N I N E T E E N

1.1K 148 8
                                    

Pelajaran matematika, tiba-tiba sakit perut dan harus nahan karena maag lo kambuh, gak berani bilang ke siapa-siapa karena lo sendiri anti masuk UKS klep.

Bukan anti sih, tapi benernya itu gak mau.

Bagaimana perasaan lo? Karena sekarang Icha ada di posisi itu.

Sakid bray. Parah.

Mana ini pelajaran matematika yakan, gurunya lumayan disiplin gitu. Tapi untungnya hari ini pulangnya siang, karena kan hari Jum'at.

"Pulangnya jam berapa sih?" Bisik Icha ke Sana yang lagi coret-coret santuy.

Sana pun menoleh ke belakang, melihat jam dinding yang berada di kelas, "Bentar lagi, sekitaran 10 menit."

"Demi?" Icha gak nyangka masih harus nunggu 10 menit lagi. Karena ini bener-bener gak bisa di tahan sakit perutnya.

By the way, bukan sakit perut karena kebelet boker. Tapi lambung Icha kek kepanasan gitu, karena sisa efek kemarin makan martabak mercon.

Gilaseh, dia kaget banget pas tau sampe segininya. Padahal dulu b aja, mungkin karena dia udah jarang makan yang pedes-pedes jadi sekali makan langsung sakit gitu.



Kurang 2 menit lagi bel, Icha bisik-bisik ke Rika dan Lia yang bangkunya berada tepat di depannya, "Nanti gue pulang duluan ya, perut sakit banget ini."

"Masih sakit? Yaudah titije ya! Gue sama Lia masih ada urusan sama anak PMR soalnya," jelas Rika yang hanya diangguki Icha. Dalam hati bersyukur karena udah dapet ijin pulang cepet sama mereka berdua.

Pas bel pulang berbunyi, Icha langsung cepat-cepat mengemasi barangnya yang berada di mejanya.

Setelah selesai dia memberi kode kepada Nayeon kalau hari ini dia mau pulangnya cepet-cepet dan untungnya disetujui oleh Nayeon. Maksudnya juga ikut pulang bareng Icha gitu.

Selesai berdo'a, pamitan ke Rika dan Lia sekaligus Sana yang notabenenya temen sebangku Icha, ia langsung pulang duluan tak lupa mengajak Nayeon dan Jihyo.

"Kalo mau jajan dulu gapapa, tapi cepetan."

Nayeon mah angguk-angguk ae terus ngegumam, "gue jajan dulu deh."

Setelah kelar jajan, mereka langsung cepet-cepet naik len karena itu adalah len terakhir untuk Jum'at siang.

***

"Duluan ya guys," pamit Icha kepada Nayeon dan Jihyo, kemudian lapor ke pak sopir kalau uangnya ada di belakang. Maksudnya uangnya ada di Nayeon gitu, di jadiin satu biar ga ribet.

Perut Icha udah lumayan enakkan, tapi masih agak sedikit sakit. Dan sekarang Icha tinggal nyebrang buat sampai di perumahannya.

Tapi parah banget, hari ini jalan raya yang biasanya sepi jadi rame. Sampe-sampe Icha gak bisa nyebrang.

Fyi, Icha sekarang agak trauma kalau nyebrang sendirian. Gak tau penyebabnya apaan, intinya dia kalau nyebrang sendiri kadang merasa ragu dan takut nyebrang.

Mau minta tolong pak satpam perumahan buat nyebrangin dia, tapi pak satpamnya gak ada di pos-nya. Akhirnya Icha hanya bisa berdo'a dalam hati semoga dia gak keserempet mobil atau sepeda motor. Atau ketubruk. Naudzubillah.

Pas mau nyebrang, ternyata ada len yang berhenti. Icha langsung memutuskan untuk menyebrang, "Bismillah," Icha ngelihat kanan kiri dulu. Yang sebelah kanan udah mau kosong, dan yang kiri juga.

Icha pun nyebrang pelan-pelan, sambil was-was ngelihat arah kanan-kiri.

Dirasa sudah kosong ia pun melanjutkan jalannya tapi tiba-tiba ada mobil yang melaju sangat kencang dari arah kiri.

Icha yang melihat itu langsung cepat-cepat berhenti di tengah-tengah sebelum berada di wilayah arah kanan.

Mobil itu berhenti. Icha juga berhenti jalan.

Icha mau jalan ngelanjutin nyebrangnya karena mobilnya berhenti.

Tapi ternyata salah, saat Icha mau menyebrang. Mobil itu juga jalan.

Hampir. Icha di tabrak beneran. Kalau pergelangan tangannya gak ditahan seseorang.

Tin!

"LO GILA YA!" teriak seseorang yang menahan pergelangan tangan Icha.

Icha menoleh untuk melihat siapa pelaku yang sudah menyelamatkan dirinya.

Perasaan Icha campur aduk pas tau siapa yang nahan pergelangan tangan dia. Takut, cemas, syok, pengen nangis, mau marah, kesal, dan juga lega jadi satu.

Itu Mark, lelaki yang akhir-akhir ini memenuhi isi kepala Icha.

Itu Mark, lelaki yang akhir-akhir ini Icha hindari.

Itu Mark, lelaki yang selalu ngusilin Icha tapi sekarang malah udah gak pernah ngehubungi Icha kayak dulu.

Itu Mark, lelaki yang menyelamatkan dirinya dari bahaya saat ini.

Itu Mark, lelaki yang berhasil mencuri hatinya Icha.

Selamat Mark Al-Ibrahim, kamu berhasil membuat Icha jatuh cinta padamu.

Selamat Mark Al-Ibrahim, kamu berhasil membuat Icha jatuh cinta padamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saturday, 12 January 2019


•••

Asdfghjkl ngetik apaan sih aku😭🙃😂
Ditunggu vote dan komennya!

Happy Saturdate😘

Bronis | Mark Lee [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang