#7

45 6 0
                                    

"Anak yang Selene buang ke Earth, kau pikir anak siapa itu?"

"Anaknya dengan keparat itu."

Ibu Suri hanya tersenyum mendengar jawaban itu.

"Anak itu bukan anak mereka berdua. Itu anak kalian."

Endymion melepaskan tangan Ibu Suri pada pipinya sambil bangkit berdiri, "Jangan memberikan lelucon padaku, Ibu."

"Mau Ibu ceritakan sesuatu?" tanya Ibu Suri sambil tersenyum menggoda anaknya.

Endymion hanya terdiam tidak berniat menanggapi.

"Ingatkah saat perang Lyrids berlangsung? Hmm kalau ibu tidak salah ingat, kejadian itu terjadi saat kalian berumur 20 tahun. Ingatkah kita membantu kerajaan Laomedon mengalahkan kerajaan Lyrids saat itu? Kalian pulang dalam kemenangan besar. Bahkan ayahmu sampai berpesta tujuh hari tujuh malam karena kemenanganmu dalam perang perdanamu itu."

Endymion terdiam. Pikirannya kembali ke ingatan ke masa yang lampau. Kejadian itu terjadi tiga tahun persis sebelum dia menikahi Selene.

"Tapi tahukah kau kemenangan itu sesungguhnya ternodai oleh sikap Laomedon. Dia memanggil permaisuri Lyrids datang ke paviliun pribadinya dengan kedok untuk memberi pengampunan pada kerajaan Lyrids. Ratu itu dengan bodohnya atau beraninya, entahlah, dia datang sendiri menemuinya. Dan kau tahu apa yang terjadi berikutnya?"

Endymion menggeleng dengan bingung. Sungguh, dia tidak tahu cerita ini.

"Dia berusaha menodai ratu Lyrids sama seperti yang dia perbuat pada Selene. Dan itu memang terjadi. Dan sepulangnya ratu itu ke istana, raja Lyrids menyadari ada keanehan pada istrinya. Dia mendesak istrinya untuk bercerita. Dan dia menceritakan semuanya. Kerajaan Lyrids adalah kerajaan sihir. Oleh karena itu Laomedon meminta bantuan kepada kita, karena dengan kekuatan bulan lah sihir itu bisa hilang. Dan karena dendamnya pada Laomedon, raja Lyrids sampai datang ke kerajaan Laomedon dan memberi kutukan agar Laomedon tidak bisa mempunyai anak."

Raja kini bertambah bingung. Bagian ini sungguh dia tidak tahu. 

"Saat itu ayahanda Laomedon sendiri tidak bisa berbuat apa-apa karena anaknya memang bersalah. Dan peristiwa itu ditukar dengan pembebasan pangeran Lyrids dari penjara. Ayahmu sendiri sangat marah waktu itu. Karena sia-sialah pertolongan kita kalau pada akhirnya tawanan itu dibebaskan. Laomedon sendiri tidak mengetahui soal kutukan itu. Kabar beredar pada saat kutukan itu diberikan saat kedatangan raja Lyrids ke istana, Laomedon tidak sedang berada di sana. Dan sampai akhir hayat, ayahanda Laomedon melarang semua orang di istananya untuk menceritakan kutukan itu pada Laomedon, saking sayangnya pada sang anak dia tidak ingin Laomedon mengetahui tentang kutukan itu."

"Darimana Ibu mengetahui cerita konyol itu? Bahkan ayahanda Laomedon melarang mengatakan kutukan itu pada anaknya sendiri?

"Tapi dia menceritakan pada ayahmu. Dan sejak itu ayahmu memberi larangan agar tidak bergaul lagi dengan Laomedon, iya kan? Ayahmu hanya tidak ingin kelakuan liar Laomedon saat itu menular padamu. Dan sengaja tidak menceritakan hal ini padamu karena ayahmu tahu betapa dekatnya kau dengan Laomedon. Kau tentu akan marah jika ayahmu bercerita yang buruk tentangnya. Karenanya sejak itu ayahmu sengaja mengirimmu ke medan perang sebagai cara untuk menjauhkanmu darinya."

Endymion terdiam mendengarnya. Berjalan sedikit menjauhi Ibu Suri dengan jemari memijat pelipisnya yang kini mendadak nyeri. 

"Endymion..." panggil Ibu Suri khawatir melihat perubahan sikap anaknya.

"Tidak..tidak...tidak mungkin. Selene hamil...itu anak Laomedon, ya kan Bu?" setengah bertanya raja menatap sang ibu.

"Kau tahu, kenapa selama ini hubunganmu dengan para selirmu itu tidak pernah menghasilkan keturunan? Karena sudah menjadi hukum alam di kerajaan kita, hanya raja dan ratu kerajaanlah yang akan menghasilkan keturunan, bukan oleh orang lain. Sedangkan selirmu itu, asalnya bukan dari sini kan? Mereka hanyalah budak belian yang kebetulan berparas cantik sehingga dibawa ke istana. Begitu juga dengan Laomedon. Dia bukan berasal dari Kerajaan Bulan. Apalagi ditambah dengan kutukan itu, sekuat apapun dia mencoba tetap tidak akan menghasilkan apa pun."

"Endymion, hubungan apa pun yang pernah terjadi antara Selene dan Laomedon, sampai kapan pun tidak akan pernah menghasilkan apa pun selain rasa malu dan sakit hati."

Raja terdiam berdiri di depan jendela sambil melayangkan pandangan ke luar sekedar mencari perhatian lain untuk menenangkan hatinya.

"Saat Ibu mendengar kabar soal kejahatan yang Laomedon lakukan pada Selene juga tentang kabar kehamilannya, Ibu sudah tahu itu bukan anaknya. Sudah berkali-kali Ibu ingin memberitahukan hal ini padamu dan Selene. Tapi waktunya selalu tidak tepat. Kau bahkan menutup diri dari Ibu dan mulai berbuat semaumu sekedar menghilangkan rasa sakitmu. Ibu masih ingat ketika Dayang Min menceritakan bagaimana kau menjadi 'gila' karena kejadian itu. Lagipula jika Ibu langsung menceritakan semua dulu, kau tidak akan percaya, karena sampai kematian Laomedon walau semarah apa pun kau masih percaya dia tak mungkin melakukan perbuatan itu. Ibu tahu kau bahkan sudah menganggap Laomedon sebagai saudaramu sendiri."

"Kedatangan Ibu ke sini bukan tanpa sebab, Nak. Ibu menceritakan ini semua karena Ibu mendapat penglihatan buruk soal kerajaan ini. Ada pihak luar yang akan mengganggu ketentraman kerajaan dan kau, Selene, juga anakmu yang akan menjadi korbannya jika kau tidak cepat bergerak lebih dulu."

Perhatian raja kembali fokus menatap Ibu Suri bergerak dan bersimpuh di lutut sang ibunda, Endymion terlihat kacau sekarang.

"Apa maksudmu, Bu?"

Ibu Suri mengelus lembut kepala raja dan berkata, "Ada bahaya yang sedang mengancam kalian, Nak. Pertama Selene, lalu anakmu, lalu seluruh kerajaan akan menanggung akibatnya. Kau harus bergerak cepat, juga harus pandai melihat situasi. Yang sudah berlalu biarkan berlalu. Kembalilah pada Selene dan cepat temukan anakmu. Anakmu itu, cucuku, adalah kunci dari semua ini."

Jantung Endymion berdetak lebih kuat dari sebelumnya. Ada perasaan seperti mual dan sesak pada saat bersamaan. Rasanya ingin sekali dia berteriak kuat sekedar melepas rasa sakit ini. Ibunya tidak mungkin berbohong. Ibunya memang mempunyai kekuatan untuk memprediksi masa depan. Dan selama ini prediksinya tidak pernah salah.

Raja Endymion tertunduk di kaki sang ibu.

Dewa, apa yang harus aku lakukan?

RetrouvaillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang