Di kamarnya Mira hanya rebahan saja. Habis membantu neneknya dan bicara sedikit dengan ke dua adiknya ia langsung masuk kamarnya. Mira mengingat saat di pesta tadi, kesal dan sebel nian lihat Yola kecentilan di depan Bang Hamid.
Perasaan bukan dia yang ultah tapi tingkahnya lebih dari orang yang punya hajatan, Mira selalu berpikir Yola adalah orang yang pantas di hindari, sifatnya seperti srigala berbulu domba. Matanya tu selalu melihat gerakan Mira untuk mencari kesempatan mendekati bang Hamid, gerah perasaan Mira.
Karena sudah tidak betah ia mengajak bang Hamid menemui Ririn. Saat Mira berjalan dengan Hamid tiba-tiba tanpa permisi lagi Lufi menarik tangan kiri Mira.Pegangan yang kuat refleks membuat Mira kesakitan.
Apa yang kau lakukan fi tanya Mira, aku mau ngajak berjoget katanya masih memengang tangan Mira tapi tidak lama tangannya di lepas paksa yang ternyata dilakukan bang Hamid, ia memandang marah Lufi tapi ia tidak melakukan sesuatu hanya memandang tajam.
Bisa kan sama perempuan sopan sedikit cetusnya pada Lufi yang kurang Senang di tegur Bang Hamid. Memang kamu siapa ? Menghalangi saya jawabnya kasar. Hamid mau membalas omongan Lufi tapi sudah di halangi Mira, ia memberi kode untuk tidak meladeninya. Lufi.. ' dia pacarku ' tolong ' jangan ganggu kami kata Mira sambil menarik tangan Bang Hamid meninggalkan Lufi.
Setelah pamitan dengan Ririn dan memberikan kadonya, Mira juga menyempatkan ngobrol dengan teman-temannya lain termasuk teman akrabnya di SMA Fina dan Dini. Ternyata mereka juga sudah punya pacar masing-masing dan sekalian kuberi mereka kabar kalau aku akan menikah maka ku kenalkan bang Hamid adalah calon suamiku.
Mir tadi aku lihat kau agak kesal sama cowok yang menyentuh tanganmu, siapa dia ? tanya Fina, ia bertanya saat hanya mereka bertiga sedangkan pacar mereka memisahkan diri dan bertiga asik juga ngobrol.
Maksudmu laki-laki yang ada tato di tangan tanyanya balik. Benar sahut Fina. Dia itu Lufi tetangga Ririn, ah sudahla membahas orang yang tak penting amat. Hei Mir lihat cowokmu sudah di deketin si Yola seru Dini, cepat amankan cowokmu dari perempuan genit itu kata Dini lagi.
Melihat itu Mira mulai kesal, Din..Fin..ayo kita ke sana, ajak Mira. Mereka bertiga mendekatin pacar mereka, Mir ' kami berempat pulang duluannya ujar Fina (maksudnya Dina dan ke dua pacar mereka. Sekarang tinggal Mira yang akan menghadapi Yola.
Mira melihat si Yola berusaha mau nempel sekali dengan Bang Hamid, senyum dan suaranya tu pakai di manjain lagi, beda banget kalau lagi bertengkar sama -sama cewek suaranya menggelegar kasar lagi, ini harus di hentikan pikir Mira.
Yola terkejut Mira sudah berdiri dekatnya, kelihatan wajah tidak senang apalagi usahanya mengambil hati Hamid tidak berhasil. Salah satu yang di sukai Mira pada Hamid, dia bukan laki-laki yang mata keranjang jadi ia yakin bang Hamid tidak ngampang tergoda.
Ayo Mir kita pulang nanti kesorean kata Hamid pada Mira, ia cepat menggandeng Mira tanpa memperdulikan lagi Yola, Mira melihatny, emang enak di cuekki, jangan kepedean banget ( Mira jadi tersenyum melihatnya ).

KAMU SEDANG MEMBACA
BUNGA DI TENGAH MALAM
Horrormira bekerja keras demi keluarganya tapi kecantikanya membuat hidupnya menjadi singkat