E L E V E N

1.4K 200 21
                                    

"Tadi lo bolos apa begimane?" Icha membuka suara. Karena sejak Mark selesai nangisnya ia sepertinya tak ada niatan untuk membuka percakapan terlebih dahulu.

Mark masih diam, tak menjawab pertanyaan yang di lontarkan Icha.

Dia ke rumah Icha cuma pake kaos n3v4d4 oren terus celana pendekan. Wajah sembab pisan.

Untung ganteng.

Icha menghela napas lelah, dia gak tega ngelihat Mark kayak gini.

"Sekarang gue anter ke rumah Lucas aja ya?" Icha udah mau ngambil kunci sepeda motor tapi tangannya di tahan oleh Mark.

"Tolong, jangan..." ucapnya dengan suara seraknya. Kelamaan nangis.

"Terus lo mau tidur di rumah gue? Gak bisa, Mark." Balas Icha.
"Terus adek lo mana?" Lanjutnya sambil celingukan melihat keluar. Nah kan sampe Icha gak sadar pake kata teruss muluuuu.

"Papa," gumam Mark singkat, gak mood ngomong dia.

"Apa?" tanya Icha meminta Mark untuk replay gumamannya tadi yang tidak jelas. Mark menggelengkan kepalanya, "G-gak papa," ucapan Mark malah membuat Icha khawatir.

"Cerita aja sini," kali ini Icha ngomongnya lembut banget, sampe bikin Mark oleng. G.

Mark masih menggelengkan kepalanya, tak mau bercerita. Membuat Icha menghela napas kasar, bingung dia. Harus ngapain sekarang?

"Mark, gue anterin ke rumah Lucas aja ya? Lucas hari ini lagi di rumah sendirian kok."
"Nanti biar gue yang ceritain. Siapa tau dia bisa bantuin lo?" Lanjut Icha membuat Mark diam, berpikir.

Dua menit kemudian, Mark menganggukkan kepalanya tanda menyetujui ucapan Icha.

Seketika Icha langsung mau jingkrak-jingkrak.

Ya gak elah. Canda.

Icha langsung bergegas mengambil kunci sepeda motornya. Tapi lengan Icha ditahan untuk kedua kalinya oleh Mark.
"Apa?"

Mark menatap Icha kemudian nyengir,
"Sexy juga ya body lo," ucapnya kurang ajar.

"MARK MESUM IH!!!!" Icha kabur meninggalkan Mark di dapur yang tertawa terbahak-bahak karena berhasil menjahili gadis yang ia sukai.

***

"Yaela, lo di sini aja dah!" Dari tadi tuh Lucas sama Mark debat, siapa yang nganterin Icha balik. Padahal Icha udah nolak mentah-mentah, kan Icha juga udah bawa sepeda motor merah maroon-nya.

"Udah deh, Mark. Lo nurut aja sama Lucas, dia ada benernya. Lo mending di sini daripada nanti keliatan keluarga lo, mau?" Ucap Icha berniat melerai mereka berdua.

"Ck, selalu gini! Yaudah cepet! Titije!" Setelah mengucapkan itu Mark langsung masuk ke dalam kamar Lucas.

"Cih, ngambek dia?" Gumam Lucas.

"Udah yuk, Cas!" Icha menarik Lucas keluar rumah. Lucas yang ditarik secara paksa itu hanya bisa mengelus dada sabar.

Kadang Lucas tuh heran sama Icha. Badan Icha tuh gak seberapa gede tapi kekuatannya masya allah bikin Lucas nyebut mulu.

Oiya soal badan, Icha dilihat-lihat kurusan. Hmm.

"Udah makan?" Tanya Lucas menatap wajah Icha.

Icha yang ditatap Lucas langsung memalingkan muka ke arah lain, "Udah dong!"

"Makan apa?"

"Nasi lah!" Balas Icha sambil menyalakan sepeda motor scoopy-nya. Sebenernya sih bukan punya dia, tapi punya mamanya. Icha aja yang ngaku-ngaku.

"Ck, ayo beli nasgor dulu di perumahan sebelah!" Ucap Lucas menaiki kursi penumpang di belakang Icha.

Edan emang.

Seharusnya yang laki yang nyetir, ini malah kebalikannya.

Yaudah lah. Kan namanya juga edan.

"Ngapain?"

"Mau ngelabrak tukang nasgornya -ya beli makan malem lah dodol!" Ucap Lucas menonyor belakang kepala Icha.

"Yeee! Santuy dong!"

Friday, 9 November 2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Friday, 9 November 2018

Bronis | Mark Lee [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang