Bab 24 (TAMAT)

382 32 5
                                    

Dengan outnya nyawa pak Arpan dari dunia nyata alias meninggal dunia maka kasus yang melilitnya praktis singkat. Saat penguburan ayahnya selesai, malam itu Lufi dan ibunya duduk di meja makan, ibunya memperhatikan sekelilingnya rumah tampa sepi ya Luf, saudara ayahmu dan saudara ku mau datang tapi tak mau menginap, alasannya takut kata mereka.

Ya sudah lah bu' kita kan tidak bisa maksa mereka sahut Lufi. Tapi Luf ' kan tidak bisa gitu juga, apa mereka tidak memandang ibu, kan belum satu hari ayah mu meninggal mereka sudah tinggalkan ibu sendiri ujarnya agak kecewa.

Ehm..Lufi tersenyum, ia menggusap lembut tangan ibunya ' sabar ya bu ' kan ibu tidak sendirian, Lufi akan selalu menjaga ibu sahutnya. Luf kan tidak ada saksi yang melihat ayahmu membunuh Mira, dengan bantuan pengacara kan bisa bebas kata ibunya. karena itu Mira tidak membiarkan ayah hidup panjang jawab lLufi.

Saat mereka asik ngobrol, kretakk...kretakk..tuk..tuk.suara yang terdengar lumayan keras sehinga membuat Lufi dan ibunya spontan berhenti. Setelah yakin asal suara dari kamar ibunya membuat mereka jadi diam, aura ketegangan mulai tampak di wajah mereka, sama-sama tidak punya inisiatif untuk memeriksa.

Bless..lampu kamar mati mendadak, Lufi dan ibunya jadi terkejut, repleks Lufi menarik tangan ibunya 'ayo..bu ' kita malam ini tidur ke tempat tetangga saja ajak Lufi pada ibunya. Walau itu ulah ayahnya tapi kan sudah beda alam membuat mereka takut, apalagi ada suara orang yang mirip suara ayahnya dan bantingan pintu membuat Lufi dan ibunya menjadi berlari ke pintu depan, untung sempat mengunci pintu, ibu dan anak menumpang semalam ke rumah tetangga dengan alasan tak enak terlalu sepi.

Bukti dan pengakuan sudah ada membuat kasus mereka berdua lancar-lancar saja dalam sidang, dan ketuk palu hukuman Sarman lebih lama dari Darmo, mereka menerima semua maka sidang terakhir mereka adalah hari ini.

Di saat terakhir selain orang tua mereka, perwakilan keluarga korban Ocan dan Hamid juga hadir Lufi walau masih tak percaya kedua temannya terlibat tindakan kriminal ayahnya tapi ia harus hadir karena hari terakhir ia bertemu mereka berdua, sebab ia dan ibunya berencana mau pindah rumah ke kota Malang dekat saudara ibunya.

Di rumah Mira, ayo' Susi...Ocan cepat' jangan ada ketinggalan, sudah nek jawab Susi. Jadi rencana kita akan bertemuan dengan Hamid di tempat pemakaman Mira saja ? tanya nek Mari pada cucunya, iya nek sahut Ocan.

.Memang mereka bertiga berniat ingin berziarah ke makam Mira, walau di sisi lain nek Mari belum puas karena kematian otak pembunuhnya terlalu cepat..ya Arpan, masih tetangga dekat dan kenal baik dengan anaknya Almarhum tapi apa mau di kata Allah yang menentukan akhir hidup seseorang ujarnya dalam hati.

Sedangkan Rudi, sejak di tangkap pelakuya saat pulang malam Rudi hanya melihat bunga mawar yang sering di siram Mira tanpak layu kering seperti tak pernah di siram.

Sedangkan Sarman dan Darmo yang saat ini ada di dalam penjara, mereka berdua lagi duduk berdampingan tanpa ada sehelai tikar pun karena tikar yang ada lagi di pakai para senior mereka yang ada di penjara jadi mereka belum berani meminjamnya.

Mereka lebih sering menunuduk karena takut di pelototi senior mereka. Hei ' kalian panggil salah seorang dari mereka, ya ada apa bang ? jawab Sarman cepat. Kalian masih muda sudah berani berbuat kejahatan, apa yang sudah kalian lakukan di luar katanya yang wajahnya lumayan garang.

Kami di ajak memperkosa dan membunuh wanita tapi bang aku tidak melakukannya, aku meninggalkan mereka ketika melakukannya sahut Darmo cepat, para tahanan lain hanya memperhatikan Darmo sebentar karena mereka sudah menganalisa tingkah Darmo yang agak-agak kurang gitu (alias konslet ), itu kata mereka sih.

Jadi kau yang melakukannya tunjuk tahanan yang paling tua. Saya tidak membunuhnya bang, kalau memperkosa saya terpaksa jawab Sarman pelan. Hei' terpaksa atau mau ? Sentaknya pada Sarman.

Merasa tidak bisa berbohong pada para pakarnya akhirnya Sarman mengakuinya, iya bang ' saya tidak terpaksa jawab Sarman pelan. Ingat tahanan baru tidak boleh bohong pada senior katanya sambil di iringi ketawa teman-temannya.

Setelah melakukan banyak interviu yang mereka lakukan maka sebagai hukumannya mereka berdua harus memijiti kaki mereka setiap hari bergiliran, tunggu bang ' kalau boleh saya tahu kasus apa abang di hukum tanya Darmo cuek.

Ehmm saya kelas berat dan besok akan di pindahkan jawabnya, kelas berat ujar Darmo sambil melihat badan semua tahanan. Apa yang kau lihat, kelas berat bukan badan kami yang berat tapi hukumannya jelasnya sambil menatap tajam Darmo. Sarman yang terkejut cepat menjawil temannya. TAMAT

Bagi readers yang baik, tolong tinggalkan jejak yaa, vote dan comment sebanyak banyaknyaa terima kasih!😊❤

Nrkmla72

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BUNGA DI TENGAH MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang