10

22 3 0
                                    

Di meja telah terhidang mangkuk-mangkuk keramik berisi makanan. Juga ada sebakul besar nasi dengan uap mengepu, baru diangkat dari periuk. Bau wangi masakan menguar ke seluruh ruangan.

Enam bersahabat itu awalnya sangat tergoda dengan bau masakan yang dihidangkan Niki. Namun sedetik kemudian berubah heran menatap hidangan yang ternyata sayur semua.

Ada gulai nangka, sup wortel dicampur kentang dan kol, tumis kangkung dan sepiring sambal bawang. Semuanya masih hangat dengan uap mengepul. Menggugah selera.

Melihat ekspresi mereka, Niki seperti paham maksudnya. "Maaf, hanya ini yang bisa Niki sajikan. Kak Noki pulang tidak membawa hasil buruan, jadi hanya sayuran ini yang bisa dimasak" jelas Niki menjawab keheranan mereka. "Tapi rasanya enak kok! Sayurannya segar-segar, langsung diambil dari kebun" sambungnya. Enam bersahabat itu mengangguk. Tidak masalah.

Adalah di antara mereka semua, Leony yang terlihat paling berselera. Wajahnya berbinar menatap semua makanan. Tidak sabaran hendak mengisi piring dengan porsi penuh.

Mereka semua mulai menyendoki makanan yang terhidang setelah Noki mempersilakan. Niki ikut bergabung. Membawa sebuah kursi kayu dan duduk di sebelah Noki. Sendok dan piring mulai berdenting tatkala mereka mulai mencicipi masakan Niki. Ternyata rasanya enak sekali!.

"Tampaknya tersasar dan mengarungi hutan selama dua hari membuat nafsu makanmu bertambah, Leony" Nesya berseru menatap piring Leony penuh membubung.

"Semua masakan lezat ini sayang jika dilewatkan, bukan?" jawab Leony, nyengir.

"Kau seperti tidak tahu saja, Nesya! Dia kan vegetarian. Mana tahan melihat makanan seperti ini" timpal Virga.

"Itu namanya tukang sayur. Bedanya, dia memakan bukan menjual. Semua sayur ia lahap" Cornia berkomentar datar.

"Apa kau bilang?!" Leony mendelik. Cornia hanya melengos sambil tersenyum tipis.

"Sudah sudah... Ayo lanjutkan makannya. Lagi pula jika kau suka, di kebun belakang ada banyak jenis sayuran, Leony. Niki akan dengan senang hati memasakkannya untukmu jika kau mau" Noki melerai. Mendengarnya membuat rasa sebal Leony mereda.

Sementara Cornia hampir tersedak menahan tawa. Dasar, tukang sayur!. Batinnya.

Semenjak mereka bersahabat, Cornia memang menggelari Leony dengan sebutan 'tukang sayur'. Sebab dia suka sekali dengan sayur. Sehari-hari makan harus ada sayur, setidaknya lalapan. Atau kalau tidak nafsu makannya akan berkurang, tidak berselera. Cornia yang selalu usil memanggil 'tukang sayur' membuat keributan kecil seperti itu tidak dapat dielakkan tiap kali makan bersama.

"Masakanmu sedap sekali, Niki" puji Virga.

"Benar! Aku saja sampai ketagihan. Kapan-kapan kalau boleh aku ingin diajari memasak seenak masakanmu ini Niki" tambah Gemi. Membuat Niki tersenyum malu, mengangguk.

"Sayang sekali tadi aku belum mendapatkan hasil buruan. Kalau saja aku membawa seekor rusa atau kijang, tentu kalian akan makan lebih lahap dari ini. Daging rusa panggang buatan Niki terkenal sangat lezat! Ditambah dengan sambal pedas dan lalapan. Dijamin mantap!" Noki mengacungkan jempol. Kali ini dia yang berkomentar memuji adiknya. Dan sekali lagi, Niki tersenyum malu.

Sepuluh menit kemudian, makanan di depan mereka tandas.

Fighting dreamersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang