Jujur saja, Keiko merasa janggal dengan tempat ini. Tidak seperti tempat penyimpanan harta sebelumnya yang dipenuhi dengan laser dan sistem keamanan lain, tempat ini benar-benar kosong.
S
atu hal lain yang membuatnya bingung adalah kenapa foto 'keluarga' kerajaan, atau mungkin foto dari sosok Raja Fran justru ditaruh disini dan bukannya disimpan dalam arsip kerajaan atau semacamnya ? Atau mungkinkah hal ini merupakan salah satu aib kerajaan sehingga harus dibuang di gudang penyimpanan ?
Keiko masih diam dengan titik-titik pikiran yang perlahan mulai merangkai dalam satu pola. Dia berjalan tidak fokus pada langkahnya, terus menunduk tenggelam dalam benaknya.
Saking seriusnya, dia sampai tidak sadar hampir menabrak punggung Arthur yang berdiri membelakanginya. Keiko tersentak . Lamunannya buyar seketika melihat Arthur kembali menoleh padanya.
"Hei, ada apa ?" Tanyanya lembut. Keiko hanya menggeleng pelan kemudian berjalan melaluinya.
Arthur mengerutkan dahi bingung, beberapa kali dia kembali memanggil nama Keiko namun tidak digubris oleh gadis itu, dia malah semakin mempercepat langkah.
Keiko perlu menjaga jarak dari Arthur, bisa berbahaya jika dia membiarkan hatinya menguasai pikirannya. Ini bukan saatnya untuk jatuh cinta atau apalah itu sebutannya.
Ia menuju ruangan lain dari gudang ini. Tidak terlalu berbeda dari ruangan sebelumnya, disini juga terdapat banyak tumpukan barang-barang kuno berdebu milik kerajaan. Hanya saja untuk penerangan, ruangan ini lebih gelap karena hanya terdapat satu lampu kecil berwarna putih yang tergantung ditengah-tengah.
"Ehhh ..."
Tiba-tiba Keiko terhuyung kedepan kehilangan keseimbangan. Tubuhnya terjatuh dengan posisi membungkuk, kakinya tanpa sengaja menyandung sebuah balok kayu yang menghadang jalan.
Melihat hal itu langsung membuat Tsu tertawa, Shine hanya melirik sebentar, sedangkan Keiko mengerucutkan bibir kesal. Dia menepuk-nepukkan tangan kemudian celananya dari debu yang menempel.
"Berhati-hatilah.."
Uluran tangan dari Arthur cukup mengejutkannya. Keiko hanya tersenyum sekilas dan langsung berdiri dengan tenaganya sendiri.
Dia kembali berjalan menjauh seolah dengan sengaja untuk tidak mengacuhkan bantuan lelaki itu. Sama seperti sebelumnya, Arthur hanya bisa terbengong tak mengerti melihat Keiko yang kini sudah berdiri mendekati Shine.
".. Aahahah astaga, Apa yang terjadi ?"
Tanya Tsu yang perlahan mulai memelankan tawanya, namun juga dia. Arthur-pun sama-sama tidak mengerti.
"Entahlah, kurasa aku tidak melakukan apa-apa. Tapi dia langsung aneh begitu."
"Benarkah ? Tidak biasanya Keiko seperti itu."
Tsu ikut menatap Keiko dari kejauhan. Arthur hanya menghela nafas kecil, pening kepalanya merasakan perubahan mood ekstrem dari para wanita.
"Ngomong-ngomong, bagaimana kakimu ? Sudah baikan ?"
"Aahh~ ini ?" Arthur menggerakkannya sedikit.
"Masih nyeri, tapi aku sudah bisa berjalan walau sedikit lebih lamban dari kalian."
Tsu ber-Ooh pelan. Arthur bersandar pada meja disebelahnya, tanpa sengaja tatapannya tertuju kearah Keiko dan Shine. Dua gadis itu semakin lama semakin akrab, Arthur cukup senang melihatnya.
"Oh iya Tsu, kalian ini sepasang kekasih atau apa ?" Celetuk Arthur tiba-tiba. Tsu membelalak.
"Tidak-tidak ! Aku dan Keiko hanya teman kerja biasa di sebuah toko kelontong kota."
KAMU SEDANG MEMBACA
GURO : The Girl, Prince and Sleeping Stone
Avventura[[ Seri #1 dari cerita Guro ]] -- genre : Adventure Fantasy -- -- warn : alur cerita berjalan lambat -- Alkisah hiduplah seorang gadis di negeri antah berantah. Si gadis mungil yang lemah bertahan ditengah beringas kuasa sang Raja Muda Kematian dari...