Gadis itu berjalan mendahului, diikuti oleh Arthur dan Keiko yang sebenarnya masih tidak mengerti.
Beberapa kali Keiko sempat melirik kebelakang, tidak tega dia harus meninggalkan Tsu namun sepertinya urusan ini jauh lebih penting dibanding menunggu Tsu turun kebawah.Tibalah Keiko berdiri disisi sebuah lorong yang menghubungkan tempat ini dengan tempat lain.
Shine dan Arthur masih siaga disebelahnya. Mereka benar-benar diam, fokus memperhatikan apa yang ada di sekitarnya.
Dan benar saja. Setelah suasana yang cukup tenang, Keiko mendengar langkah kaki seseorang mendekat.
Suara langkahnya seperti orang itu tengah berlari. Ringan dan cepat, beberapa kali terdengar langkah sepatunya berkecipukan dengan genangan air. Langkah itu masih berputar-putar, seolah tidak menyadari jika Shine, Arthur dan Keiko adalah orang lain yang mendengar keberadaannya.
"Kau baik-baik saja ?" Arthur menegur tiba-tiba.
Keiko menggeleng. Dia menjadi aneh sejak mereka ada di tempat ini. Sepertinya Ia semakin mudah cemas, membayangkan sesuatu mengerikan dan hal-hal aneh lain yang sebenarnya tidak ada.
Sedetik Arthur melirik kearah Shine yang tengah menghitung jumlah peluru di revolvernya. Terdengar decih mengesalkan, sepertinya Shine tidak memiliki banyak peluru sekarang. Hal itu membuat Arthur jadi teringat, dia merogoh saku belakang, melihat lempeng kosong pistolnya ringan juga tanpa peluru.
"Ckckck... Sial juga..." Desahnya kesal.
Sebuah senggolan kecil membuat lelaki itu menoleh, Shine sudah berjongkok disebelahnya. Dengan isyarat tangan, Shine berkomunikasi kepada Arthur. Tampak beberapa kali Arthur mengangguk pelan menanggapi, Keiko menebak mereka tengah merencanakan sesuatu. Hanya dia seorang diri yang tidak memahami arti dari isyarat itu.
Setelah beberapa saat menunggu, Arthur kembali menoleh padanya.
"Keiko, tunggu disini. Jangan kemana-mana sampai kami kembali, kau mengerti ?"
"Kalian mau kemana ?"
Keiko mencengkeram lengan Arthur penuh proteksi. Gadis itu menggeleng enggan ditinggal."Kami akan mengurus orang itu. Setelahnya aku janji aku akan kembali. Kau percaya bukan ?"
Keiko menggigit bibir ragu. Jika Arthur meninggalkannya disini, dia tidak akan bisa kemana-mana.
"Arthur, cepat." Desak Shine yang membuat Keiko tanpa sengaja mencengkeram semakin erat.
"Keiko... Aku janji." Arthur kembali mengusap tangan mungil Keiko. Lelaki itu menatapnya lembut dengan penuh permohonan supaya dilepaskan.
"Tidak, aku rasa kita akan aman jika terus bersama-sama." Keiko keras kepala.
"Kau mau menunggu dia sampai menemukan kita duluan ?"
"Arthur aku tidak---" Kalimatnya terhenti, dia sendiri ragu untuk meneruskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GURO : The Girl, Prince and Sleeping Stone
Pertualangan[[ Seri #1 dari cerita Guro ]] -- genre : Adventure Fantasy -- -- warn : alur cerita berjalan lambat -- Alkisah hiduplah seorang gadis di negeri antah berantah. Si gadis mungil yang lemah bertahan ditengah beringas kuasa sang Raja Muda Kematian dari...