Misi Kesembilanbelas : Diluar Rencana

62 5 5
                                    

Malam semakin larut. Situasi penjara ini semakin sepi. Lain dari malam sebelumnya, malam ini Keiko tidak menemukan tahanan lain yang masih terjaga duduk di pinggir jeruji.

Bahkan Kurone, dia tenang tidur di pojok ruangan. Berhimpit dengan Scarlet yang tidur menyender pada dinding penjara.

Sejak kejadian pagi tadi, mereka tak lagi bertukar sapa. Kurone selalu menghindar ketika Keiko ingin menjelaskan situasinya sehingga dua gadis itu terus tenggelam pada kecanggungan masing-masing dan akhirnya memutuskan berhenti mencoba akrab kembali.

Sangat disayangkan, padahal Keiko berharap mereka dapat terus berteman. Ditambah Kurone adalah putri dari salah satu pemberontak membuat Keiko semakin penasaran.

Banyak hal yang ingin ditanyakan, termasuk kejelasan mengenai surat cokelat yang ia temukan beberapa waktu lalu di gudang istana.

TAP ...

TAP ...

TAP...

Keiko tersentak mendengar suara tapak sepatu mendekat. Suara itu terdengar ramai, berarti bukan hanya satu orang yang tengah berjalan di lorong. 

Keiko memaksa matanya untuk terpejam, meringkuk sembari mengepalkan tangan di depan dada. Jantungnya berdetak sangat kencang.

Kemudian hening..

Beberapa saat memang tak terjadi apa-apa, hingga suara berintonasi rendah kembali membuat bulu kuduk Keiko berdiri.

Mereka bergumam tentang sesuatu, sayang sekali Keiko tak dapat mendengarnya. Ringkikan engsel jeruji yang terbuka adalah satu-satunya suara yang dapat ia tangkap dengan jelas. Mereka masuk...

"Kumpulkan semuanya !"

Keiko tak lagi dapat melanjutkan kepura-puraannya ketika mendengar perintah itu.

Ia terbangun, terkejut dirinya melihat Scarlet, Kurone dan Shine sudah duduk merapat ke dinding dengan tangan diatas kepala. Mereka tunduk pada perintah dua penjaga yang tampak garang  bersenjata.

Tak terkecuali dirinya, dengan kasar salah satu penjaga menarik tangan Keiko untuk segera bergabung dengan yang lain.

.
.

"Hmm... Lumayan juga."

Lelaki dengan bekas luka di bibir berujar pelan, ia tersenyum bengis sembari mengangkat senapannya ke belakang telinga.

Scarlet yang masih tunduk mulai tak sabar. "Mau apa kalian !?"

3 penjaga melirik padanya. Pandangan mereka beradu, Scarlet sama sekali tak menunjukkan rasa takut walaupun dia tengah ditodong dengan senapan api.

Ekspresinya kaku dengan gigi bergemeretak, tampak sangat serius dengan pertanyaannya.

"Wahh~ aku takut sekali ..." Godanya. Ia mencolek dagu Scarlet tipis membuat gadis itu segera menghindar jijik.

"Nona manis jangan galak-galak. Nanti lelaki pada takut."

"Persetan dengan kalian semua !"

Entah mengapa, semakin Scarlet marah semakin senang mereka menggodanya. Dikatai seperti itu bukannya diam, tapi mereka hanya tertawa sembari menyenggol satu sama lain.

"Ahahahaa ... Memang tahanan kebanyakan tak tahu diri ya ?"

PLAAKK !!!

Sebuah tamparan keras mendarat mulus di pipi Scarlet. Saking kerasnya sampai tubuh gadis itu terhuyung ke kiri. Kali ini bukan hanya Keiko saja yang terkejut atas perlakuan kasar mereka, namun juga Kurone yang kebetulan duduk tepat di sebelah Scarlet. Ia langsung meraih gadis itu mendekat dan memeluknya erat.

GURO : The Girl, Prince and Sleeping StoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang