudah mengacaukanku?"

Shine mengedarkan pandangannya pada sisi lain, tidak ingin menampilkan emosionalnya di depan Daniel.

"Maafkan aku, Kak.." ulang Daniel.

"Sudahlah..." tegas Shine akhirnya, "Sebanyak apa pun kau meminta maaf, Yun Hee tidak akan hidup kembali. Lupakan semuanya."

Daniel kembali menunduk. Dalam keadaan normal ucapan Shine barusan mungkin tidak akan mempengaruhi hatinya. Tapi sekarang perkataan itu seakan menusuk dan membuat matanya kembali berair.

"Aku memang bodoh, juga lemah..."

Tepat saat Daniel mengucapkan kata-kata itu, dari langit tiba-tiba turun seberkas sinar terang kekuningan yang menyilaukan mata. Kejadian itu membuat Endymion juga Alfar sampai keluar dari rumah untuk melihat apa yang terjadi.

RetrouvaillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang