25

24 3 8
                                    

Sekembali dari padang ilalang menemui Ran, Leony dan Cornia berbincang banyak hal di perjalanan pulang. Membahas banyak rencana. Kurang lebih sepuluh meter lagi mencapai rumah, mereka dikejutkan oleh Noki dan Jo yang tiba-tiba saja muncul dari balik belukar tepi jalan. Menyandang kayu yang diikati seekor rusa besar di tengahnya. Dua lelaki itu tertawa-tawa melihat ekspresi kaget Leony dan Cornia yang hampir saja menjatuhkan buku tebal dalam pangkuannya. Membuat rusa yang terikat pada kayu yang mereka sandang itu ikut bergoyang-goyang.

Leony berseru sebal, hampir saja menimpuk Noki yang tertawa menyebalkan dengan buku di genggamannya. Noki buru-buru menghindar, meski buku itu tidak jadi melayang ke kepalanya yang terlindungi topi.

Setelah kedua lelaki itu meminta maaf, membujuk karena itu hanya gurauan, mereka akhirnya melanjutkan langkah menuju rumah berbarengan. Dengan Leony dan Cornia yang berjalan di depan. Meski sebenarnya mereka masih sebal.

"Wah.. Kalian mendapatkan tangkapan yang besar..!" Cesya yang sedang membaca buku di teras, terlonjak melihat hasil buruan Noki dan Jo.

"Ah, kau berlebihan Cesya! Ini masih belum ada apa-apanya" Noki tersenyum bangga.

Leony dan Cornia mendengus, sombong sekali.

"Hari ini kita akan mengadakan acara makan besar! Kita akan membakar rusa ini dan memakannya bersama-sama"

Cesya membulatkan mata, sungguh? Noki mengangguk, tentu!

"Hei Leony, Cornia. Kalian berdua kenapa diam saja? Masih sebal dengan kami ya? Maaf..." seru Noki melihat dua gadis itu yang sedari tadi memasang wajah masam.

"Iya.. Kami kan hanya bercanda" Jo ikut menimpali dengan suara 'wanitanya'. Demi mendengar itu, tawa Leony dan Cornia meledak seketika. Aneh sekali rasanya melihat pria tampan tapi bersuara wanita. Dan entah kenapa tiba-tiba saja Virga yang asik membaca buku di dalam berhamburan keluar ketika mendengar suara unik itu.

Kepalanya menyembul di pintu, senyum-senyum tidak jelas pada Jo. Yang disenyumi jadi salah tingkah. Cornia dan Leony menepuk dahi.

"Cesya, kau bisa meracik bumbu untuk rusa bakar kan?" Noki bertanya yang langsung dijawab anggukan, tentu.

"Nah.. Kalau begitu.. Kau dan Leony...."

"TIDAAAAK......!!"

Kalimat Noki terputus saat mendengar teriakan keras dari dalam. Sedetik kemudian disusul oleh suara 'gedebak-gedebuk' yang jika didengar lebih jelas, keributan itu berasal dari kamar Noki. Sekejap, mereka semua sudah berhamburan memasuki rumah dengan rusa yang masih tersandang di bahu.


"Ada apa ini?" teriak Noki. Pintu kamar berdebam membentur dinding.

"Apa yang terjadi?" seru Gemi yang ikut melongokkan kepala panik, terbangun karena teriakan itu.

Sementara di dalam sana, Nesya dan dua tawanan yang tampak resah itu menatap kaget.

"Ada apa Jo? Kau tidak lihat semua orang panik?" bentak Noki ketika Jo menepuk pelan bahunya.

"Hm.. Anu... Bukankah lebih baik kita turunkan rusa ini dulu?"

Semua mata tertuju pada Noki dan rusa yang tersandang di bahunya, seolah lupa dengan kejadian barusan, tawa mereka meledak begitu saja. Bahkan kedua tawanan mereka itu sulit menyembunyikan tawanya, si hidung besar terpingkal saking lucunya. Sangat kontras dengan kondisinya sebelumnya yang ketakutan setengah mati oleh aksi Nesya.

Noki menggaruk kepala salah tingkah, lalu buru-buru menurunkan rusa itu di lantai.

"Kau sedang apa Nesya? Kenapa berteriak?" tanya Noki serius setelah tawa mulai reda. Leony melangkah memasuki kamar.

Fighting dreamersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang