Sesuai janji... Tambah 1 lageeee
Kalo cape istirahat ya, kasian mata kamu. Nanti jadi silinder kaya punyaku awokwowkok :*
===========================
BONGGGGG !!!!!
Nyaring bunyi gong bergaung ke seluruh arena. Teriakan penonton semakin menggila mengetahui pertarungan berikutnya akan segera tiba.
Penjaga yang tadinya menjelaskan soal peraturan segera menyingkir dari lapangan. Begitupula tampak penjaga di sisi lawan yang telah menyelesaikan narasi singkatnya tentang pertarungan.
"Ar, sepertinya ini bukan ide yang bagus." Ucap Seiki sedikit tegang ketika melihat betapa besar lawan mereka.
Arthur menghela nafas, tubuhnya belum pulih. Dia tidak bisa bergerak selincah biasanya. Ditambah, tidak ada apa-apa di lapangan ini yang bisa digunakan sebagai tempat berlindung atau alat menyerang.
Satu kunci yang mempermudah mereka melawan musuh yang bertubuh jauh lebih besar adalah dengan senjata. Namun, mereka disini tidak memilikinya.
"Baik semua mendekat ke tengah !"
Dua pasang petarung itu menurut untuk mendekat kepada sang Juri.
"Setelah kuaba-aba, kalian boleh saling menyerang. Lakukan apapun untuk menumbangkan musuh ! Siapapun yang mati, maka dia yang kalah !! Bersiap ...."
Arthur merapatkan giginya. Ia menatap tajam kearah dua lelaki yang berdiri meliriknya remeh.
"...BERTARUNG !!"
Juri itu dengan lincah melompat mundur, membiarkan 4 petarung disana melaksanakan pergulatannya.
Tanpa di duga, 2 lelaki besar itu langsung berlari menerjang Arthur dan Seiki bersamaan. Mereka ditubruk, didorong terus sampai menabrak batas jeruji besi pinggir lapangan.
BRAAAKHHH !!!
Suara punggung keduanya berbentur keras dengan besi penghalang. Lemas, rasa sakit menjalar langsung membuat keduanya lunglai ke tanah.
Arthur sedikit terbatuk, memegangi punggung dan perutnya bergantian. Belum dia sempat berdiri, dilihatnya sang lawan sudah berlari kencang menuju kearahnya.
Arthur reflek berguling kesamping, membuat lelaki itu menabrak pagar besi tanpa arti. Ia langsung mencoba menjaga jarak aman, tubuhnya perlu beberapa menit istirahat.
"Ar !! Kau baik ?" Teriak Seiki yang telah berdiri berhadapan dengan sang musuh.
"Yah~ kurang lebih ..."
Ar menahan tubuhnya agar tidak tumbang, dia perlahan mulai berdiri menatap sang lawan yang beringas.
"KESINI KAU BOCAH TENGILLL !!!"
Lelaki besar itu kembali menerjang, memukul ke kanan, kiri, atas tanpa arah. Sepertinya dia hanya berusaha untuk mengenai wajah Arthur dengan tinjunya, terlihat sekali sangat amatir.
Ketika lelaki itu meninju ke samping, dengan sigap Arthur melengos dan langsung balas meninju wajahnya sampai sedikit terpelanting. Rasa pusing berkunang-kunang sedikit menutupi pandangannya untuk melihat Arthur yang telah siap dengan serangan berikutnya.
Belum penuh lelaki itu berusaha untuk fokus, tiba-tiba sasaran sepatu boots Arthur sudah sampai ke sisi kiri kepalanya. BUAAGHH !!! Kembali terguncang keseimbangan pria itu sampai jatuh terduduk.
Serangan dadakan Arthur membuat penonton tak menduga. Mereka semakin keras berteriak untuknya dan mulai berfikir untuk mengganti taruhan mereka ke nama sang bocah pirang.
KAMU SEDANG MEMBACA
GURO : The Girl, Prince and Sleeping Stone
Avventura[[ Seri #1 dari cerita Guro ]] -- genre : Adventure Fantasy -- -- warn : alur cerita berjalan lambat -- Alkisah hiduplah seorang gadis di negeri antah berantah. Si gadis mungil yang lemah bertahan ditengah beringas kuasa sang Raja Muda Kematian dari...