#5

38 6 2
                                    

"Minhyuk-ah....!" teriak seorang namja siang itu.

"Hei Minhyuk-ah, ayo bermain! Kau ke sini hanya untuk tertidur? Jika mau tidur silahkan di rumah." serunya lagi.

"Aish... Taehyung kau berisik sekali!" sungut Minhyuk sambil bangun dan menggaruk rambutnya, "Kau saja bermain. Aku tunggu disini."

Namja yang bernama Taehyung itu hanya mengangkat bahunya dan melanjutkan lagi bermain bola bersama yang lain. Sedangkan Minhyuk mengawasinya sambil terkantuk-kantuk.

"Kau tidak ikutan main?" tanya seseorang dari belakang tiba-tiba.

"Astaga!! Bisakah kau tidak mengagetkanku?" omel Minhyuk sambil menepuk dadanya karena kaget.

"Hahahahahahaha maafkan aku." seru orang itu yang ternyata Jim, "Mereka siapa?" dagunya menunjuk ke arah lapangan.

"Teman sekolahku."

"Sekolah? Apa itu?"

Mata Minhyuk memutar malas. Lagi, dia harus lagi-lagi menjelaskan kepada dia dan keluarganya untuk hal-hal yang mereka tidak pernah dengar sebelumnya. Oh ayolah, apa mereka di atas sana juga tidak bersekolah?

Mereka semua yang Minhyuk sebut sebagai 'orang aneh dari atas' sudah berada disana selama dua minggu. Yun Hee menutupi keberadaan mereka dengan sangat baik. Dia bahkan melarang Appa Son untuk mendatangi gudang dengan alasan gudang itu sudah lapuk dan tidak layak huni sehingga semua peralatan ladang Yun Hee pindahkan ke belakang rumah.

"Sekolah, tempat kau mempelajari ilmu dengan gurumu."

"Oh itu. Dan kau tidak ke sana hari ini?"

"Ini hari Minggu. Mana ada sekolah buka hari ini?"

"Oh, dia tidak buka setiap hari?"

"Apa yang mereka lakukan? Apa itu yang di tendang-tendang oleh mereka?"

"Wah, aku belum pernah melihat ini sebelumnya. Apa kau mau mengajariku?"

Minhyuk tidak menjawab apa-apa lagi. Rasa kantuknya mengalahkan emosinya hari ini. Dia malas untuk mengomeli Jim seperti yang sudah-sudah jika orang itu terus menerus bertanya padanya.

"Minhyuk-ah ayo kita pulang...." tak lama kemudian Taehyung menghampirinya, "Oh, siapa kau?"

Jim melihat namja itu dan terbius sesaat. Pria ini sangat cantik, pikirnya.

"Hei, apa kau teman Minhyuk? Aku Kim Taehyung teman sekolahnya."

Jim masih terbengong dan tidak sadar Minhyuk menggeplak kepalanya dari belakang. Astaga, dia sudah memukul seorang pangeran.

"Hei, kau ditanya diam saja?"

"Nama...Namaku Jim...." jawab Jim tergagap.

"Jim? Nama yang aneh?"

"Jim...Jim...Jimin! Namanya Jimin. Dia sepupuku baru datang dari Busan." seru Minhyuk cepat dan segera dibalas anggukan oleh Jim.

"Oh hai Jimin. Salam kenal." kata Taehyung lagi sambil memamerkan senyum khasnya.

Dewa, dia tampan dan cantik disaat bersamaan. Aku rasa aku jatuh cinta padanya.

"Hei Jim...eh Jimin! Kau ini kenapa sih? Diam terus dari tadi?"

"Oh, hai Taehyung. Aku Jimin. Senang bertemu denganmu." kesadarannya kembali mengikuti alur yang dibuat oleh Minhyuk.

"Baiklah. Aku mau pulang sekarang. Kalian ikut?"

"Ayolah. Aku mengantuk. Ingin cepat tidur siang."

Sepanjang jalan Taehyung terus berbicara dan Jim menanggapinya sesekali sambil tertawa. Sedang Minhyuk hanya terdiam. Sesekali dia jalan sambil tertidur hingga kakinya sering terantuk batu.

RetrouvaillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang