Bab 10

279 26 0
                                    

      Dik' abang mintak maaf ya dua hari ini tidak bisa jemput.  Ya adik tahu la soal kerja mendadak harus ke luar kota. Itu yang di ingat Mira ketika menerima telepon Hamid pagi tadi. Sebenarnya sih tidak masalah, ia tidak mau memaksa Hamid menjemputnya tapi yang jadi soal adiknya Ocan habis ujian meliburkan diri.

      Hari ini ia aman karena tidak ada halangan jadi bisa pulang cepat tapi harapan pulang cepat hancur sudah, di mall tempat ia kerja lagi ada acara, ya otomatis lembur deh kenapa semua pada kompak. Ya sudah nanti saja mikirnya pusing kepala ku.

      Mira baru saja turun dari angkot. Di lihatnya sekeliling hanya ada sekali kendaraan masuk.mau telpon nenek tidak mungkin, kalau Susi yang jemput penakutnya parahan dia, apa boleh buat do'a saja pikirnya. Ini yamg aku benci jalan malam sendirian lagi, clingak-clinguk, tengok ke belakang terus kayak maling saja, aduh kenapa di jalan sini ngak ada ojek , mungkin dak butuh duit lagi pikirnya.

       Sibuk dengan pikirannya sendiri sampai ia tidak mendengar ada mobil di belakangnya, ia tahu ketika ada suara pintu mobil di tutup. Saat dia menoleh ada Lufi turun bersama satu temannya, Mir 'panggilnya, baru pulang malam tidak di temani penjaganya (maksudnya bang Hamid ). 

     Tidak Lif. Ekh..anu Lif ' aku pulang dulu ya sudah malam jawabnya. Mira bermaksud cepat pergi tapi ia terkejut Lufi menghadang jalannya, tunggu sebentar Mir ' bagaimana kalau aku antar kau pulang ? Tawar Lufi, Mira melihat Lufi seperti orang baru bangun tidur tapi.... jangan...jangan ia mabuk pikir Mira mulai panik.

     Melihat situasi tidak menguntungkanya ia berusaha ramah, terima kasih Lif rumahku sudah tidak jauh lagi jadi aku bisa pulang sendiri tolaknya. Mir ' kenapa kau selalu menolak ajakanku. Apa aku harus memaksa ? ancamnya pada Mira.

     Tanpa di duga ia menarik tangan Mira, karena Mira berkeras lalu saling terjadi tarik menarik tapi tiba-tiba saja Lufi melepaskan tangan Mira karena ia kaget dibelakang Mira sudah ada Rudi ( walau gaya Lufi kayak preman di depan cewek tapi untuk bergaya di depan Rudi nanti dulu.

      Ia masih menggingat bogem mentah alias ketupat bengkulu di pelipisnya (ampun deh ). Perlahan ia mundur ya sudah Mir kalau tak mau dak apa-apa kata Lufi, ia mundur terus masuk ke mobilnya lalu kabur aja.

          Mira tidak menyangkah kalau Lufi takut sama Rudi. Gaya Rudi yang pendiam dan dingin dan memandang tajam lawannya, ia jarang memukul tapi kalau sudah merasakan bogemnya untuk ukuran Lufi kurus dan anak mama bakal mimpi indah dulu semalam.

      Mir ' kalau pulang malam hati-hati nasehatnya. Yang aku perhatikan ada berapa laki-laki di daerah kita yang bisa melakukan hal jahat padamu sahutnya lagi. Ya..Rud ' terima kasih kau sudah dua kali menolongku jawab Mira. Ya sudah, ku antar kau balik sahutnya. Terima kaaih Rud. Mira berpikir akankah keberuntungan selalu berpihak padanya ......?

.

BUNGA DI TENGAH MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang