Misi ke 22 : Pertarungan Penjara (1)

46 4 0
                                    

Hi ! Sebelumnya mau kuucapin terimakasih banyak untuk para pembaca setia yang udah ngikutin sampe misi ke 22 ! Thankiss :*

Setelah semua struggle, akhirnya mood saya balik lagi buat lanjutin cerita ini. Yopiii !! ^w^)/
Terimakasih telah memaklumi semua kekurangan saya dan tetep support for GURO !!

Sebagai penghargaanku untuk kalian yang nunggu, aku bakal up langsung 2 chapter hari ini 'w') ..

Happy Reading !! 💜





================================
Penjara Bawah Tanah COSA

.
.
.
.
.
.

Suara elu-elu pentonton semakin keras terdengar. Dibalik kerangkeng besi pengurung petarung ditengah arena, puluhan mata menyaksikan dengan penuh semangat meneriakkan nama jagoannya.

Saling berhimpitan, tak jarang ada yang tersenggol hingga jatuh tersungkur dan terinjak-injak. Entah bagaimana nasib orang malang itu, penjaga tak ambil pusing dan terus melanjutkan pertunjukannya.

Semakin larut semakin orang-orang kalut. Banyak dari mereka yang memasang taruhan untuk beberapa pegulat yang sudah terkenal akan turun ke ring malam ini. Pegulat disini adalah tahanan yang memiliki kemampuan bertarung hingga berhasil bertahan untuk terus memuaskan penontonnya.

Tak bisa dipungkiri, bisnis judi juga salah satu pemasok terbesar tempat ini. Istana tak lagi memenuhi kebutuhan stok penjara sehingga para penjaga perlu melakukan inovasi. Hanya dengan mempertontonkan kesadisan sepasang tahanan yang berdarah-darah saling pukul dengan senjata yang tersedia, sudah berapa ratus emas mereka bisa peroleh.

Hal itu sah-sah saja, mengorbankan sampah untuk kemuliaan bukanlah sesuatu yang merugikan.

"Kau tampak tegang."

Arthur berucap lirih. Lelaki blonde itu bersandar di sebuah tembok tak jauh dari arena utama. Matanya melirik kearah Seiki, pangeran yang sedari tadi tampak pucat memperhatikan orang-orang yang bergulat.

"Benarkah ?" Seiki mengusap wajahnya pelan, seperti mencoba menghilangkan penat.

Arthur tidak menyahut lagi. Ia hanya mengendikkan bahu seraya kembali menghela nafas. Mereka semua lelah. Setelah semua yang ia alami, malam ini dia harus kembali diuji.

Baru saja Arthur ingin merasakan ketenangan dengan tidur pada matras tipis penjara, beberapa penjaga menggebrak sel-tahanan dan menyeret mereka berdua keluar tanpa pemberitahuan apa-apa.

Tak ada yang bisa dilakukan selain menurut, mereka berdua berbaris dengan tangan terborgol, digiring sampai ke tempat ini. Tanpa perlu pengumuman apa-apa, Arthur sudah bisa menebak, dia dan Seiki akan segera dijadikan daging segar di arena.

"Sial, kenapa dari semua tahanan yang ada. Mereka memilih kita !?" Seiki menggerutu.

Arthur kembali melirik, tampaknya pangeran muda ini sedikit tertekan dengan keadaan.

"Mungkin karena kita sedang sial saja."
Sahutnya enteng.

"Jika kita tidak selamat dari pertarungan malam ini, maka rencanaku akan hancur.."

"Rencana ?"

Seiki mendelik. Hampir ia terceplos rencana tentang pencarian batu tertidur. Sampai sekarang Arthur masih belum mengetahui tentang ini, dan sebaiknya memang jangan diberi tahu.

Seiki menggosok belakang kepalanya, gugup.

"Ma-maksudku... Rencana meloloskan diri kita." Elaknya.

GURO : The Girl, Prince and Sleeping StoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang