Kelopak-kelopak merah muda mulai bermekaran, menandakan bahwa musim semi akan segera di mulai. Hatinya pun tidak kalah cerah dan indah dari cuaca hari ini. Ia bersenandung sembari tangannya memegang alat cukur dan mulai mencukur rambut-rambut halus yang memenuhi dagunya. Setelah membasuh krim cukur, ia menatap cermin dan tersenyum lebar begitu melihat dirinya yang semakin tampan tanpa rambut-rambut itu. Lalu ia menepuk-nepuk bagian yang basah hingga handphonenya berdering, melantunkan lagu Sugar-Maroon 5.
Lagi-lagi, ia tersenyum lebar begitu sebuah nama menghiasi layar ponselnya.
"Good Morning, Gita-ku sayang~" sapanya, riang, seperti anak TK yang bertemu pelosotan.
Yang di sana, membalas dengan ekspresi sebaliknya. "Nggak pakai lama, ya, Go. Gue mau kerja juga!"
"Santuy mba!"
"Apaan, sih. Cepetan!"
Pria itu berdesis. "Emangnya lo udah di sana?"
"Apa? Lo mau nyalahin gue kalau gue masih di rumah?"
Buru-buru, pria itu membalas. "Nggak, nggak. Siap OTW!"
"Bacot!"
Panggilan diputuskan oleh pihak yang menelepon, membuat pria itu berdecih pelan. Dengan gesit, ia mengambil sweater, coat, dan jeansnya di lemari dan tidak lupa mengenakan topi berwarna hitam bertuliskan 'Peaceminusone'. Walaupun sudah memasuki musim semi, sisa-sisa musim dingin masih terasa, sehingga ia terpaksa mengenakan mantel panjang yang menyesakkan itu. Takut kena marah dengan kekasih tercintanya yang sudah susah ia dapatkan itu, ia segera menaiki taksi dan menyebutkan tempat janji mereka. "Lily Café, please."
Tidak butuh waktu lama, hanya sekitar sepuluh menit, taksi telah menepi di depan Lily Café. Setelah membayar tarif, ia segera masuk ke Café, dan mencari-cari kekasihnya. Begitu ia menyadari bahwa kekasihnya belum datang, lagi-lagi ia menghela napas. Ya, begitulah kehidupan. Perempuan selalu benar.
Pria itu duduk di meja di bagian pojok setelah memesan segelas Americano. Ia mengambil ponsel disakunya, lalu membuka chat room di Line. Chat room yang berisikan obrolannya dengan kedua sahabatnya, Ari dan Sam.
Sam BacoD
[Eh badrun @.ErigoPrtm. Kapan lo balik, sih? Berhenti kerja juga gue lama-lama gara-gara Olip!:(]Ari Sok Kalem
[Berhenti aja. Bacot]
Sam BacoD
[Eh, kenapa ngegas?]
[Tau, deh yang mau kawin..]
Erigo mulai mengetik di chat room.
Erigoprtm
[Heh, sama siapa?]
[Diam-diam aja lo pada]
Ari Sok Kalem
[Lambe Turah banget, sih lo Sam]
{Percaya aja sama Sam. Menduakan Tuhan]
Sam BacoD
[Yee jangan emosi dong!]
Ari Sok Kalem
[Apaan sih. Lo kali yang pake tanda seru]
Erigo membaca chat itu sambil tersenyum geli. Sudah kurang lebih empat bulan ia tidak bertemu dengan kedua sahabatnya itu. Karena pekerjaan dan kekasihnya, ia memutuskan untuk menetap di Paris sampai waktu yang belum ditentukan. Maka dari itu, wajar saja Sam murka kepadanya. Biasanya, ketika di Jakarta, Erigo memiliki banyak waktu luang karena pekerjaannya di sana tidak begitu sibuk, sehingga ia bisa menjaga dan mengurus Olip, anak perempuan Sam ketika sahabatnya itu sedang bekerja. Dulunya, Sam bekerja di bagian administrasi perusahaan milik Erigo, sehingga pria itu terlalu sibuk untuk sembari menjaga Olip. Istrinya, Nella, merupakan seorang dokter anak di rumah sakit swasta. Karena Erigo adalah pemilik sebuah perusahaan yang tidak terlalu besar, namun tidak kecil juga, makanya pria itu memiliki banyak waktu luang. Namun, sejak Erigo memutuskan untuk membangun cabang perusahaannya di Paris, Sam dinaikpangkatkan menjadi CEO perusahaan. Walau Sam masih memiliki waktu untuk mengurus Olip, tetap saja pria itu cerewet karena merasa Erigo melarikan diri darinya. Padahal Erigo sengaja mengangkat Sam menjadi CEO agar pria itu masih bisa mengurus Olip. Namanya juga Sam. Seorang netizen julid.

KAMU SEDANG MEMBACA
EnG's-02: Stairway [COMPLETE]
Novela Juvenil[SEQUEL OF ELEVATOR] Erigo dan Gita, dua orang yang dulunya tidak pernah mau akur. Tapi itu 'dulu', sebelum ada jembatan yang menghubungi hati mereka masing-masing. Ya, sebelum ada cinta. Mereka dipertemukan di Paris, setelah delapan tahun...