Bab 1

1.1K 50 3
                                    

Mira...mira..bangun cu, nenek Mari membangunkan cucunya. Di masa tua seharusnya untuk orang seusianya lebih banyak di habiskan untuk beribadat tapi tidak berlaku untuknya, walaupun begitu ia tetap ikhlas menjalani kehidupannya dengan bekerja keras untuk menyambung hidup.

Sejak anak laki-lakinya Somad dan menantunya Rosma meninggal karena kecelakaan, otomatis ia yang harus menjaga ke tiga cucunya Mira, Ocan, Susi. Sekarang dengan seiring waktu Mira dan adik-adik beranjak dewasa. Contohnya Mira tamat sekolah menengah atas terus melamar kerja menjadi kasir di mall.

Sedangkan ia membuat kue-kue dan menitipkannya ke toko-toko dekat pasar dan hasilnya lumayan laris. Penghasilan mereka berdua dapat menyekolakan ke dua adik Mira.

Nenek Mari bahagia sekaligus sedih dan khawatir maksudnya bahagia karena Mira anak yang bertanggung jawab pada nenek dan ke dua adiknya, kalau sedih melihat ia sudah menanggung beban berat untuk gadis seusianya.

Sedangkan khawatir bukan bohong kalau ia mengakui Mira adalah gadis yang cantik, dengan etikanya sopan dan bahasa yang lembut banyak mengundang perhatian laki-laki, itu yang membuatnya selalu khawatir bathin nenek Mira.

Dengan lembut di usapnya rambut Mira, di perhatikannya keadaan cucunya, rambut hitam lebat panjang, tubuh tinggi langsing cenderung kurus, bulu mata lentik, kulit putih dan hidung manggir.

Dengan ini ia lebih cocok jadi aktris atau wanita-wanita yang gambarnya ada di majalah itu ! ...apa namanya..ya ..duh lupa aku pikir nenek Mari yang berusaha menginggat, karena tidak ingat dia jadi pusing sendiri.

Karena ke banyakan melamun baru nyadar setelah di jawil. Nek' pagi-pagi kok sudah melamun nanti jodohnya lari kata-kata iseng keluar dari mulut Mira. Mendengar kata cucunya tak urung membuat nenek Mari tertawa geli.

Kalau jodoh nenek lari ! lalu dari mana ayahmu muncul ? dari pohon tales tanyanya lagi, mendengar itu mira jadi tertawa. Ayo ' mir sekarang subuh dulu lalu bersiap untuk kerja. Oke nek' cucu tercantikmu akan melaksanakan perintahmu ujar mira sambil meningalkan neneknya yang duduk di pinggir ranjang.

Di meja makan nenek sudah menyiapkan semua sarapan pagi. Setiap hari mereka beraktifitas selalu pagi - pagi sekali. Selain mira yang pergi kerja, ke dua adiknya sekolah yang tidak terlalu jauh dari rumah, nenek juga membuat kue-kue ringan putu ayu, naga sari, lepet ketan.

Sebagian bahan di siapkan semalam dan sebelum subuh mulai di masak, jadi bila cucunya sudah pergi semua maka ia dapat santai membawak dagangannya ke toko ke dekat pasar. Ayo ' Ocan...Susi cepat kita berangkat, mira mengajak ke dua adik yang santai sekali makannya.
Mereka bergegas mencium tangannya , kami pergi nek' Asallamu'alaikum,' salam mereka ' Wa'alaikum salam' balas nenek Mari, tapi saat sudah siap berangkat Mira ingat sesuatu yang hampir ia lupakan ' tunggu sebentar ' katanya, ada apa kak? apa kakak lupa bawa foto kak Hamid celetuk Ocan, sontak mata Mira menjelit pada Ocan yang ke tawa melihat kakaknya sedangkan nenek dan susi ikut tertawa.

Mira apa yang ketinggalan ? tanya neneknya. Sebentar nek ' mira menuju ke tempat barisan pot-pot bunga di dekat jendelanya, ia hampir lupa menyiram bunga mawar putihnya. Nenek dan ke dua adiknya sudah tahu kecintaannya pada mawar putih, mereka sabar menunggu kakaknya selesai menyiram lalu....kami pergi neek kata ketiga cucunya serentak. Nenek Mari menunggu sampai menghilang dari pandangan lalu ia bersiap pergi.

BUNGA DI TENGAH MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang