#9

43 5 10
                                    

"Kau dari mana, Kak?" tanya Daniel saat menjumpai Shine sudah berada di depan warung ibunya Minhyuk.

"Dari gudang, membawa karung ke sana." ujar Shine singkat sambil meminum segelas air dari poci di atas meja.

"Kau baik-baik saja, Kak?" selidik Daniel saat melihat wajah Shine yang terlihat beda, cenderung pucat.

Shine hanya terdiam sambil menggenggam erat gelas kosong yang tadi dipakainya minum.

"Kak?" panggil Daniel lagi sambil menyentuh bahu Shine pelan.

"Eoh? Apa?"

"Kau kenapa, Kak?" Daniel menelisik sekali lagi.

"Kenapa apanya?"

"Kau terlihat aneh, Kak. Kau sakit?"

"Tidak."

Daniel hendak bertanya lagi tapi terdengar ibu Minhyuk memanggil mereka.

"Yak, Changkyun-ssi, Wonho-ssi...! Tolong bantu angkat buah-buahan ini!" teriak ibu Minhyuk memotong percakapan mereka.

Shine yang melihat perempuan paruh baya itu segera mengangguk.

"Jja..! Kita urus pekerjaan kita." ajaknya sambil menarik tangan Daniel.

**

Malam itu Daniel dan keluarganya menikmati makan malam mereka dengan nikmat. Setelah beberapa hari bekerja membantu ibu Minhyuk, hari ini mereka menerima upahnya. Keempat pangeran itu sudah bekerja dengan keras. Walaupun bekerja sebagai kuli panggul atau  membantu di warung, tetapi tenaga mereka sangat menolong ibu Minhyuk. Karena wanita itu tidak mungkin menyuruh Minhyuk yang melakukannya. Pria itu terlalu lemah bahkan untuk mengangkat satu karung pun.

Beruntunglah warung itu meskipun tidak luas tapi sangat ramai. Tidak banyak yang berjualan kebutuhan sehari-hari di daerah itu. Apalagi ibu Minhyuk juga menjual makanan di samping warung kelontong miliknya. Hal itu menjadikannya lebih ramai lagi. Jika keempat pangeran membantu di warung kelontong dan gudang, Yun Hee membantu di bagian makanan sebagai pelayan. Dia rajin bekerja. Sambil sesekali membantu bagian dapur untuk memasak jika warung dalam keadaan ramai.

"Ibu, masakan ini sangat enak." puji Matthew sambil menyuap nasi ke mulutnya.

"Yun Hee yang mengajari Ibu membuatnya." jawab ratu sambil tersenyum.

Alfar yang melihat seluruh anggota keluarganya makan dengan nikmat seperti ini hanya bisa terdiam.

"Ada apa sayang?" tanya Aiser ketika dilihat suaminya hanya termenung menatap anak-anak mereka tanpa memakan makanan di piringnya.

Mendengar pertanyaan ibunya, keempat pangeran itu menghentikan makan mereka dan menatap ke arah ayahnya.

"Kau baik-baik saja, Ayah?" tanya Shine.

"Aku baik-baik saja..." jawab Alfar sambil tersenyum, "Aku hanya senang melihat kalian rukun seperti ini. Aku merasa walaupun kita disini statusnya orang buangan dari atas, tetapi rasanya lebih bahagia karena kita dapat berkumpul seperti ini. Bahkan kita semua masih bisa makan dengan layak di dalam rumah yang hangat seperti ini."

Keempat pangeran hanya terdiam mendengar kata-kata ayah mereka. Hal ini sangat jarang terjadi karena ayah mereka bukanlah orang yang melankolis seperti ini.

"Kami juga bahagia jika Ayah bahagia." ujar Shine lagi.

"Semua ini juga karena penduduk Earth adalah orang yang baik." sambung Jim.

Matthew mengangguk menyetujui. Sedangkan Daniel hanya terdiam sambil menyantap makanannya.

"Sampai sekarang, Ibu hanya bisa bersyukur karena mempertemukan kita dengan Yun Hee. Kalau bukan karena bantuannya, kita tidak akan bisa mendapatkan semua seperti ini." kata ratu dan dijawab anggukan oleh suaminya.

RetrouvaillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang