T H I R T Y - S E V E N

936 108 4
                                    



Setelah menunggu 10 menit lamanya, pesanan Jimin dan Seulgi datang. Oh mereka pesen nasi goreng seafood sama bihun.

"Makan dulu aja gapapa, santai." Ucap Icha saat mengetahui mereka berdua tidak langsung menyantap makanannya.

Seulgi langsung menatap Icha seperti bertanya kembali, memastikan beneran gapapa dengan diangguki pasti oleh Icha.

Akhirnya mereka berdua makan, lima menit kemudian pesanan Icha dan Mark datang.

"Waw, baru tau gue ada menu beginian," ucap Jimin agak terkejut melihat makanan Icha dan Mark.

Seulgi langsung menggumam, "norak banget sih, gitu aja gatau. Keseringan menu yang dilihat nasgor sama bihun," Icha seketika tertawa membuat Mark yang sedang berbincang dengan Jimin membahas menu pun menatap penuh tanda tanya kepada pacarnya.

Icha yang merasa ditatap pacarnya itupun langsung menanyakan apa maksudnya, "apa?" Mark langsung menggelengkan kepalanya kemudian tersenyum kecil. Dia baru sadar pacarnya itu tadi sedang bergurau dengan Seulgi.

Ya terus apa maksudnya mark al ibrahimmmmmmm gue gapaham.

"Yaila, Seul. Jangan salain dia, lo sendiri kenapa ga mau ikutan pesen."

"Yaa kan, soalnya gue cuma gamau bikin beban dia. Nge-date ini kan dia semua yang bayar, jadi daripada gimana-gimana gue serahin ke dia semua," jelas Seulgi.

"Iyasih, tapi kan lo bisa bantu cari menu bareng gitu. Atau kalian bisa urunan gitu, gak Jimin aja yang keluar." Icha memberi penjelasan.

"Atau bisa kek kita gitu, setiap nge-date yang bayar gantian. Jadi kan bisa pas, tapi ini sebenernya gak juga."
"Ini dari sudut pandang cowok ya, mungkin maksud Kak Jimin cuma yang mau keluar itu hanya dia mau menunjukkan tanggung jawabnya, kan ngajak Kak Seulgi pacaran nih. Jadi dia berpikir kudu dia semua yang keluarin duit. Kak Seulgi tinggal terima aja. Sebenernya Kak Seulgi gamau begini kan? Ini maunya Kak Jimin pasti kan?" Mark ngomong berasa kek nge-rap.

"Oalah... pantesan emang begitu?" Seulgi bertanya kembali memastikan yang diangguki pasti oleh Jimin.

"Udah deh, makan dulu keburu maghrib," Mark mengalihkan pembicaraan karena dia merasa pacarnya ini agak sedikit menjadi lebih diam setelah ucapan panjangnya tadi.

Kenapa ya? Gue salah ngomong?

Mark terus berpikir dimana letak kesalahannya sambil mengunyah makanan dihadapannya, tanpa sadar ada beberapa potongan lauk yang diberikan Icha di piringnya.

"Lho kenapa? Gaabis?" Tanya Mark, Icha tersenyum.

"Gapapa, cuma mau ngasi sapa tau pengen tau rasanya," perlakuan sesederhana dari Icha, bisa membuat seorang Mark Al Ibrahim terharu sampai ke namsan tower.

"Kamu.... mau punyaku?" Tawar Mark, bahasanya agak ambigu sih bikin Jimin tersedak.

"Apaan anjir ambigu banget bahasa lo, Mark!" Pekik Jimin setelah meminum es yang disodorkan oleh Seulgi.

Mark berdecak, "ya itu elonya yang pikirannya kotor, bukan gue kali. Ganggu banget lo si, gue kan lagi moment sama pacar gue!"

Iya iya Mark, gausah diperjelas kalau Icha itu pacar lo.

Perkataan lo bikin Icha baper kan.

"Kamu mah, emang ganggu deh. Maaf ya, Cha, Mark." Seulgi angkat bicara.

"It's okay, Seul." Jawab Icha.

"Mau?" Tanya Mark kembali mengabaikan ucapan Seulgi.

Disini Icha bisa menyimpulkan Mark itu emang se-gak peduli itu sama cewek-cewek. Dia tau siapa yang harus di kasih perhatian lebih.

Tapi Icha berpikir, ini mungkin karena pacarannya masih awal-awal ya. Jadi Mark begini.

Icha berharap, Mark gak begini sampai nanti. Karena Icha sudah menaruh harapan tinggi kepada adek kelasnya yang sudah menjadi pacaranya ini.

"Boleh, kalau makan pesennya beda aja ya. Biar bisa cicip-cicip gini, hemat juga kan."

Jadi ini? Salah satu alasan kenapa dia selalu nolak gue bayarin?

Yaampun pacar gue.

Makin sayangkan.

Ituu terus yang ada dalam batin Mark, diulang-ulang. Saat mendengar jawaban dari Icha.

Mark jadi merasa, dia gak salah pilih.

Mark jadi merasa, dia gak salah pilih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunday, 9 June 2019

Bronis | Mark Lee [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang