Hari ini adalah hari pertama Blackpink debut, mereka akan tampil perdana di Music Bank,
Setelah sebelumnya mereka merilis 2 MV dan kini mereka akan tampil secara live didepan para penggemar.Terlihat Rio berlari dengan tergesa, sesekali ia menabrak orang-orang yang berlalu-lalang dijalanan, tujuan nya hanya 1 yaitu melihat pernampilan perdana kekasihnya.
Beruntung ia mempunyai kartu yang lisa berikan agar bisa melihat pertunjukan.Rio menghela nafas berkali-kali saat udara terasa sesak didalam, dia terlambat, BLACKPINK sudah menyanyikan 1 lagu, namun ia masih beruntung karna kekasihnya akan menyanyikan lagu kedua.
Dentuman keras alunan musik beat, mulai terdengar, teriakan para fans memeriahkan suasana, dilihatnya chaeyoung yang begitu cantik dimatanya, baju hitam dengan rok mini itu serta rambut yang di cat kecoklatan membuat Rio tersenyum, betapa mempesonanya seorang chaeyoung.
Lagu yang terbilang asik ini, mampu membuat para penonton berjingkrak- mengikuti alunan musik, tak jarang beberapa orang menyanyikan lagu blackpink. Chaeyoung melirik lelaki yang berdiri tepat didepan memberi nya senyum yang membuatnya begitu bersemangat.
•
Rio terdiam melihat kekasihnya yang berlari dan memeluknya, mereka berada diruangan khusus, berterima kasihlah pada lisa, karna gadis itu meminjam 1 ruangan yang memang khusus untuk Rio agar bisa bertemu dengan chaeyoung.
"Bagaimana Rio? Apa aku membuat kesalahan"tanya chaeyoung.
"Tidak, kau sangat sempurna, dan menggoda" Rio terkekeh dengan perkataanya, memang benar kan?.
"Aishh, hentikan tatapan mesummu itu atau tidak aku colok kedua matamu" Rio semakin terkekeh melihat kekasihnya yang kesal.
"Hei janganlah apa kau ingin mempunyai kekasih yang buta?" Chaeyoung menggeleng pelan.
"Makannya jangan mencolok mataku, aku kan masih ingin melihat tubuh sempurnamu itu chaeng" Rio berucap dengan cengiran mesum yang membuat chaeyoung menjitak kepalanya.
"Awh, aku hanya bercanda sayang" chaeyoung mendelik malas.
"Bercanda mu itu menjijikan, um terus Rio bagaimana dengan kuliah mu?"ucap chaeyoung.
"Baik-baik saja, aku benar-benar kaget, grup kalian bisa menghipnotis para penonton, dan MV mu pun terbilang sukses chaeng, aku yakin tak lama lagi kau, lisa, jennie dan jisoo akan terkenal."ucap Rio
"Semoga saja, apa kau lapar?"chaeyoung bertanya, Rio mengangguk.
"Tentu saja, kau free? Ayo makan bersamaku"ucap Rio memasang wajah memelas.
Chaeyoung berfikir sejenak, tidak ada salahnya.
"Baiklah kalo begitu"ucap chaeyoung, Rio segera tersenyum senang, mereka pun pergi untuk makan bersama di restoran biasa.
Meninggalkan jennie, lisa dan jisoo yang sedikit kesal karna chaeyoung menghilang begitu saja, untung mereka tidak ada jadwal lagi. Kalo ada lisa pasti sudah bersiap untuk menggantung Rio hidup-hidup.
•
Seperti biasa lelaki yang sudah mulai tumbuh dewasa ini, berkutat di studio kecil miliknya, menciptaka lagu-lagu yang mungkin akan ia jual kepada agensi-agensi musik, semenjak 2 bulan lalu lagu yang ia buat dibeli Teddy, membuatnya mulai terkenal di kalangan komposer lainnya.
Rio menghela nafas beberapa kali, pening yang mulai menyerang, menunjukan jika lelaki ini benar-benar sedang berfikir keras, ia sesekali melihat layar hanphonenya, kekasihnya sudah beberapa hari ini tidak ada kabar, gadis chubby itu belum juga membalas ataupun menelpon balik.
Rio tau jika chaeyoung mulai sangat sibuk, apalagi melejitnya blackpink dikalangan warga korea, dan ketenaran mereka membuat waktu Rio dengan chaeyoung semakin terbatas.
Rio mengambil kertas lirik yang ia buat, jika rindu begini dia akan memainkan dentingan piano yang akhirnya akan menjadi sebuah karya baru.
•
Gadis itu terlihat begitu kelelahan, jadwal yang padat membuatnya lupa segalanya termasuk mengabari keluarga dan pasti kekasihnya Rio
Chaeyoung mengirim pesan singkat kepada ayah-ibu dan kekasihnya.Rio terhenti dalam permainan pianonya lalu melihat ponselnya yang berbunyi, senyum terlihata dibibir tebal lelaki itu,di bukannya pesan dari chaeyoung
"Slamat malam Rio, mian, aku tidak sempat membalas mu, jadwalku sangat padat, bahkan aku baru membuka hp setelah beberapa hari, jangan lupa makan, aku merindukanmu💜"
Rio menghela nafas, dia harusnya sudah terbiasa namun tetap saja, rasa rindu selalu menghantui, dengan cepat ia menelpon gadis itu.
"Hallo, hei Rio..." dapat Rio dengar suara lelah gadis itu.
"Hei, kenapa kau tampak begitu lesu, bersemangatlah, aku tau jadwal yang padat membuat mu sangat lelah, jangan lupa slalu meminum vitamin chaeng, dan jangan lupa makan, nanti badan mu semakin kurus, aku tidak mau melihat tubuh chaeyoungku kurus seperti lisa, kekekek..." Rio terkekeh dengan perkataannya, gadis itu pun terdengar tertawa kecil.
"Berhentilah menghina lisa Rio, meski kau benar dia sangat kurus, kau sedang apa? Apa kau marah karna aku tidak mengabarimu?"
"Aku sedang membuat lagu, iya aku marah, tega sekali kau tak memberiku kabar, apa kau tidak tau jika aku sangat merindukanmu? " Rio berucap kesal, namun chaeyoung tau jika lelaki ini sedang bercanda, dapat gadis itu bayangkan wajah kesal kekasihnya pasti sangat menggemaskan, ahh...chaeyoung jadi ingin bertemu dan mencubit gemas pipi lelaki itu.
"Memangnya aku tidak merindukamu Rio? Aku sangat merindukanmu, jangan berbicara seakan hanya kau yang terksisa" Rio terkekeh lalu tersenyum.
"Aku rindu, kapan bertemu? "Rio berucap serius, ia benar-benar merindukan gadis ini.
"Aku mau, tapi jadwalku masih padat, bisakah kau menunggu sebentar lagi? Jika aku diberi libur, mari bertemu " dapat terdengar suara sedih dari sang gadis.
Rio menghela nafas...
"Aktifakan videomu, aku ingin melihat wajahmu" Chaeyoung segera memencet tombol video dan terlihat lah wajah lelaki itu.
Mereka mulai berbicara kembali, lebih tepatnya gadis itu berbicara tentang semua yang ia lakukan, dan Rio dengan setia mendengarkan, sambil sesekali merespon pertanyaan dengan jawaban.
Dua insan ini masih dimabuk asrama meski 6 tahun bersama, rasanya masih terasa indah, namun mereka tidak tau jika disuatu hubungan yang tenang pasti akan ada badai yang mengacaukan.
Meski terkadang perdebatan kecil sering terjadi, namun rasa mengalah lelaki lebih besar, menghadapi gadis egois tidak semudah yang dipikirkan namun Rio selalu sabar dan menjadi air saat chaeyoung menjadi api.
Semua masih baik-baik saja sebelum dia bertemu dengan seseorang yang mampu merubah sudut pandang, dan rasa hati yang mulai memudar, itu teramat biasa bagi setiap hubungan. Namun cara itu terlalu menyakitkan, apa yang harus di perjuangkan lagi? Entahlah yang pasti semua masih baik-baik saja.
Percayalah, saat tujuan mulai berbeda jalan, aku akan tetap berjalan dijalan yang sama, menunggumu dan berteriak, jika kita masih bisa bersama, dan tenanglah, ku pastikan, kau baik-baik saja.
••