ĺBab 7

321 26 0
                                    

     Mir..mir..panggilan berkali-kali yang membuat Mira akhirnya menoleh, hari ini ia berangkat kerja terburu- buru karena mimpi buruk semalam membuat ia sulit tidur, walaupun bisa tidur itupun mendekati waktu subuh. Mira melihat yang memanggilnya ternyata Yola.

      Kalau menuruti hati sebenarnya Mira malas bertemu apalagi ngajak ngobrol. Mira tambah kesal Yola tak lihat situasi, bisa terlambat aku pikir Mita. Ehmm ada apa Yol ? Anu Mir aku hanya kasih tahu Sabtu nanti ada undangan ultah dari Ririn, hari Sabtu kan kau libur, benar kan ? Tanyanya.
Ya benar, tapi aku belum bisa memastikan apa bisa datang jawab Mira. Harus datang Mir tegas Yola, teman-teman sekolah kita semua datang, sekalian aja kita reuni jelasnya. Yol sekarang ini aku belum tahu, kita lihat saja nanti.

      Maaf aku terburuh-buruh, tidak apa ya aku tinggal tanya Mira. Tak apa pergi la jawab Yola. Daaa... jawab Yola, begitu saja ia meninggalkan Mira. Melihat ini tambah dongkol saja hati Mira, yola...yola..tidak pernah berubah kata hati Mira.

       Beberapa hari ini Mira selalu sibuk. Pagi sampai sore kerja di rumah membantu neneknya menyiapkan bahan-bahan kue yang akan di masak pagi-pagi, lalu mendengarkan rayuan pulau kelapa Bang Hamid ( hee..hee..). Setelah mendiamkan soal ultah Ririn, akhirnya Mira memikirkannya juga.

      Acaranya hari sabtu siang, pasti mereka membawa pasangan masing-masing pikir Mira, kenapa tidak, aku kan bisa membawak Bang Hamid sekalian mengenalkannya sebagai calon suamiku ujarnya dalam hati.

       Kebetulan habis ujian dapat libur berapa hari jadi Ocan dapat membantu neneknya jualan, sedangkan Susi belum libur. Mira sudah mengatakan kepada neneknya nanti siang mau pergi ke ultah Ririn. Mira hanya di pesani kalau tidak lama lagi dia akan menikah jadi harus memanfaatkan waktu liburnya untuk mempersiapkan keperluannya dengan Hamid.

      Iya nek ' kalau pulang nanti sekali pergi dengan bang Hamid mau beli barang-barang untuk lamaran nanti jelas Mira pada neneknya. Ya bagus la kalau sudah kalian rencanakan, nenek ikut saja yang kalian berdua inginkan ujarnya lagi.

      Di kamar Mira berniat menghubungi Hamid, ia menunggu berapa menit baru terdengar di angkat ' Asallamu'alaikum bidadari abang ' jawaban langsung telepon dari Mira ia berikan. Dasar gombal....balas Mira sambil tersenyum.

      Ayo ! masih pagi sudah telepon abang, ketahuan ni kalau yang rindu banget dan ngebet ketemu sama si ganteng godanya lagi. Payah cowok-cowok zaman sekarang, di telepon katanya ngebet banget, tergila-gila kalau tidak di telepon di anggap tidak cinta pokoknya macam-macam lah balas Mira.

       Maaf dik kalau tergila-gila aku ngak ngomong loh katanya sambil tertawa pelan. Mendengarnya jadi sebel Mira rasanya mau di apakan cowok ini pikirnya lagi.
Nah berhubung rindu sudah terbalas, sekarang adik perlu apa ? tanyanya.begini abang ku sayang ( tanpa disadar ia jadi ikutan gombalnya ),di sana Hamid tertawa mendengarnya.

       Hari ini teman ku ada yang ultah, Mira berniat mengajak abang ke acara itu, mau ngak bang ? Tanya Mira. Untuk adik Mira abang selalu siap, kapan ? kalau sekarang 'oke ' sahutnya cepat. Ya ngak usah gitu juga kalee bang, kelihatan nafsuh banget kayak orang takut ngak dapat jatah makan sahut Mira sambil tertawa cekikikan, ' kenah dia ' ( diam aja tuh ) pikir Mira.

BUNGA DI TENGAH MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang