Setelah Ibu Suri kembali ke Pillan Pattera, Endymion pergi ke ruang kerjanya dan tetap bertahan di sana sampai malam tiba. Di depannya terbuka lembaran kerajaan yang dilaporkan Jendral Lee yang tadi sempat dibacanya. Namun alih-alih kembali membacanya, pikirannya malah kemana-mana. Kata-kata sang ibunda terus terngiang di telinganya.
"...Raja Lyrids sampai datang ke kerajaan Laomedon dan memberi kutukan agar Laomedon tidak bisa mempunyai anak."
"...hanya raja dan ratu kerajaanlah yang akan menghasilkan keturunan, bukan oleh orang lain."
"...hubungan apa pun yang pernah terjadi antara Selene dan Laomedon, sampai kapan pun tidak akan pernah menghasilkan apa pun selain rasa malu dan sakit hati."
"...Ada bahaya yang sedang mengancam kalian, Nak. Pertama Selene, lalu anakmu, lalu seluruh kerajaan akan menanggung akibatnya."
Pikirannya kembali ke bertahun lampau, saat dirinya menangkap basah Selene dan Laomedon di kamar mereka tanpa busana apa pun. Sejak itu dirinya bahkan menganggap Selene lebih rendah dari seorang budak. Seorang ratu yang tidak mempunyai harga diri.
Entah berapa kali makian dan hinaan dia lontarkan pada Selene dan entah berapa kali juga dia sengaja bermesraan dengan selirnya bahkan di hadapan Selene tanpa berpikir hal itu akan menyakitkan hati si istri.Hatinya yang dipenuhi amarah dan sakit hati membuatnya tidak lagi melihat Selene sebagai istrinya.
Dan anak itu.
Anaknya. Anaknya bersama Selene.
Hatinya makin merasa bersalah. Semua penyesalan mendadak membuncah memenuhi pikirannya. Earth adalah dunia yang luas. Dimana dia sekarang? Apakah anak itu masih hidup? Harus mencari darimana pun dia tidak tahu.
Menundukan kepalanya, matanya tidak sanggup lagi membaca berkas apapun di hadapannya. Dan untuk pertama kalinya seorang Endymion menangis dalam berbagai julukannya yang disematkan padanya.
Seorang raja yang dingin, yang kejam, yang tidak peduli pada apapun yang terjadi. Entahlah.
Dulu dia tidak seperti ini. Ayahandanya tidak mengajarkannya menjadi raja yang seperti itu. Tapi tekanan dan rasa sakit hatinya pada aib yang terjadi pada Selene membuatnya menjadi pribadi yang 180° berubah.
Setelah beberapa lama bertahan di posisi itu, raja akhirnya bangkit, ke luar dari ruangan itu dan berjalan ke arah paviliun ratu.
"Apa kau melihat Ratu?" tanyanya pada salah satu dayang yang kebetulan lewat sambil membawa baskom berisikan air.
Dayang itu terkejut melihat raja berada di sana. Bukan rahasia umum raja seperti menganggap tempat itu tidak ada. Dan sekarang dia malah menampakan diri di sana.
"Maaf, Yang Mulia. Yang Mulia Ratu berada di kamarnya. Beliau sedang sakit. Hamba baru saja dari sana mengganti kompres Yang Mulia."
Sedikit berjengit Endymion mendengar hal itu. Istrinya sakit dan dia tidak mengetahuinya?
Hanya mengangguk setelah mendengar jawaban dayang itu, Endymion segera bergegas ke kamar ratu untuk melihat keadaannya. Untuk pertama kali setelah 20 tahun berlalu, dirinya merasa kembali khawatir mendengar istrinya dalam keadaan tidak baik.
Setelah berada di depan kamar ratu, dia malah bingung apakah langsung masuk atau harus mengetuk dulu? Namun mengingat mungkin saja istrinya sudah tidur, dia memutuskan membuka pintu itu dengan perlahan.
Melangkah pelan masuk ke kamar istrinya, dirinya mendapati Selene tertidur dengan selimut merah sebatas dadanya. Nafasnya nampak tenang dan teratur. Melihat Selene, Endymion merasa trenyuh. Ingin dia mengelus rambut dan wajah perempuan itu. Perempuan yang dulu dipujanya, perempuan yang sangat dia cintai melebihi dirinya sendiri, perempuan yang membuatnya bangga membuatnya sempurna sebagai seorang laki-laki. Namun perempuan itu juga yang dia perlakukan dengan tidak baik, yang bertahun-tahun menjalani kehidupannya dengan makian dan hinaan, perempuan yang dipandang sebagai aib nasional.
KAMU SEDANG MEMBACA
Retrouvailles
FantasyRetrouvailles bisa dikatakan sebagai rasa bahagia saat bertemu lagi setelah berpisah untuk waktu yang cukup lama. ** Dunia dibagi dalam dua kategori, Dunia Atas dan Dunia Bawah (Earth). Dunia Atas dunia yang dihuni oleh makhluk imortal seperti Elf...