#10

46 5 10
                                    

Daniel mengelap peluhnya. Dia mengambil waktu untuk sekedar beristirahat menyenderkan tubuhnya pada sebatang pohon di samping gudang. Siang itu dia baru saja selesai memotong kayu-kayu bakar, juga membantu Shine menurunkan peti-peti telur juga berkarung beras yang baru saja datang dari agen luar kota. Hari ini pekerjaan lebih berat karena ada dua pekerja yang tidak masuk hari ini. Pekerjaan banyak namun pekerjanya sedikit.

"Changkyun...." panggil Yun Hee yang muncul di sampingnya sambil menyodorkan segelas air, "Ini minumlah."

Daniel menatap Yun Hee lalu menatap gelas itu dan membuang mukanya ke arah lain, "Tidak, terima kasih."

Yun Hee yang melihatnya mencoba tersenyum, "Air ini tidak aku racuni, kok. Minumlah, kau pasti haus sudah bekerja keras hari ini."

Daniel kembali menatap tajam pada Yun Hee, "Tidak usah, aku bisa mengambil minum sendiri."

"Changkyun..." panggil Yun Hee lembut, "Bisakah..kita..berteman? Aku tidak tahu apa salahku sampai kau membenciku seperti ini, tapi bisakah aku berteman denganmu? Aku sudah mengenal kalian cukup lama, tapi hanya dirimu yang tetap bersikap dingin."

"Berteman?" Daniel memutar badannya ke arah Yun Hee dan memandangnya malas, "Aku rasa tidak. Aku tidak ingin berteman dengan siapa pun atau mencoba bersikap terbuka dengan siapa pun. Cukup hanya ada orang tua dan saudara-saudaraku di sekelilingku, aku tidak membutuhkan yang lain. Jadi lupakan niatanmu untuk berteman atau apa pun itu denganku."

"Tapi Changkyun... Bisakah kita mencoba..."

"Tidak. Dan namaku Daniel bukan Changkyun, kau harus ingat itu. Dengarkan aku, aku tidak tertarik untuk berteman dengan siapa pun. Dan kau mau tahu kenapa aku membencimu? Karena kau baik dan peduli padaku. Aku tidak perlu kebaikan atau kepedulianmu padaku. Akan lebih baik jika kau menghindar dariku. Jadi aku tidak perlu merasa harus membalas semua kebaikanmu."

Yun Hee ternganga mendengar ucapan menyakitkan itu, "Aku tidak ingin dibalas apa pun, Changkyun..."

Daniel memutar matanya dan pergi dari sana.

"Terserah." gumamnya pelan dan berjalan ke arah dapur meninggalkan Yun Hee sendiri.

Air muka Yun Hee berubah sedih melihat perlakuan Daniel barusan. Hatinya sakit mendengar perkataan pria itu. Memang apa salahnya dengan berteman? Rasanya Yun Hee harus mengubur keinginannya agar bisa dekat dengan Daniel. Entahlah, jantungnya seperti berdetak lebih kuat bila berdekatan dengannya. Walaupun pria itu selalu menganggapnya tidak ada.

"Apa sakit ini juga yang dirasakan Wonho?" gumam Yun Hee.

Tadi pagi-pagi sekali Shine 'memaksa' menemaninya saat Yun Hee mencuci pakaian di pinggir sungai bahkan sampai menyuruh Matthew menggantikan tugasnya . Dan pada saat itulah Shine menyatakan perasaannya pada Yun Hee.

"Aku menyukaimu, Yun Hee-ya." ucap Shine tadi sambil memegang jemari lentik Yun Hee dan menahannya di dadanya. Yun Hee yang mendengar pernyataan cinta itu terang saja bingung. Dia tidak mempunyai perasaan apa pun pada Shine, selain menganggapnya sebagai kakak. Dan dengan terpaksa dia pun menolak pernyataan cinta Shine. Rupanya ditolak seperti itu Shine tetap berjiwa besar, dia tetap bersikap seperti biasa tidak berubah. Dan Yun Hee senang Shine bisa bersikap dewasa begitu dibalik sikapnya yang seringkali terbawa emosi.

"Ternyata rasanya sesakit ini? Astaga...." gumam Yun Hee sambil tersenyum miris dan sesaat kemudian bahunya serasa di tepuk seseorang dari belakang.

"Yun Hee-yaaaa...! Apa yang kau lakukan di sini?" seru seseorang yang ternyata Minhyuk.

"Hmm... tidak ada apa-apa." jawab Yun Hee cepat.

"Ah Yun Hee-ya, aku mau menceritakan sesuatu. Tapi janji padaku jangan ceritakan pada siapa pun lagi." Minhyuk terlihat sangat antusias.

RetrouvaillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang